Heeseung's POV
"Uuuuahhhhh."
Gue menggeliat, rentangin tangan ke atas putar badan kanan kiri, tarik otot-otot gue yang kaku akibat duduk terlalu lama. Peregangan setelah bertempur berjam-jam nyelesein tugas kampus tu emang enak banget, kayak ada puas-puasnya karena berhasil selesai.
Gue lirik jam, udah jam 1 lewat. Gue lepas headphone gue, rapiin kertas-kertas tugas, terus keluar bentar ke kamar mandi abis itu mau tidur.
Selesai gue dari kamar mandi gue lirik pintu kamar Sunoo yang setengah terbuka. Lampu di meja belajarnya masih menyala. Gue samperin kamarnya, mau gue tutup pintunya. Tapi pas gue sampe depan pintu kamarnya, gagang pintu sudah gue pegang mata gue yang nggak sengaja ngeliat ke dalam kamarnya, nemuin Sunoo lagi duduk di pinggir kasurnya. Tangannya memegangi hidungnya.
Oh shit ! Jangan malam ini.
"Sunoo."
Gue langsung nyalahin lampu kamarnya. Anaknya spontan noleh ke gue. "Kak..." dia nangis, hidungnya mengeluarkan darah lagi. Tisu berserakan dimana-mana, kacau banget kamar bunda, dia juga. Itu kaos putih udah penuh bercak darah.
"Jangan nangis. Tenang dulu tenang." Gue bantu dia ngelap darahnya yang sudah bercampur dengan ingusan, mungkin. Ah persetan sama jijik.
"Ini...ini gi-gimana ?" Panik terlihat di mata sayunya yang tak berkacamata kali ini. Mukanya udah pucat.
"Tunggu, gue bangunin Jake."
Sunoo tahan tangan gue pas mau bangun. Dia menggeleng. "Jangan kak."
"Tapi lo harus ke rumah sakit. Lo nggak bisa diam aja bilang nggak apa-apa." Gue ikutan panik. Panik banget sumpah, mana nggak ada Karina lagi.
"Ke rumah sakit tapi jangan sama Kak Jake." Ujarnya lirih. Dia ambil tisu lagi dan terus tundukkan kepalanya, ada es batu yang sudah mencair di atas meja. Duh.
"Ck. Ya udah iya gue ambil jaket kita ke rumah sakit."
Gue langsung keluar, cari kunci mobil bunda, ambil jaket terus cari Sunoo lagi. Udah pake celana panjang sekarang dia tapi celananya udah penuh bercak darah. Bodo amat dulu. Gue langsung bantu dia jalan, pelan-pelan buka pintu ruang tamu dan langsung ke mobil. Sunoo sempat bilang, pelan-pelan kak nanti bunda bangun. Dih, masih bisa-bisanya ngatur gue.
🦊🦌🦊🦌
Gue duduk dengan nggak tenang di depan ruang UGD. Anaknya sudah dapat penanganan medis dan sudah di dalam hampir 30 menit. Gue heran kenapa bisa tiba-tiba banget mimisan padahal dalam keadaan tidur. Itu anak nggak tidur sambil salto kan ?
"Keluarganya Kim Sunoo ?"
Gue langsung berdiri. "Saya."
"Bisa ikut saya ya mas."
Gue ikutin dokter jaga itu berdiri di depan meja resepsionis.
"Masnya keluarga Kim Sunoo ?"
"Iya dok." Iyain aja dulu lah.
"Jadi gini mas, adiknya mas ini punya penyakit hemofilia yang menyebabkan pembekuan darahnya lambat sekali. Kalau terluka pasti susah sembuh. Pembuluh darah di hidung adiknya pecah yang menyebabkan mimisan seperti itu. Apa adiknya ada jatuh atau kena pukulan benda tumpul belakangan ini ?"
Ya mana gue tau, gue aja baru kenal seminggu, itu juga ketemunya pagi pas sarapan dan malem kadang-kadang doang.
"Saya kurang tau dok. Hm.. adik saya nggak ada cerita."
"Adiknya sudah saya kasih suntikan biar darahnya bisa berhenti. Harus istirahat dulu, kalo bisa jangan kasih kegiatan apapun sampai dua hari ini karena adiknya juga kehilangan banyak darah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Brush | Heesun / Heenoo [END]
FanficLee Heeseung yang nggak suka pagi, nggak suka perubahan, yang hidupnya monoton antara rumah, kerja, kampus, kini harus tinggal seatap dengan anak berambut pink yang sifatnya kayak petasan, suka meledak-ledak, yang mulutnya kasar banget, yang sikapny...