Heeseung's POV
Gue baru sampai rumah sekitar pukul 12an setelah antar Karina. Gila selama itu gue di studio dan gue bener-bener nggak enak sama Karina yang udah nungguin gue lama begitu sampai ketiduran padahal gue udah minta dia buat pulang duluan tapi anaknya ngotot mau nungguin gue sampai selesai.
Sampai di rumah suasana sudah sepi seperti biasa. Bunda pasti sudah tidur karena bunda memang bukan tipe yang suka begadang tapi hobi banget bangun subuh-subuh. Gue lirik kamar Sunoo yang pintunya sudah tertutup. Dia gimana ya ? Tadi pulangnya diantar Jake atau dia ngambek pulang pakai taxi sendiri ? Jujur nggak tenang banget hati gue dari dia pergi tadi. Mungkin abis ini gue cek.
Begitu gue selesai ganti baju dan mandi, gue samperin kamar Sunoo. Sebelumnya gue lirik keluar, ke halaman belakang tempat kamar Jake dan lainnya. Lampu kamar mereka mati, sepertinya memang semua sudah tidur.
Gue ketuk pelan pintu kamar Sunoo. "Sun, udah tidur ?"
Hening. Mungkin memang sudah tidur. Gue balik lagi ke kamar tapi baru beberapa langkah suara gagang pintu yang diputar terdengar. Gue langsung menoleh. Bukan muka Sunoo yang gue lihat tapi Jungwon.
"Lo tidur disini ?" tanya gue yang ditanggapi anggukan oleh Jungwon. Dia tarik pintunya lagi untuk ditutup.
"Anaknya nangis mulu dari tadi kena marah sama Kak Jake makanya gue temenin kak. Lo tau kan kak, Kak Jake kalo udah marah kadang nggak bisa banget di redam tapi gue juga nggak bisa salahin Kak Jake karena dia pasti kesal dengan hubungan Sunoo, mana gue sama Niki kena mulu lagi, jadi nggak bisa belain Sunoo." Jungwon menghela nafas, wajahnya terlihat sedih.
"Jake mana sekarang ?"
"Di kamar kak."
"Bunda tau ?"
"Bunda nggak tau, tadi pas pulang bunda udah di kamar kayaknya."
"Ohh." Lega gue dengernya. "Lo mending balik kamar aja Won, besok masih ada kuliah kan ? Ntar Sunoo gue yang liatin deh."
"Makasih ya kak. Untung ada lo yang lebih dewasa dari Kak Jake, gue sama Niki nggak sanggup lagi deh ngurusin ini. Dua-duanya sama-sama keras kek batu karang." Jungwon kasih gue senyum kecilnya lalu pergi kembali ke kamarnya.
Ah padahal Jake bilang kalo ngadepin Sunoo harus pakai hati nggak bisa dikerasin tapi kenapa belakangan dia keras banget kalo ngomong sama Sunoo. Ngerasa ketuker sifat gue sama Jake.
Gue baru mau kembali ke kamar ketika pintu kamar Sunoo terbuka kembali, kali ini Sunoo yang terlihat menenteng jaket dengan topi menutupi rambut pinknya. Dia lirik ke arah pintu belakang.
"Jungwon udah balik kamar kan ?" Tanyanya dengan nada berbisik.
"Udah." Jawab gue bingung. Dia mau rencanain apa malam-malam begini ?
"Jalan-jalan sama gue yuk kak. Pake jaket lo." Sunoo lalu berjalan mengendap menuju tempat gue biasa taruh kunci motor dan mengangkatnya ke arah gue. "Kita midnight drive." Bisiknya lagi, begitu pelan tapi jelas gue tangkap dari gerakan mulutnya sebelum melesat keluar rumah.
Sunoo ya Sunoo, dengan semua sifat randomnya yang nggak akan pernah gue pahami. Beberapa waktu yang lalu Jungwon bilang dia nangis mulu, tapi sekarang anaknya malah udah ketawa-ketawa bonceng gue sambil nyanyi-nyanyi. Iya, Sunoo ngotot biar dia yang bawa motornya, katanya mau cari angin biar otaknya nggak suntuk abis kena ocehan Jake. Masalahnya gue yang di bonceng Sunoo ini yang ketar ketir. Untungnya udah malam banget jalanan juga sepi, masih aman untuk Sunoo yang naik motornya zigzag. Duh nggak lagi-lagi gue setuju di bonceng Sunoo.
"Sun, pelan-pelan." Teriak gue dari belakang yang pegangan pada besi di belakang motor gue.
"Hah ? Apa ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Brush | Heesun / Heenoo [END]
Fiksi PenggemarLee Heeseung yang nggak suka pagi, nggak suka perubahan, yang hidupnya monoton antara rumah, kerja, kampus, kini harus tinggal seatap dengan anak berambut pink yang sifatnya kayak petasan, suka meledak-ledak, yang mulutnya kasar banget, yang sikapny...