Chap 34 : Want Stop, Won't Stop

2.4K 331 85
                                    

Sunoo's POV

Oh tentu tidak. Hilang itu cuma diangan-angan gue karena endingnya gue malah ada di ruangan Pak Namjoon. Kalo lo pikir Pak Namjoon berempati sama keadaan gue, tentu juga tidak. Gue kena ceramah hampir dua puluh menit non stop dengan keadaan hidung gue yang tersumpal tisu, entah sudah yang berapa kalinya gue ganti tisu karena darahnya masih nggak mau berhenti juga. Kepala gue sampe pusing. Pusing karena mimisan gue, pusing juga karena omongan Pak Namjoon yang selesai-selesai.

Gue sendiri males jelasin aslinya gimana, jadi gue biarin aja Pak Namjoon berasumsi dengan segala pemikirannya tentang gue. Gimanapun juga dari sudut pandang apapun gue ya salah, gue laki dan mereka perempuan, dan lo harus inget Yuna bekingannya ayahnya sendiri. Liat aja gimana cuma gue yang dapat ceramah sedangkan mereka berdua entahlah. Mungkin lagi ketawain gue sekarang.

"Kenapa harus berantem sama cewek sih Sunoo ?" Pak Namjoon ulang lagi pertanyaan yang tadi nggak gue jawab.

"Kenapa nggak pak kalo mereka mengancam diri saya ?" Jawab gue berusaha terdengar tenang padahal gue pengen banget teriak.

"Sunoo jangan jawab pertanyaan dengan pertanyaan."

"Ya abisnya kenapa saya terus yang di tanya pak, harusnya bapak tanya mereka juga."

Pak Namjoon hela nafasnya. "Kenapa banyak banget sih Sun kontroversi yang kamu buat disini ? Bapak sering pantau di forum. Dari kamu yang pernah ciuman sama Heeseung, berantem sama Wonyoung, kakak kamu yang buat ribut, sekarang malah berantemnya lebih brutal. Bisa nggak kamu tu kuliahnya adem ayem layaknya mahasiswa normal lainnya tanpa buat kacau ? Bapak banyak terima laporan juga tentang kamu."

"Saya nggak pernah mulai apapun pak kalo bukan mereka yang mulai. Tapi terserah bapak aja deh mau mikirnya gimana. Ini ke pointnya aja langsung pak, saya di hukum apa ?"

"Saya mau orang tua kamu besok datang ketemu saya."

Mata gue langsung melebar mendengar permintaan Pak Namjoon. "Nggak bisa pak orang tua saya di Seoul."

"Kalo gitu lusa. Nggak ada alasan Kim Sunoo. Lusa orang tua kamu harus datang. Kalo mereka nggak datang ketemu saya, terpaksa ujian akhir semester kamu nggak bisa ikut."

Gue mendengus kesal. Memang gue ada pilihan sekarang selain bilang "iya pak." Ah kacau, ini bukan masalah gimana ngomongnya tapi lebih ke emang mereka punya waktu buat gue ?

Gue keluar dari ruangan Pak Namjoon dengan hati yang udah nggak karuan, seberantakan penampilan gue. Di depan ruangan sudah ada Jay, Jake, dan Sunghoon bahkan Heeseung disana. Gue lihat satu per satu mereka dengan tatapan dingin. Berhenti di Heeseung, gue hela nafas kasar. Mendidih darah gue kalo liat Heeseung.

"Gue nggak mau ngomong sama lo semua sekarang. Jangan nanya-nanya." Kata gue sambil lempar tisu ke tong sampah, dan ganti dengan yang baru, terus jalan pergi tinggalkan mereka semua.

Iya gue marah. Marah banget sama keadaan gue. Dari dulu selalu gue yang jadi korbannya, tapi selalu gue juga yang disalahin. Dan gue capek denger empati mereka yang buat gue cuma keliatan makin menyedihkan. Jadi mending nggak usah ngomong dulu. Takutnya mulut gue makin jahat ke mereka.

Oh. Gue ngerasa sela-sela jari gue terkait ke jari-jari yang yang gengam gue erat. Gue spontan menoleh dan Heeseung disana, berjalan dengan tatapan lurus. Tidak ada kata apapun. Gue jelas kaget sampe gue ngga berani menoleh ke belakang karena gue yakin yang kaget bukan gue aja.

"Lo ngapain sih ?!" Gue coba tarik tangan gue dari Heeseung tapi genggamannya makin erat. Gue jadi inget waktu gue berantem sama Wonyoung juga di kantin. Dia yang paling depan bela gue terus ajak gue pergi. Nggak peduli gimana pandangan sekitar tentang kita.

Color Brush | Heesun / Heenoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang