"Hey, Hannam..." (Name) berucap pelan, menyenggol sikut Hannam yang sedang melamun disampingnya.
Hannam menaikkan sebelah alisnya, "Hm? Ada apa, (Name)?" cowok itu beralih menatap sang dara, terlihat jelas kalau dia penasaran.
(Name) berbisik, "I-Itu kak Yubin...?" Hannam memicingkan matanya, sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan sambil melihat sosok 'Yubin' yang ditunjuk (Name) diseberang.
"Hah... Mirip sih. Iya deh." Hannam mengangguk pelan, kini kembali melempar pandangannya pada (Name).
"Siapa yang disebelah kak Yubin?" (Name) membalas tatapan Hannam dengan bingung, merasa asing dengan seorang cewek bersurai hitam pendek yang berdiri disebelah Yubin. Hannam menghela nafas.
"Yumi. Dia dulunya juga peserta lomba kayak kita, tapi dia dan krunya kalah di putaran ketiga." ucap Hannam. Cowok itu mengambil ponselnya, kemudian tiba-tiba terdiam.
"Ooh... Dia pacar───"
"HAH?!"
"Hey, kenapa kau?"
"I-Itu Yubin?"
"Iya."
"(N-NAME) K-K-KAU..."
"Apa sih? Bicara yang jelas."
"K-Kau.. KAU KAN..."
"Apa sih, bangsat?!"
"Aku nggak percaya ini."
(Name) berdecak, memukul lengan Hannam yang bicara tidak jelas kepadanya. Entah kenapa cowok itu terasa benar-benar menyebalkan sekarang. Ah, (Name) mau menangis. Tapi tunggu, kenapa dia mau menangis?
Cemburu? Aduh mau cemburu tapi bukan siapa-siapa. Mereka hanya dekat itupun sebagai teman satu tim. Saya ulangi, teman satu tim.
Hannam menggaruk kepalanya dengan nafas gusar, menarik tangan (Name) untuk pergi dari situ dengan cepat sebelum Yubin menyadari kehadiran mereka.
'Pulang saja deh...' batin Hannam.
꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚
"Kami pulang," Hannam membuka pintu rumahnya, melepas sendalnya dan langsung masuk ke dalam bersama (Name) dibelakangnya.
"Sudah selesai belanjanya?" ayah Hannam tiba-tiba muncul, sebuah senyuman hangat terpatri diwajah pria paruh baya itu. (Name) mengangguk, mengangkat tangannya yang menggenggam tas plastik belanjaan.
"Sudah, paman!" ucap (Name) tersenyum. Ayah Hannam mengelus kedua surai milik Hannam dan (Name), memberikan tepukan pelan dan menyuruh keduanya untuk beristirahat sementara makan malam akan segera disiapkan.
(Name) dan Hannam pun merebahkan diri mereka di lantai beralas karpet. Hanya diam dan melamun saja seperti patung. (Name) tenggelam dalam pikirannya mengenai Yubin, sialan.. Apa itu pacarnya? Pikirnya.
Dia menghela nafas, merasa sedikit sakit di hatinya.
Drrrrtt... Drrrrtt.. Drrrrtt..
Dering ponsel milik (Name) memecah keheningan mereka. Dengan cepat dia mengambil ponselnya di kantong dan melihat siapa yang menelponnya.
"Siapa?" tanya Hannam.
"Kak Yubin..." jawab (Name).
Cewek itu mengangkat telpon dari Yubin dengan gugup. Setelah diangkat, tak ada suara dari seberang. Hanya terdengar suara kendaraan yang lalu lalang dijalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐈𝐍𝐃 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑
Acción➤; 𝐃𝐫𝐚𝐦𝐚 𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚-𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐚𝐧! ⌗ 𝐂𝐡𝐨𝐢 (𝐍𝐚𝐦𝐞), 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐞𝐩𝐞𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧...