34. Malu

35 3 1
                                    

GAYS! FOLLOW DONG AKUN AKU! VOTE DONG YANG BACA CERITA INI! KOMEN DONG YANG BACA CERITA INI! AKU SUSAH PAYAH BIKIN CERITA INI, TAPI KALIAN KAYA GAK NGEHARGAIN BANGET!
SERIUSAN KALIAN CUMA MAMPIR BACA DOANG?
.
.
.
.
.
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

Acara makan malam telah usai dengan bumbu canda tawa dari Anetta, Dian, Wiliam dan juga Dewa. Berbeda dengan Albiru yang hanya diam menyimak dan sesekali berbicara seperlunya saja. Dan saat ini, Anetta tengah mencuci piring bersama ibu mertuanya.

"Selama ini, kamu di perlakukan dengan baik sama Albiru atau malah sebaliknya?" Tanya Dian yang membuat Anetta tersenyum hangat, namun palsu.

"Albiru selalu memperlakukan Anet dengan baik, Ma."

"Syukurlah. Mama takut Albiru memperlakukan kamu dengan buruk. Soalnya kalian nikah karena perjodohan, mungkin belum siap secara mental maupun fisik. Terlebih Albiru punya pacar."

"Nggak kok, Ma."

"Albiru baik, Ma. Tapi semua itu bohong."

"Albiru bener-bener udah putus sama Lisa?" Jujur saja, Anetta sangat terkejut mendengar pertanyaan dari Dian. Ternyata Dian mengetahui nama Falisa? Tapi setelah di pikir-pikir wajar saja, toh hubungan Albiru dan Falisa sudah terjalin cukup lama.

"Udah."

"Mama lega dengernya."

"Neta." Panggil seseorang yang tanpa di tanya pun pasti sudah tau siapa orang nya. Tentu itu adalah Albiru. Siapa yang memanggil Anetta dengan sebutan 'Neta' jika bukan Albiru?

"Iya, Al? Kamu butuh sesuatu?"

"Gak ada. Aku cuma mau ngajak pulang."

"Bentar, aku lagi cuci piring, nanggung." Respon Anetta.

Albiru dan Anetta menggunakan kosakata aku-kamu? Yap. Mereka juga menyepakati untuk menggunakan aku-kamu di hadapan kedua orang tua mereka.

"Kalian nginep aja." Usul Dian yang membuat Albiru dan Anetta saling menatap satu sama lain. Anetta menyorotkan tatapan penolakan, begitu pun dengan Albiru.

"Lain kali aja, Ma." Ucap Albiru menolak secara halus.

"Lain kali kapan? Mama masih kangen sama anak dan menantu Mama. Delapan bulan gak ketemu, cuma Videocall doang. Emangnya kalian gak kangen juga sama Mama?" Ujar Dian terserat akan kerinduan.

"Malam ini aja, Ya?" Melihat Dian seperti itu, membuat Albiru tidak bisa menolak permintaan ibunda nya. Alhasil Albiru menyetujui permintaan Dian. Anetta sempat menatap protes ke arah Albiru. Namun tak berselang lama sesaat Albiru mengisyaratkan sesuatu.

Lewat tatapan isyarat dari Albiru, seolah olah ia mengatakan bahwa 'Gue gak bisa nolak permintaan Mama'. Jadi, mau tak mau Anetta pun ikut menyetujuinya.

"Jangan lama. Aku duluan ke kamar." Ucap Albiru sembari mengusap kepala Anetta dengan lembut. Anetta sempat terkejut dengan perilaku Albiru yang lembut dan seolah-olah menjadi suami sesungguhnya, namun ia langsung tersadar bahwa Albiru tengah akting di depan Mamanya, Dian.

Padahal kenyataannya, Albiru memang benar-benar serius atas tindakannya, bukan semata-mata karena adanya Dian. Albiru cukup rindu dengan kedekatan mereka yang dulu. Walaupun hanya Albiru yang mencintai Anetta, tetapi setidaknya dulu Anetta tetap berusaha menjadi istri yang baik. Berbagi cerita, canda tawa, Albiru sungguh merindukan momen-momen itu.

LAUTAN ALBIRU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang