Chap 28 : Mine, Yours

2.5K 300 72
                                    

Sunoo's POV

Sehari, dua hari, tiga hari. Sudah tujuh hari gue jalanin hubungan gue sama Heeseung as a boyfriend. Nggak ada yang berubah sama sekali, kecuali Heeseung yang sikapnya lebih sweet ke gue. Aaaa.. mau salto aja gue kalo inget tiap perlakuan Heeseung ke gue. Apa orang-orang sekeliling Heeseung tau kalau dibalik sikap kakunya dia selama ini dia punya sisi yang begitu hangat dan manis yang sering bikin gue sering salting. Hal kecil kayak dia yang sekarang panggil gue Sunny. Heeseung bilang, walaupun kita nggak openly announce hubungan kita ke orang-orang, dia tetap mau kasih lebel special ke gue. Heeseung bilang Sunny itu artinya Sunoo honey. Aaaaa.... Meninggoy gue. Dah lah gue nggak mau bagi Heeseung ke siapapun lagi.

Dan untuk hubungan kali ini gue sudah yakin buat nggak buru-buru. Gue sama Heeseung sepakat untuk nggak umbar dulu kesiapapun sampai Heeseung siap. Gue paham. Gue juga mau jalanin ini perlahan. Gapapa kalau gue harus bersabar lagi tapi setidaknya sabar gue sekarang ada tujuannya. We go with the flow.

Gue sampai di depan kelas Heeseung yang sudah sepi. Kesepakatan kita sekarang, siapa yang kelasnya selesai duluan nyamperin yang belum selesai. Tadi pagi Heeseung bilang dia pulang kampus ada urusan bentar di ruang dosen jadi kalo gue udah selesai bisa langsung nyari dia ke kelasnya. Kalo gue lihat dari tasnya yang masih di meja kayaknya memang belum balik dari ruang dosen.

Lagi nunggu Heeseung, gue ngerasa pundak gue di tepuk. Sunghoon berdiri di sebelah gue dengan senyum manisnya. Masih tampan seperti biasanya. Lesung pipinya, hidung lancipnya, kulit putihnya yang shining shimering. Shit. Sampe sekarang pun kadang gue masih speechless sama tampannya Sunghoon. Nggak salah kalau dia jadi playboy, memang cocok.

"Lagi nunggu siapa Sun ?" tanyanya.

"Kak Hee. Gue balik sama dia jadi nungguin dia selesai urusan." Gue tersenyum canggung. Nggak, nggak, Heeseung lebih cakep.

"Kayaknya masih lama tuh tadi gue lihat di ruang dosen masih nginput data soalnya dia ketua di matkulnya Pak Namjoon. Gue antar pulang aja gimana ?"

Gue tau niat Sunghoon baik tapi apa iya gapapa ?

"Gue nggak bakal apa-apain lo Sun." lanjut Sunghoon memastikan keraguan gue.

"Bukan gitu Hoonie." Duh, panggilannya sayang gue ke Sunghoon mendadak loncat dari mulut gue. Tolol Sunoo.

"Kalo lo mau nungguin Heeseung ya gapapa, gue cuma nawarin lo tumpangan aja. Gue paham kok, lo pasti masih takut sama gue." senyum Sunghoon hilang berganti dengan rautnya yang berubah sedih.

Gue menggeleng cepat. "Nggak, bukan gitu Hoonie eh maksud gue Kak. Gue nggak takut sama lo, kan gue bilang gue udah maafin lo. Masalah kita udah selesai lo jangan ngomong gitu lagi. Nggak suka gue."

"Sorry." ucapnya pelan. Senyumnya perlahan muncul lagi.

"Gue telpon Heeseung dulu ya, biar dia nggak nyariin gue." Gue langsung telpon Heeseung. Sekali, dua kali, lima kali panggilan tak ada yang dia jawab. "Nggak diangkat."

"Mungkin masih sibuk ngurusin data-data sama Pak Namjoon."

Gue menghela nafas. "Gitu ya ?"

"Jadi gimana mau gue antar pulang nggak ?"

"Hm, ya udah deh boleh. Tapi lo nggak repot kan nganter gue balik ?"

"Emang dulu yang antar lo pulang siapa kalo bukan gue, hm ?" Sunghoon rangkul pundak gue seperti biasa kalo dia jalan berdua sama gue disaat tidak ada siapapun yang melihat. Gue pandang tangannya yang menepi di pundak kiri gue.

Gue rasa sekarang Sunghoon bener-bener cuma nganggep gue teman karena dia sama sekali nggak takut ngerangkul gue di tempat seperti kampus sekarang. Kalo dia masih punya rasa sama gue, dia nggak akan berani ngelakuin ini. Gue tersenyum lega. Masalah gue benar-benar selesai dengan Sunghoon.

Color Brush | Heesun / Heenoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang