37. Cerai

27 4 1
                                    

GAYS! FOLLOW DONG AKUN AKU! VOTE DONG YANG BACA CERITA INI! KOMEN DONG YANG BACA CERITA INI! AKU SUSAH PAYAH BIKIN CERITA INI, TAPI KALIAN KAYA GAK NGEHARGAIN BANGET!
SERIUSAN KALIAN CUMA MAMPIR BACA DOANG?
.
.
.
.
.
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

"~Kamu adalah bukti, dari cantiknya paras dan hati~

~Kau jadi harmoni saat ku bernyanyi, tentang terang dan gelap nya hidup ini~

~Kaulah bentuk terindah, dari baiknya tuhan padaku~

~Waktu tak mengusaikan cantikmu, kau wanita terhebat bagiku, tolong kamu camkan itu~" Alunan lagu yang dinyanyikan oleh Arlan terdengar begitu merdu, di padukan dengan suara gitar yang melengkapinya.

"Buat Lo." Ujar Falisa sembari menyodorkan satu cup es krim dengan tangan kanan nya. Sedangkan tangan kiri Falisa memegang cup es krim miliknya sendiri. Arlan tersenyum simpul lalu menerima sodoran cup es krim tersebut.

Saat ini, kedua sejoli itu berada di taman kota, tentu atas permintaan Falisa. Gadis itu enggan untuk pulang, karena Falisa pastikan Ilyas akan kembali mengatainya habis-habisan. Itu sebabnya ia meminta Arlan membawanya kemana saja.

Alhasil tanpa menolak permintaan Falisa, Arlan membawanya ke taman kota. Mereka terduduk di atas rumput hijau dengan pemandangan danau indah di hadapan mereka. Bukan hanya danau yang terlihat indah, sekitaran taman pun begitu indah.

"Lo bisa main gitar?" Tanya Falisa sembari menikmati es krim rasa macha itu. Arlan menjawab pertanyaan Falisa dengan deheman singkat.

"Suara Lo bagus." Jujur Falisa yang lagi-lagi hanya mendapatkan deheman singkat dari Arlan.

"Boleh gue minta sesuatu?" Arlan yang juga tengah asik menikmati es krim pemberian Falisa, lantas menoleh ke samping di mana gadis itu terduduk di sampingnya.

"Minta apa?"

"Boleh dulu apa nggak?"

"Selama Lo minta yang masuk akal, boleh-boleh aja."

"Gue cuma mau denger Lo nyanyi. Boleh?" Arlan tampak berfikir beberapa saat, sedangkan Falisa menatap penuh harap. Cukup lama menimang nimang keputusannya, Arlan mengangguk setuju.

Melihat anggukan kepala dari Arlan, seketika raut wajah Falisa langsung berubah antusias.

"Lagu apa?" Tanya Arlan setelah mengangguk.

"Emmm, apa aja. Yang penting, Lo yang nyanyi." Arlan menaruh cup es krim di sampingnya, lalu memposisikan letak gitarnya dengan benar setelah memutuskan akan menyanyikan lagu apa.

Laki-laki itu mulai memetik gitar sehingga terdengar indah bagi siapa saja yang mendengarnya.

"~Ku tuliskan kenangan tentang caraku menemukan dirimu~

~Tentang apa yang membuatku mudah berikan hatiku padamu~

~Tak kan habis sejuta lagu untuk menceritakan cantikmu~

~Kan teramat panjang puisi tuk menyuratkan cinta ini~

~Telah habis sudah cinta ini tak lagi tersisa untuk dunia, karena tlah ku habiskan sisa cintaku hanya untukmu~"

LAUTAN ALBIRU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang