37 : Frustasi

1.7K 279 20
                                    

(Name) terdiam begitu juga Minwoo di sampingnya. Kedua insan itu menatap sosok Yubin yang berjongkok dengan sebatang rokok tangannya. Mereka berdua juga melihat beberapa siswa yang terbaring berlumuran darah.

"Kak Yubin!" (Name) berlari menghampiri cowok bersurai merah itu, menjambak rambutnya membuat mereka bertatapan.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya (Name). Minwoo menyusul, melirik para siswa yang terbaring di tanah dan menghela nafas. "S-Serem banget..." ucap Minwoo merinding.

Yubin melempar rokoknya ke sembarang arah, menarik pelan tangan (Name) dari kepalanya.

"Bukan urusan kalian..." ucap Yubin. Dia terlihat berantakan, raut wajahnya muram dan rambutnya acak-acakkan. Yah itu sudah begitu sebelum (Name) menjambaknya.

(Name) dan Minwoo tak tahu apa yang terjadi. Namun yang pasti ini masalah pribadi Yubin. Keduanya juga tidak bisa memaksa Yubin untuk menceritakannya. Ah, kasihan juga:(

Yubin berdiri, berjalan menjauh dari keduanya tanpa mengatakan apapun.

(Name) berusaha menarik tangan Yubin namun Minwoo mencegahnya.

"Nggak usah... Kita cuman mengganggunya saja nantinya." ucap Minwoo dengan gelengan pelan.

(Name) menatap punggung Yubin yang semakin menjauh, dirinya mengumpat pelan dan beralih ke arah siswa-siswa yang terbaring di tanah.

"Lari, ya?" tanya (Name).

Minwoo mengangguk, "Ayo, nanti mereka keburu sadar." ucapnya menarik tangan (Name) dan berlari meninggalkan para siswa itu.

'Semoga bukan masalah besar...' batin (Name) mengingat Yubin.

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚


(Name) kembali bersekolah seperti biasanya, dia masih sering terlambat dan yah begitulah.

BRUK!

"Ugh!" (Name) terkejut, menengok kearah Hannam disampingnya kemudian menengok lagi kebawah. Kearah Aria yang terduduk dilantai karena baru saja menabrak Hannam.

"Aria? Kau nggak apa-apa?" (Name) mengulurkan tangannya, membantu Aria berdiri dengan hati-hati.

Hannam bersedekap dada, "Hey gadis kecil, kau nggak apa-apa?" ucapnya mengulangi pertanyaan (Name). Aria sweatdrop, menatap Hannam dan (Name) bersamaan.

"Kalian ini... Gelandangan?" Aria berucap pelan. Benar-benar tak habis pikir dengan setelan pakaian kedua makhluk itu.

Hannam dan (Name) memakai topi yang biasanya para petani pakai. Sang lelaki juga memakai jaket biasa dengan dalaman putih serta celana training dan sendal. Sedangkan sang perempuan memakai hoodie berwarna merah dengan celana kain selutut dan sendal.

Sungguh epik sekali beliau-beliau ini.

"Kau dari kelasnya kak Jay, ya?" (Name) tersenyum miring, menggoda Aria yang kini merona. Puas dengan itu, (Name) tertawa namun tawanya langsung hilang seketika saat pak guru Nam menarik Hannam dan dirinya tiba-tiba.

"Pak?!" teriak (Name).

"A-Aduh! Pak Nam!" teriak Hannam mengaduh kesakitan karena telinganya dijewer.

"Sabar ya, ganteng, cantik." ucap pak Nam.

Keduanya pun menjadi sorotan, Aria sendiri menggeleng pelan dan hanya berdoa agar (Name) baik-baik saja.

𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐈𝐍𝐃 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang