45 : Waduh

1.6K 243 21
                                    

(Name) terbangun dari tidur nyenyaknya. Mengusap mata sejenak lalu dengan cepat mencari ponselnya yang tertimbun bantal. Yah, sebenarnya dia enggan untuk beranjak dari tempat tidur tapi karena mau sekolah ya jadi gitu deh. Aduh, capek banget euy dari balapan kemarin.

Wooin dan Joker? Mereka sudah pulang semalam karena mendapat telpon dari seseorang. Kata Wooin sih urusan bisnis. (Name) ya bodoamat sama urusan bisnis beliau jadi langsung aja membuka pintu lebar-lebar.

Flashback on.

"Hati-hati di jalan," ucap (Name).

Wooin tersenyum, "Heee~ tumben banget."

"Aku cuma khawatir. Soalnya aku pernah mimpi kau ketabrak truk." balasnya.

"Itu sih keinginanmu, benar?" tanya Wooin dengan seringaian.

"Benar. 100 untuk Wooin." ucap (Name) diikuti tepuk tangan atas pertanyaan Wooin barusan.

Wooin terkekeh, mengacak-acak surai (Name) kemudian berjalan pergi.

"Aku datang lagi besok."

Flashback off.

Kembali ke waktu sekarang, cewek itu kini mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi setelah bermain ponselnya.

"Duh.. D-Dingin banget..." ucapnya menggigil.

(Name) mulai menanggalkan pakaiannya dan melangkah masuk ke dalam bak mandi. Dia duduk diam, melamun seperti orang sinting── maksudnya melamun seperti orang yang nggak punya pikiran. Itu memang sudah kebiasannya.

Sekiranya setengah jam dia melamun dan selesai mandi satu jam kemudian. Astaga, jangan ditiru ya guys ya. Beliau ini buang-buang waktu banget.

(Name) melirik jam yang terpampang cantik diatas meja dekat tempat tidurnya. Menghela nafas lalu dengan cepat bersiap untuk ke sekolah. Demi apa ini sudah jam setengah delapan pagi dan dia masih di rumah. Beh, auto di siram sama wali kelasnya Hannam nih kalau ketahuan terlambat lagi.

Ponselnya berdering, mengalihkan atensinya dalam sekejap. (Name) mengambil benda pipih itu, menaikkan sebelah alisnya ketika tahu siapa yang menelponnya.

"Halo, kak Jay?" Ah, itu dia, Jahyun. Jahyun yang menelpon. (Name) memiringkan kepala, menaikkan bahu kirinya maksud ingin menjepit ponselnya agar tetap di posisi. Saat ini dia lagi pakai kaus kaki.

"Kau... Dimana?" tanya Jahyun dari seberang. Samar-samar (Name) bisa mendengar suara Hannam yang seperti orang panik.

"Aku masih di rumah. Sebentar lagi berangkat," jawab (Name) kemudian memakai sepatunya.

"....Oh.."

"Ada apa ya, kak?" tanya (Name).

"Aku... Di gerbang. Cepat kemari── AHH! JAHYUN DIA DATANG!!" ucapan Jahyun terpotong dengan teriakan dari Hannam. (Name) mengerutkan dahinya kala sambungan telpon mereka terputus begitu saja setelahnya.

Dengan cepat pun dia mengikat tali sepatunya kemudian bergegas ke sekolah pakai sepeda. Sebenarnya dia nggak mau pakai sepeda sih soalnya nanti keringetan tapi apa daya, ini EMERGENCY!

Fun fact : karena sepedanya rusak ketika balapan, (Name) pinjam sepeda butut milik tetangganya.

"Mereka kenapa, ya..?" gumam cewek itu lalu melaju dengan cepat.


꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

Sesampainya di sekolah, (Name) tak mendapati satu batang hidung pun yang terlihat di dekat gerbang masuk. (Name) turun dari sepedanya, dan berjalan mengendap-endap bagai burung dalam sangkar shek shek shek boom─── ralat, bagai pencuri.

𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐈𝐍𝐃 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang