14 : Flashback

3K 491 23
                                    

Kilatan kenangan menggelayut lembut di pelupuk mata Minwoo, seperti film yang diputar ulang dari masa lalu. Segala yang dulu terasa ringan kini menjadi beban berat yang tak terucapkan.

"Nee, Minwoo..."

Suara lembut yang memanggilnya saat itu terasa begitu jauh, namun ia masih bisa mengingat kehangatannya dengan jelas. Seperti belaian angin musim semi, suara itu mengisi udara dengan kelembutan yang menenangkan. Minwoo kecil yang saat itu tengah duduk di depan televisi, terpukau oleh kisah-kisah heroik dalam kartun kesukaannya, menoleh dengan mata berbinar penuh antusiasme.

Di sana, ibunya berdiri. Wajahnya dihiasi senyum yang begitu manis, senyum yang mampu mengusir setiap rasa gelisah di hati bocah itu. Tanpa sadar, Minwoo ikut tersenyum, memperlihatkan deretan gigi ompongnya dengan bangga, seolah senyumnya adalah cermin dari kebahagiaan yang sederhana.

Ibunya berjalan mendekat, memberikan usapan lembut di puncak kepala Minwoo. Kehangatan dari elusan itu membuat hati bocah kecil itu merasa aman, dan ketika ibunya mengecup lembut keningnya, dunia seolah menjadi tempat yang paling damai.

"Teman ibu akan datang sebentar lagi bersama putri mereka. Berikan salam yang baik dan bermainlah dengannya, ya?"

"Uhm!" jawab Minwoo dengan semangat, meski ia tidak benar-benar memahami arti dari pertemuan itu. Namun, bagi Minwoo kecil, setiap perintah dari ibunya adalah hal yang akan ia laksanakan dengan sepenuh hati.

"Anak pintar," puji ibunya, membalas dengan pelukan hangat sebelum ia pergi ke dapur, meninggalkan Minwoo yang kembali larut dalam dunia pahlawan super di layar televisi.

Tak lama setelah itu, suara ketukan pintu menggelegar, mengagetkan Minwoo kecil. Ia melompat dari tempat duduknya, berlari menuju pintu dengan semangat yang meledak-ledak, meskipun ada tantangan tersendiri untuknya. Gagang pintu yang tampak begitu tinggi bagi anak seusianya menjadi rintangan besar. Ia berjinjit, mengulurkan tangan kecilnya sejauh mungkin, dan dengan usaha keras...

Ceklek! Pintu itu akhirnya terbuka.

Minwoo mendongak, menatap sosok orang dewasa yang berdiri di depan pintu dengan seorang anak perempuan kecil di gendongan mereka. Hatinya bertanya-tanya, 'Apakah ini teman ibu?'

Sesaat, kebingungan terlintas di wajah bocah itu sebelum suara ibunya kembali terdengar dari belakang.

"Eh? Sudah datang?" sapanya penuh keceriaan. Minwoo berbalik, memeluk erat kaki ibunya, mencari rasa aman dalam kehadiran sang ibu di antara orang asing.

Pertemuan itu dipenuhi canda dan tawa orang dewasa, namun perhatian Minwoo tertuju pada satu sosok kecil yang digendong oleh salah satu tamu. Anak perempuan itu. Sejenak ia tertegun. Ada sesuatu dalam tatapan bocah itu yang membuat hatinya bergetar. Kata yang muncul di benaknya saat melihat gadis itu begitu sederhana namun berarti segalanya baginya.

'Cantik.'

Minwoo kecil mengambil langkah berani mendekati bocah perempuan itu, berusaha mengatasi rasa gugup yang menggelayut di dalam dadanya.

"Aku Minwoo..." ucapnya dengan suara pelan, meskipun hatinya berdebar kencang. Dia ingin berteman, seperti yang ibunya minta. Namun, anak perempuan itu hanya terdiam, menatapnya dengan malu-malu, membuat Minwoo semakin salah tingkah.

𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐈𝐍𝐃 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang