Chap 7 : Sharing

2.5K 342 20
                                    

Heeseung's POV

Siangnya, gue balik kuliah lebih awal. Hari ini cuma ada satu mata kuliah aja, terus nanti jam 3 gue harus balik kerja lagi. Masih ada beberapa jam buat istirahat. Lumayan gue bisa tebus tidur gue semalam.

Saat gue masuk, rumah sepi karena yang lain sudah pasti masih di kampus, bunda pasti lagi di toko kue temannya. Bunda kerja sampingan juga di toko kue temannya kalau siang, paginya siapkan kue buat di taruh disana. Bunda gue emang superwoman banget. Makanya gue nggak mau kalah kerja lebih keras dari bunda walaupun banyak ngeluhnya.

Gue ingat masih ada Sunoo di rumah. Gue tengok kamarnya yang setengah terbuka, pas gue intip orangnya nggak ada di sana. Dari kamar mandinya juga nggak terdengar suara air mandi. Gue lanjut cek ke dapur, kosong. Terus gue buka pintu ke belakang.

Oh.

Anaknya lagi camping di dekat gazebo di bawah pohon ketapang gue. Di sampingnya tenda kuning berdiri dengan bean bag yang dia duduki, sebuah buku di tangannya, lengkap dengan kacamata hitam. Dia pakai celana pendeknya yang mirip semalam dan kaos putih tanpa lengan. Mending sakit aja deh biar kelakuan dia nggak aneh-aneh di rumah gue.

"Ngapain ?" panggil gue dari ambang pintu.

Sunoo noleh, kacamatanya dia turunin. "Sini kak, camping bareng gue." dia balas teriak sambil lambaikan tangan. Senyum lebar dia tampakan di wajahnya.

"Uda nggak waras. Ini jam 12 siang Sun."

"Ya kan gue nggak panas-panasan." Sunoo naikkan kacamatanya dan sematkan diatas kepalanya. Gue cuma bisa geleng-geleng kepala, sambil nyamperin Sunoo dan duduk di sebelahnya, di gazebo.

"Lo ngapain camping disini ?"

"Bosan gue di kamar mulu, rebahan kayak orang nggak guna. Kalo rebahan di halaman gini kan enak, ada udara segar, isi otak gue ikutan fresh. Lagian halaman lo luas banget. Rugi kalau nggak dimanfaatin."

Gue akui untuk masalah halaman gue yang luas itu. Memang halaman gue luas, bisa pakai main bola. Papa suka banget yang hijau-hijau jadi dulu memang mimpi papa punya halaman belakang yang luas terus rumputnya hijau banyak tanamannya. Sudah terwujud tapi papa cuma bisa menikmati sebentar.

"Lo dapet tenda dari mana ?"

Sunoo mengangkat bahunya acuh. "Nemu di gudang lo tadi."

Emang gue punya tenda ? Sejak kapan ?

"Lo bolos kelas ya kak ?" pertanyaan Sunoo membuyarkan lamunan gue.

"Nggak lah. Emang muka gue ada tampang doyan bolos ?"

Sunoo cekikikan liat gue kasih muka serius.

"Lucu muka gue ?"

"Hahaha... sorry, sorry tapi muka lo emang lucu banget kak kalo begini. Hahaha."

Huh ? Kayak gini gimana lucunya. Gue tinggal aja ini anak, niatnya mau nanya keadaan dia malah gue diketawain. Gue yakin kalau kelakuannya begini udah sembuh artinya.

"Kak, mau kemana ?" panggil Sunoo yang lihat gue beranjak.

"Tidur." sahut gue asal.

"Kak, gue lapar. Temenin makan ya." Sunoo tiba-tiba sudah mengapit lengan gue. "Tadi gue pesan ayam goreng, nunggu Jungwon sama Niki kayaknya kelamaan. Sama lo aja ya." Senyumnya cerah banget kayak matahari siang ini. Muka dia deket di samping gue, sampai gue bisa lihat warna hazel matanya dengan jelas.

Diam-diam gue menghembuskan nafas untuk mengatur deru nafas yang nggak karuan. Entah kenapa lagi ini jantung mulai bertingkah aneh. Pipi gue jadi panas. Ah anjing lah gue yang harus ke dokter kayaknya.

Color Brush | Heesun / Heenoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang