Heeseung's POV
Kegiatan kampus belum efektif, masih diisi dengan pengenalan kampus ke maba selama 3 hari dan ini sudah masuk hari ketiga, baru minggu depannya semua mahasiswa kembali ke kampus dengan tahun ajaran barunya. Gue juga harusnya nggak ke kampus, tapi demi kejar poin kemahasiswaan jadi gue ikut serta di kegiatan kampus ini.
Proposal gue di tolak gara-gara kurang poin satu doang. Jake juga ada sama dua temennya yang seangkatan sama gue itu. Jake seksi kepanitiaan sementara Jay dan Sunghoon di seksi pengawasan. Seinget gue gitu. Sedangkan gue di seksi kesehatan. Cuma jagain kalo ada yang pingsan aja. Makanya gue disini sekarang, belakang panggung, duduk santai sambil main game hape. Nunggu laporan orang pingsan.
Lagi asik-asik main game, tiba-tiba seorang adik kelas dengan muka panik nyamperin gue. Buru-buru gue pause game di hape gue. Gue tunggu anak itu untuk bicara.
"Kak, ada yang mimisan."
"Kan nggak jemur menjemur."
"Iya kak, kita dalam ruangan aja tiba-tiba dia mimisan. Bantuin kak."
"Ya udah bawa sini."
"Hmm, cowok kak. Masak gue yang gendong." Jawabnya sambil malu-malu mukanya merah dikit.
"Ya jangan di gendong, di papah kan bisa."
"Tapi kak..."
Gue bangkit dari duduk gue akhirnya. "Anaknya dimana ?"
"Disana kak."
Anak itu terus jalan cepat ke arah pintu Utara aula. Dia naik tangga ke tribun kedua lalu nunjuk anak yang duduk di tangga yang di dampingi dua panitia kesehatan juga, lagi bantu anak yang rambutnya pink itu. Kepalanya tertunduk dengan tangan memegang tisu di hidungnya.
"Sunoo ?" Gumam gue sadar kalau itu orang yang gue kenal.
Yang gue sebut namanya mengangkat kepalanya dan melihat ke arah gue. Matanya tiba-tiba berkaca-kaca kayak orang ketakutan. Buru-buru gue jongkok di depan dia, kasih kode ke junior tadi buat bantu Sunoo naik ke punggung gue. Harus cepet ke ruang kesehatan. Cuma itu yang ada di kepala gue sekarang. Ini bukan masalah kesel lagi.
"Di ruang kesehatan ada kak Karin, kak." Ujar junior tadi. Gue ngangguk aja terus langsung jalan cepat ke ruang kesehatan.
Di ruang kesehatan, Karina, teman seangkatan gue yang beda kelas tampak kaget liat gue dorong pintu kasar terus lari ke salah satu tempat tidur kosong.
"Pingsan ?" Tanyanya.
"Mimisan." Sahut gue. Pelan-pelan gue rebahin badan Sunoo tapi langsung dicegah Karina.
"Jangan di tidurin nanti nafasnya bisa tersekat. Duduk aja, duduk."
Gue bantu Sunoo duduk. Tisu yang dia pegang sudah penuh dengan darah, tangannya gemetar. Gue juga gemetar aslinya. Jujur gue cukup ngeri sama darah.
"Ambilin gue kapas sama tisu."
Gue ikutin perintah Karina. Gue kasih tisu sama kapas.
"Mintain es batu ke kantin."
"Eh ?"
"Buruan Hee."
Nggak pakai protes gue langsung lari ke kantin. Ini es batu pakai apa sih ? Harus banget pakai es ya ?
Pas di kantin gue ketemu Jake sama dua temennya. Memang panitia kalau sudah mabanya di aula boleh istirahat makanya mereka ada disini.
"Panik amat bro. Kenapa ?" Tanya Jake.
"Ada yang mimisan."
"Siapa ?" Tanya Jay.
"Sunoo."
"Hah ! Anjing gawat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Brush | Heesun / Heenoo [END]
Fiksi PenggemarLee Heeseung yang nggak suka pagi, nggak suka perubahan, yang hidupnya monoton antara rumah, kerja, kampus, kini harus tinggal seatap dengan anak berambut pink yang sifatnya kayak petasan, suka meledak-ledak, yang mulutnya kasar banget, yang sikapny...