(Name) menghela nafas. Berpikir sejenak seraya memangku kakinya.
"Pergi atau nggak ya...?" gumam cewek itu.
(Name) menyenderkan punggungnya di senderan kursi sambil menatap kosong ke depan. Tak lama, suara notif pesan terdengar lagi.
Kedua bola matanya beralih menatap layar ponsel miliknya kemudian berdecak setelah tau siapa yang mengirim pesan.
(Name) berdiri dari duduknya. Segera mungkin bersiap tanpa membangunkan Joker yang sedang tertidur.
Tanpa ba bi bu lagi cewek itu langsung pergi dengan sepedanya.
꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚"(Name)!"
Mendengar namanya dipanggil, (Name) menoleh, menatap sosok Juhwan yang melambaikan tangan kearahnya. Cewek itu menghampiri Juhwan dan turun dari sepedanya.
Juhwan tersenyum, "Kukira kau nggak bakalan datang." ucap Juhwan seraya menggaruk tengkuknya.
(Name) menghela nafas, "Aku nggak sejahat itu. Lagian aku juga nggak ada kerjaan."
Juhwan mengangguk pelan mendengarnya. Cowok bersurai hijau itu menyodorkan sebuah tas berwarna coklat dengan pita diatasnya. Dia tersenyum malu.
"Untukmu..."
(Name) menelengkan kepalanya, mengambil pemberian Juhwan itu dan tersenyum kikuk. Dia tidak tahu membalasnya seperti apa.
"Terimakasih, ya." (Name) kemudian mengalihkan pandangannya sejenak lalu kembali lagi menatap Juhwan.
"Mau jalan-jalan dulu?"
"M-Mau..!"
(Name) terkekeh pelan melihat wajah Juhwan yang berbinar. Sebuah rona merah menghiasi wajah sang adam.
Keduanya berjalan berdampingan. Juhwan mulai mencari topik dengan bertanya hal-hal kecil pada (Name). Dan (Name) pun menjawabnya dengan baik, mencairkan suasana yang awalnya terasa canggung.
"Kau pacaran dengan Wooin?" Juhwan bertanya dengan nada yang penasaran. Dia sering sekali melihat (Name) bersama Wooin yang membuat hatinya sakit. Yah dan sekarang dia mau memastikannya.
(Name) menoleh kearah Juhwan, melayangkan tatapan tak suka kemudian menghela nafas.
"Nggak. Dia saudara tiriku." jawab (Name). Juhwan merasa lega. Dia hanya mengangguk pelan dan menatap lekat wajah (Name) dari samping. Jantungnya berdebar, entahlah (Name) terlihat sangat cantik saat ini.
"Apa?" menangkap pandangan Juhwan, (Name) menaikkan sebelah alisnya.
"Cantik..." ucap Juhwan.
(Name) menggeleng pelan sambil terkekeh, "Ada-ada saja." ucapnya.
Mereka berdua terus berjalan bersama sampai pada akhirnya mereka berhenti di sebuah jembatan yang menyuguhkan pemandangan perkotaan dengan cantik.
Angin pada malam itu cukup membuat (Name) kedinginan, walaupun tak memperlihatkannya tapi Juhwan tahu bahwa cewek itu gemetar karena dingin. Dalam sekali gerak, Juhwan membuka jaketnya dan memakaikannya pada (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐈𝐍𝐃 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑
Acción➤; 𝐃𝐫𝐚𝐦𝐚 𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚-𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐚𝐧! ⌗ 𝐂𝐡𝐨𝐢 (𝐍𝐚𝐦𝐞), 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐞𝐩𝐞𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧...