Akhirnya, penderitaan (Name) sudah berakhir.
Tadi pagi dia sudah kembali ke rumahnya setelah menjadi babu dadakan di rumah Wooin. Tidak ada yang spesial saat dia berada di rumah cowok itu, hanya saja sebuah mimpi panjang kemarin membuatnya selalu merona menatap Wooin dan Joker.
Sungguh terkutuklah pikiran kotornya.
(Name) menghela nafas lelah. Mengambil posisi tidur diatas sofa, dan memainkan ponselnya. Hari ini tidak ada perlombaan, babak selanjutnya akan dimulai minggu depan.
(Name) merasa bosan. Dipikir-pikir rasanya begitu aneh kalau tidak mendengar suara ribut dari teman-temannya. Entahlah, dia sudah terbiasa dengan keributan.
Cewek itu mengusap wajahnya kasar. Mengeluarkan umpatan kecil dari mulutnya, kemudian bangkit berdiri menuju dapur untuk memasak.
Sekiranya butuh dua puluh lima menit untuknya memasak makanan. Dengan lahap cewek itu memasukan makanan ke dalam mulutnya dan mencuci piring ketika sudah selesai.
Bruk!
Ia mendaratkan bokongnya diatas sofa, menguap pelan merasakan kantuk dan memutuskan untuk memejamkan mata sejenak. Ah, dia selalu saja mengantuk kalau sudah habis makan.
Ting! Tong!
Ting! Tong!
"Astaga.. Siapa lagi ini..?" (Name) terpaksa membuka matanya lagi. Merasa kesal dengan seseorang yang tiba-tiba datang kala itu. Ia berdiri, dan pergi ke depan untuk membuka pintu.
Samar-samar, ia mendengar suara ribut dari luar. Menandakan ada lebih dari satu orang yang datang. Kak Minwoo? Tanyanya dalam hati.
Ceklek!
Pintu rumah (Name) terbuka bersamaan dengan matanya yang membulat sempurna. Melihat teman-temannya yang berdiri tepat dihadapannya, membuat (Name) senang. Ia tersenyum.
"Teman-teman! Kalian datang!" (Name) tersenyum gembira, memperlihatkan deretan giginya dengan lebar.
"(Name) aku rindu padamu!" Hannam bersuara, terlihat air mata dramatis yang mengalir dari mata si cowok botak itu. Ia memegang erat kedua tangan (Name), benar-benar merasakan rindu yang teramat hebat. Bruakakaka.
(Name) sweetdrop. Cewek itu terkekeh pelan dan tersenyum lagi.
"Ayo masuk teman-teman!" teman-temannya, a.k.a Minwoo, Shelly, Junsu, Jay, Yubin, dan Hannam, masuk ke dalam rumah (Name). Meninggalkan sepeda mereka masing-masing di halaman rumah cewek itu.
Hannam masih menangis dramatis, membuat Junsu harus menenangkannya.
"Seriusan kau nangis cuman gara-gara rindu sama (Name)?" Minwoo terkekeh, menyunggingkan smirknya kearah Hannam.
"Payah banget." tambah Minwoo. Ah, jelas sekali cowok ini mengejek Hannam.
Hannam mendengus, "Memangnya laki-laki nggak boleh menangis?!"
Minwoo tertawa pelan, mengundang rasa kesal Hannam memuncak. Melihatnya, Junsu kembali harus menenangkan Hannam.
"H-Hey sudah. Hentikan, jangan seperti anak kecil." ucap Junsu. Cowok itu menepuk-nepuk pundak Hannam.
(Name) terkekeh melihat tingkah Hannam dan Minwoo. Dia duduk di lantai beralas karpet, tepat di dekat Yubin.
"Kau kembali tadi pagi?" Yubin menyisir pelan surai hitam milik (Name) dengan jemarinya. Merasakan rambut sang dara yang halus di tangannya.
(Name) mendongak, menatap Yubin yang juga menatapnya.
"Iya." jawab (Name).
Yubin berdeham, "Begitu.."
"Wow, apa ini?" Hannam tiba-tiba menghampiri (Name) dan Yubin. Dia melirik tangan Yubin yang menyentuh rambut (Name) dengan curiga.
(Name) dan Yubin kompak menatap Hannam.
Dari tatapan (Name) terlihat jelas seperti mengatakan, "Apa coba?"
Sedangkan dari tatapan Yubin, "P, maksud?"
Hannam ikut duduk di sebelah (Name). Memeluk posesif lengan cewek itu, dan mendaratkan kepalanya di pundak (Name).
"Hey! Kau ngapain, sih?!" (Name) mendorong kepala Hannam untuk menjauh, namun cowok itu bahkan tidak bergerak sama sekali.
(Name) mengkesal begitu juga Yubin.
"Kak Junsu!" Yah, pilihan terakhir memang adalah mengadu pada Junsu. Junsu menghela nafas, merasa tertekan dengan tingkah mereka. Cowok itu menarik kerah Hannam, menyeretnya menjauh dari (Name).
Minwoo dan Shelly tertawa pelan, sedangkan Jay hanya diam.
Jay be like : kenapa aku termasuk dalam circle nggak jelas ini?
"Aku lapar. (Name), kau masak apa?" Minwoo berdiri dari duduknya, pergi ke ruang makan dan mengecek apa ada makanan untuk dimakan. (Name) menelengkan kepalanya.
"Kak Minwoo mau makan apa?" tanya (Name).
Minwoo berdeham, "Ramyeon."
Anggukan pelan (Name) berikan untuk jawaban Minwoo. Dia pergi ke dapur, mengambil beberapa bungkus mie instan di dalam lemari dan mulai memasak.
"(Name), aku juga mau!" teriak Hannam.
"Iya, sabar. Aku akan memasak untuk semuanya." jawab (Name).
Sementara cewek itu memasak di dapur, Shelly ikut membantunya dan menyisakan para cowok di ruang tamu. Mereka hanya diam saja sampai Hannam menyadari sesuatu.
"Hey, Minwoo." panggil Hannam.
"Apa?"
"Anak kecil di foto itu... Kau dan (Name), kan?"
Pandangan mata mereka langsung tertuju ke arah foto yang dimaksud Hannam yang berada di sudut ruangan. Terdapat dua anak kecil yang tersenyum lebar, yang tak lain dan tak bukan adalah Minwoo dan (Name).
Minwoo mengangguk, "Itu memang aku."
Hannam berdiri, mengambil foto itu dan menatapnya dengan serius. Banyak pertanyaan muncul di kepalanya saat ini.
"Kau sudah kenal (Name) dari kecil, ya?" tanya Hannam, menoleh ke arah Minwoo. Minwoo mengangguk lagi.
"Aku sudah kenal (Name) dari kecil, karena orang tua kami berteman." ucap Minwoo pelan.
Hannam meletakkan kembali foto yang ia pegang, mengambil posisi duduk di sebelah Minwoo dan menatap cowok itu dengan puppy eyes.
"Ceritain tentang (Name), dong.." ucap Hannam. Minwoo merinding geli.
"Wajahmu menggelikan." ucap Minwoo.
Seketika wajah Hannam berubah Sigma.
"Kumohon! Aku juga ingin tahu tentang (Name)!" ucap Hannam.
"Kalian juga, kan?!" tanya Hannam pada Jay, Yubin dan Junsu. Ketiganya hanya diam.
"....."
"Tch, menyebalkan!"
Minwoo menghela nafas, "Ah.. Aku bingung harus mulai dari mana.."
Hannam memegang pundak Minwoo, "Ceritain saja yang bisa kau ceritain."
Minwoo mengangguk pelan, "Kalau begitu.. Semuanya berawal dari...."
____
Jangan lupa di vote ya, kawand-kawand.
Hehehe~
![](https://img.wattpad.com/cover/335849874-288-k667375.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐈𝐍𝐃 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑
Acción➤; 𝐃𝐫𝐚𝐦𝐚 𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚-𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐚𝐧! ⌗ 𝐂𝐡𝐨𝐢 (𝐍𝐚𝐦𝐞), 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐞𝐩𝐞𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧...