Sunoo's POV
Tok...Tok...Tok...
Gue buka mata gue dengan susah payah. Jam di meja belajar gue menunjukkan pukul 2.35 AM. Gue baru tidur sejam yang lalu ini siapa yang ketuk kamar malam-malam sih, ganggu banget. Dengan mata yang berat dan nyeri yang menusuk di tulang ekor gue, gue paksa untuk bangun. Mungkin bunda perlu sesuatu kali ya ? Tapi subuh-subuh begini kayak aneh banget deh.
Ketukan kembali terdengar ketika gue tinggal selangkah lagi dari depan pintu. Gue buka pintu sambil mengusap mata bengkak mata gue untuk menghilangkan kantuknya. Heeseung berdiri disana masih dengan baju yang sama yang tadi dia pakai. Wajahnya tampak kusutnya dengan pakaian yang dia pakai.
"Kenapa kak ?" tanya gue langsung.
"Gue nggak mau berhenti baik sama lo Sun." Heeseung menjeda sesaat seperti omongannya tersekat.
Gue mengernyit. Bentar, dia ngomong apa sih ?
"Gue mau terus jadi orang yang selalu kasih lo perhatian, gue mau baik gue semuanya buat lo. Gue nggak mau kasih baik gue ke siapapun selain lo. Karena gue sukanya sama lo. Please jangan suruh gue berhenti baik sama lo. Please Sunoo. Let me be nice to you and like you."
Gue cuma bisa bengong denger omongan Heeseung yang terdengar seperti halusinasi di kepala gue. Dia barusan ngomong apa ? Nggak mau berhenti baik sama gue karena suka sama gue. Karena apa ?!
Mata gue mendadak seger, hilang sudah ngantuk gue. "Lo bilang apa ?"
"Gue suka sama lo, Sun. Jangan suruh gue berhenti baik sama lo karena gue nggak akan bisa." ucapnya serius.
"Lo nggak lagi sleepwalking trus confess ke gue tengah malam begini kan ?"
"Gue seratus persen sadar, Sunoo."
Gue pegang kening Heeseung. Nggak demam kok.
"Gue sehat Sunoo."
Iya memang tampak sehat tapi tetep nggak masuk akal buat gue.
"Gue mau berhenti menghindar dari perasaan gue. Gue tau lo pasti lelah ngadepin sikap gue yang maju mundur ini, gue yang pertama cium lo tapi gue juga yang kabur. Gue yang kasih lo harapan tapi gue juga yang menghindari lo. Dari awal harusnya gue jujur sama lo, sejak pertama gue cium lo harusnya gue bilang gue suka sama lo. Gue nggak mau lo sama Sunghoon. Gue sudah banyak bohongnya, gue bohong sama lo, sama diri gue, sama semua orang sekitar gue. Gue takut kalau gue nggak jujur malam ini sama lo, hubungan lo sama gue bakal semakin jauh, dan gue makin kehilangan arah tujuan hati gue. Gue..."
"Kak, nafas." potong gue dengan seulas senyum kecil diwajah gue.
Heeseung menarik nafasnya lalu menghelanya perlahan. Dia kembali bernafas normal. Jujur itu memang nggak gampang, jujur ke diri sendiri terutama. Dan gue hargai usaha Heeseung yang mengungkapkan perasaannya ke gue malam ini.
"Gue takut lo bakal pergi dari gue Sun karena lelah dengan sikap gue yang pengecut ini." Heeseung merapatkan bibirnya, menunggu tanggapan gue.
"Gue nggak kemana-mana. Thanks udah jujur ke gue. Sekarang jadi jelas gue harus gimana ngadepin lo kak." balas gue jujur. Senyum lega nggak bisa gue sembunyikan dari wajah gue. Bahkan rasa sakit di akibat jatuh tadi sudah nggak terasa lagi. "Sekarang lo ganti baju terus istirahat gih. It's a long day buat lo sama gue."
Heeseung mengangguk dengan senyum yang juga muncul diwajahnya. "Oke."
"Oke." balas gue juga. Gue tunggu Heeseung untuk kembali ke kamarnya tapi dia masih berdiri disana. Kayak masih ada sesuatu yang ingin dia ungkapkan lagi.
"Hmm, Sun ?"
"Iya kak ?"
"Gue mungkin nggak bisa lebih dari Sunghoon tapi apa gue bisa sekali lo kasih kesempatan untuk gantiin posisi Sunghoon dihidup lo ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Brush | Heesun / Heenoo [END]
FanfictionLee Heeseung yang nggak suka pagi, nggak suka perubahan, yang hidupnya monoton antara rumah, kerja, kampus, kini harus tinggal seatap dengan anak berambut pink yang sifatnya kayak petasan, suka meledak-ledak, yang mulutnya kasar banget, yang sikapny...