Sunoo's POV
"ANJING LO. DAPAT CUPANGAN DIMANA ?"
Pekikan kaget dari Niki bikin gue panik. Spontan gue tutup leher gue. Ah shit banget. Heeseung ninggalin tanda di leher gue ? Kok gue bisa nggak sadar sih. Aaaa... gue malu banget. Gue yakin mata bunda tertuju ke gue sekarang.
"Niki, mulutnya nggak boleh ngomong kasar lagi ya. Nggak baik." Ucap bunda.
"Aduh. Kelepasan." Niki menepuk keningnya. "Maaf bund, maaf banget. Aku kaget jadinya keceplosan. Maaf ya bunda."
"Sekarang bunda maafin tapi besok-besok jangan diulang ya."
Niki mengangguk. Gue geplak kepalanya kesal yang langsung buat Niki menoleh kesal.
"Lo diem." Desis gue sambil melotot.
"Gue mana bisa diem liat lo dapet cupangan begitu." Desis Niki balik sambil nunjuk leher gue.
Muka gue mendadak panas.
"Lo semalem kemana sih ?" Lanjut Niki. Ini kita ngobrolnya bisik-bisik biar bunda nggam denger.
"Nggak kemana. Lo makan aja lah Nik jangan tanya-tanya."
"Hmm.. Nik, cupangan apa ya ?" Bunda tiba-tiba menoleh lagi dengan wajah polos khas orang tuanya. Gue langsung menarik kerah baju gue untuk tutupi leher, gue pegang erat sambil menyuap sarapan gue.
Mampus gue. Mampuuuus !!
"Cupangan itu.. hmm.. itu itu ikan cupang bund. Ikan mahal bund soalnya cantik warna warni gitu. Ada merah, biru, ungu pokoknya bagus." Jelas Niki diiringi tawa canggungnya. Dia sendiri panik di tanya bunda apalagi gue.
"Ooh.. Sunoo pelihara ikan ? Kok bunda nggak pernah liat ganti air ikan ?"
"Huh ? Anu bund, itu..itu..." gue pandang Niki meminta bantuan.
"Gantinya di belakang biasanya bund." Sahut Niki. Gue bernafas lega.
"Nanti bunda liat ya. Pengen liat ikan cupang."
Niki spontan ngakak. Gue cubit pahanya tapi dia malah semakin ngakak. "Boleh bund, boleh. Aku juga mau liat. Lucu tuh. Hahahaa..."
Bunda cuma senyum sementara gue udah merah banget tahan malu.
"Ya udah kalian lanjut makan dulu, bunda mau mandi. Sun, minta tolong bangunin Heeseung ya. Dari tadi bunda ketuk pintunya nggak bangun-bangun." Bunda lalu ke kamarnya setelah gue kasih anggukan.
Ah anjrot anjrot anjrooot !! Heeseung masih di kamar gue tidur. Sumpah panik banget gue.
"Hayo lo ngaku sapa yang kasih lo cupang." Niki lanjut kejar gue dengan pertanyaan keponya.
"Cupang apa ?" Jake muncul lalu duduk di dekat gue. "Muka lo merah banget, sakit ?" Jake tempel tangannya di kening gue.
"Nggak sakit gue."
"Hmm.. tapi merah banget mukanya."
"Eh Sun, gue pinjem hair dryer ya." Giliran Jungwon masuk dari pintu belakang, tapi sebelum dia pegang gagang pintu kamar gue, gue udah loncat duluan dari kursi gue.
"JANGAN !!" tahan gue ke Jungwon. "Ja-jangan masuk. Kamar gue lagi berantakan. Gue aja yang ambilin." Keringat dingin mulai mengalir di punggung gue. Sumpah jantung gue degupnya udah kayak orang lari maraton dikejar setan. Debarannya terdengar banget ke kuping gue.
"Santai kali Sun, panik amat muka lo. Ya udah ambilin, gue tunggu sambil sarapan." Gue hela nafas lega setelah Jungwon berlalu. Nggak sengaja mata gue nangkap mata Niki, terus gue kasih dia kode untuk tutup mulut. Awas aja dia cepu gue punya kiss mark di leher. Gue bantai si Niki.
![](https://img.wattpad.com/cover/342911248-288-k515877.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Brush | Heesun / Heenoo [END]
Fiksi PenggemarLee Heeseung yang nggak suka pagi, nggak suka perubahan, yang hidupnya monoton antara rumah, kerja, kampus, kini harus tinggal seatap dengan anak berambut pink yang sifatnya kayak petasan, suka meledak-ledak, yang mulutnya kasar banget, yang sikapny...