52 : Sepeda baru? 3

1.5K 193 46
                                    

Latihan mereka pada hari itu pun selesai. (Name) pulang bersama Yubin atas permintaan cowok itu sendiri. (Name) sih ayo-ayo saja. Toh Wooin juga entah kemana.

Baik (Name) maupun Yubin enggan membuka percakapan. Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing, menyisakan derap langkah mereka dan suara roda sepeda milik Yubin yang begitu terdengar sepanjang jalan.

"Oh? Sudah sampai..." (Name) berucap pelan, menoleh ke arah Yubin dan tersenyum simpul. Yubin menatap (Name) lekat, merasa kurang puas mengetahui bahwa mereka berdua akan berpisah sekarang. Bisa nggak sih tinggal barengan? Tanyanya dalam hati.

"Cepat masuk," ucap Yubin. Dia melirik bibir (Name) sekilas, membayangkan bagaimana jika dia menciumnya sekarang dan mengklaim bibir ranum itu sebagai miliknya. Ah, Yubin nggak tahan. Dalam sekali helaan nafas, Yubin dengan cepat menghilangkan pikirannya itu dan mencoba fokus.

(Name) mengangguk pelan dan masuk ke dalam. Jujur dia merasa canggung jika berlama-lama dengan Yubin berduaan.

"Daaah, kak Yubin!"

"Ya,"

Begitu (Name) hilang dari pandangannya, Yubin melanjutkan langkahnya dengan hati yang bergejolak. Dia menyesal. Menyesal tidak menarik (Name) ke pelukannya dan menciumnya. Sial, haruskah dia menyatakan perasaannya?

Mereka berdua sudah berciuman lebih dari dua kali. Adakah teman yang saling berciuman mersra seperti itu? Jika iya, mungkin harus segera disadarkan.

Fiuhh, kokop elit status sulit.

Yubin seringkali berpikir bahwa bagaimana kalau (Name) tiba-tiba sudah punya pacar? Bagaimana kalau (Name) sudah menjadi milik orang lain? Oh, God. Yubin tak mau hal itu terjadi.

Beberapa interaksi (Name) dan Jahyun akhir-akhir ini membuatnya gelisah. Benar-benar gelisah. Jauh sebelum itu pun sudah ada Minwoo, Hannam, dan juga Juhwan yang membuatnya seperti ini. Dia cemburu padahal bukan siapa-siapa.

"Sialan..."

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

Besoknya, di sekolah...

"Selamat pagi, (Name)." sosok Miyoung, cewek bermarga Kim dengan rambut pendek sebahu, menyapa (Name) seraya tersenyum lembut. Lambaian kecil terlihat kala dirinya mendekati (Name) yang baru saja masuk ke kelas.

(Name) turut melambai, menyapa balik Miyoung kemudian berbincang-bincang sebentar dengannya. Entah kenapa rasanya sudah begitu lama tidak berbicara dengan Miyoung.

Ugh, dia dejavu dengan ini.

"Besok... Kau mau nonton balapan?" Miyoung menatap (Name) dengan penasaran. Jari-jarinya bertaut, tak sabar mendengar jawaban sang dara.

(Name) menggeleng pelan, "Kayaknya aku nggak bisa nonton balapan besok." ucapnya pelan. (Name) benar-benar ingin menonton balapan besok secara langsung tapi dia punya urusan lain yang tidak bisa ia tinggalkan.

Miyoung mengangguk mengerti. Helaan nafas terdengar diikuti senyum lembut yang terpatri di wajah cantiknya.

"Shelly belum datang, ya?" (Name) mengedarkan pandangannya ke sekitar. Tak melihat sosok Shelly yang biasanya sudah duduk syantik tepat di sebelah Jahyun. Cewek pirang itu akhir-akhir ini jarang kelihatan.

(Name) merasa sedikit kesepian tanpa Shelly.

'Kangen Shelly,' batinnya.

𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐈𝐍𝐃 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang