32. Runtuh Kembali

56 2 2
                                    

GAYS! FOLLOW DONG AKUN AKU! VOTE DONG YANG BACA CERITA INI! KOMEN DONG YANG BACA CERITA INI! AKU SUSAH PAYAH BIKIN CERITA INI, TAPI KALIAN KAYA GAK NGEHARGAIN BANGET!
SERIUSAN KALIAN CUMA MAMPIR BACA DOANG?
.
.
.
.
.
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

"Masih ingat pulang kamu?" Falisa menatap Ilyas yang berdiri tegak tepat di hadapannya. Saat Falisa membuka pintu utama, sosok Ilyas sudah berdiri menatap tajam putrinya dengan kedua tangan berada di depan dada.

"P-Papa?"

"Kenapa kamu melakukan hal menjijikan seperti itu, Falisa? Apa kamu tidak puas dengan uang bulanan yang selalu saya kasih sama kamu?" Tanya Ilyas dengan nada dingin namun terdengar penuh penekanan di setiap kata.

"Hal menjijikan?" Beo Falisa menatap Ilyas penuh tanda tanya.

"Jangan berperilaku sok polos di hadapan saya! Kamu memang gadis murahan! Bahkan Albiru sangat bodoh dengan mempercayai kamu!"

"Papa kenapa ngomong gitu? Sebenarnya apa yang Papa maksud?"

"Kamu pikir saya tidak tau dengan apa yang kamu perbuat, HAH?!" Falisa tersentak saat suara Ilyas mulai membentak dirinya.

"Saya sangat malu atas perbuatan kamu, Falisa! Apa kamu tidak cukup dengan satu laki laki?! Dengan tidak malunya kamu menginap di apartemen Arlan! Yang bahkan Arlan adalah sahabat baik pacar kamu! DIMANA RASA MALU KAMU SIALAN?!"

Buliran bening mulai berjatuhan dari pelupuk mata Falisa. Kembali, hati Falisa kembali teriris dengan ucapan Ilyas, ayah nya sendiri. Falisa bingung mengapa Ilyas bisa mengetahui tentang hal itu. Siapa yang memberitahunya? Tidak mungkin Bu Asih, Falisa tau betul Bu Asih seperti apa.

"Di bayar berapa kamu oleh laki laki itu?"

"Lisa gak jual diri, Pa." Ujar Falisa dengan suara yang sudah bergetar.

"LALU KENAPA KAMU MENGINAP DI APARTEMEN ARLAN, HAH?!"

"Papa salah paham. Albiru suruh Lisa sama Arlan karena--"

"Alasan yang tidak masuk akal! Untuk apa Albiru menyuruh kamu bersama Arlan?!" Falisa bingung harus menjelaskan seperti apa, gadis itu tidak ingin Ilyas mengetahui apa yang sudah terjadi padanya beberapa waktu lalu. Walaupun Falisa tau, di saat Ilyas mengetahuinya sudah pasti Ilyas tidak akan peduli, tapi tetap saja Falisa tidak ingin siapapun mengetahuinya.

"Masih ingin mengelak? Sebetulnya apa yang ada di pikiran kamu Falisa?! Masih untung ada laki laki yang mempercayai kamu seperti Albiru, tapi kamu menyalah gunakan kepercayaan itu dan malah menjalin hubungan dengan sahabat Albiru! Seharusnya kamu malu!"

"Harus berapa kali Lisa bilang, Lisa gak punya hubungan sama laki laki lain selain Albiru, Pa! Soal Lisa yang nginep di apartemen Arlan, Lisa bener-bener di suruh Albiru, Lisa udah nolak, tapi Albiru tetep gak menerima penolakan Lisa!"

"BERANI KAMU MENAIKKAN SUARA KAMU?!" Sentak Ilyas sembari mencengkram kuat rahang Falisa. Tangisan Falisa langsung pecah, rasanya Falisa sudah tidak tahan lagi dengan semua perlakuan Ilyas terhadap dirinya. Sampai kapan ia di pandang sebelah mata oleh ayahnya sendiri? Falisa menginginkan sosok ayah yang menyayangi dirinya.

"KAMU SEHARUSNYA BERSYUKUR, SAYA MASIH MENAMPUNG GADIS MURAHAN SEPERTI KAMU!" Ujar Ilyas semakin menguatkan cengkraman nya.

"S-sakit, Pa..." Ringis Falisa namun tak di gubris sama sekali oleh Ilyas.

LAUTAN ALBIRU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang