20 : Owen?

3.1K 433 20
                                    

(Name) menghela nafas. Berbaring menatap langit-langit kamarnya seraya mendengar musik dengan earphone. Kala itu sudah pukul enam sore, dia sudah mandi dan makan tentunya.

Cewek itu bersenandung pelan, kini atensinya beralih pada ponselnya yang bergetar karena notif pesan yang baru saja masuk.

Dia berdecak, "Mengganggu.." ucapnya setelah membaca pesan itu.

(Name) bangkit dari posisinya. Memakai hoodie berwarna lilac dan celana training hitam miliknya dengan buru-buru.

"Kira-kira ada apa ya.."

(Name) mengambil sebuah permen dari dalam saku hoodie kemudian ia pergi ke suatu tempat dengan sepedanya.

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

BRAK!

Sosok pria bersurai putih yang sedang berkutat dengan laptop didepannya terkejut. Menatap tak senang kearah sang pelaku yang membuka pintu ruang kerjanya dengan kuat.

"Maaf, sengaja." ucap sang pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah (Name). Dia duduk dikursi yang berhadapan dengan sang pria, kemudian tersenyum tanpa dosa.

"Ada apa, paman?" sang pria yang dipanggil paman itu pun menyenderkan punggungnya.

"Kau kelihatan buruk." ucapnya. (Name) mengangguk pelan.

"Yah, seperti yang paman tahu.. Aku kecelakaan dua hari lalu." kata cewek itu.

Kedua insan itu terdiam beberapa saat. (Name) melihat sang paman sangat serius dengan laptop didepannya. Jari jemari sang paman tak henti menekan tombol keyboard yang sangat enak didengar olehnya.

(((Name) : ASMR cuy))

"Paman Sangho.." (Name) membuka suaranya. Ia berdiri dari duduknya dan pergi ke belakang sang paman kemudian memijitnya pelan.

"Paman pasti sangat lelah ya dengan semua kerjaan ini.." ucapnya. Tangannya mulai memijit kepala, dan leher pamannya tanpa ada penolakan dari sang adam.

"Mau apa kau?" tanya pamannya yang sudah tahu niat baik (Name) pasti ada maksud tersembunyi.

(Name) tersenyum senang, "Uang sakuku habis.. Hehe."

Pria bersurai putih itu menghela nafas. "Akan aku transfer."

"Aduhh, paman Sangho yang terbaik dehh. Thanks paman!"

"Hm.."

(Name) kembali duduk. Meminum susu kotak rasa stroberi yang entah darimana sambil menatap pamannya.

"Oh iya, paman ada perlu apa? Katanya penting.."

Sang Paman bertopang dagu, "Kenapa kau memilih Kru sampah itu?" Sang Paman, Sangho, bertanya dengan nada dingin.

(Name) menaikkan sebelah alisnya, "Maksud paman.. Hummingbird?" dia menatap Sangho tajam. "Bukan urusan paman. Dan Hummingbird bukan Kru sampah."

Sangho berdeham. Jawaban sang keponakan tak cukup memuaskan hatinya.

"Ayahmu─"

𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐈𝐍𝐃 || 𝐖𝐈𝐍𝐃𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang