Sunoo's POV
Keesokan harinya gue bangun dengan semua rasa sakit di badan gue, terutama bagian bahu kanan gue. Tiba-tiba aja tangan kanan gue susah untuk digerakkan karena tiap ada pergerakkan kecil aja sakitnya minta ampun. Mau mandi, pake baju itu perjuangan banget pagi ini. Nggak sanggup banget.
"Pulang kuliah antar gue ke rumah sakit ya Won."
Jungwon yang lagi sarapan langsung menoleh cepat ke arah gue berjalan.
"Kenapa ? Ada yang sakit ?" Muka Jungwon langsung berubah khawatir.
"Tangan kanan gue susah banget digerakin. Bahu gue sakit banget." Keluh gue sambil kasih tunjuk bahu kanan gue.
"Sekarang aja." Bukan Jungwon tapi Heeseung yang jawab. "Kita ke rumah sakitnya sekarang aja. Kalo dibiarkan nunggu sampai pulang kuliah nanti tambah parah. Jangan masuk dulu, nanti Jungwon yang ijinin ke kelas kamu." Heeseung tari satu kursi lalu pelan-pelan giring gue untuk duduk. "Sarapan dulu abis itu aku antar."
Gue saling pandang sama Jungwon yang roti di tangannya tiba-tiba jatuh membentur sendok selainya. Jungwon pun pandang gue yang sama kagetnya dengan Jungwon. Sejak kapan Heeseung ngomong ke gue pake aku kamu ?
"Kenapa ?"
"Oh, ng-nggak apa-apa kak." Jungwon gelagapan, dia ambil rotinya lagi dan gigit. Senyumnya canggung tapi dia sempat kasih gue tatapan 'aku kamu sekarang ?'.
"Pagiii.. wah sarapan roti lagi ya. Padahal gue pengen nasi goreng. Lo pengen nasi goreng juga kan Sun ? Kapan hari bilang kangen nasi goreng bunda." Niki baru nongol udah langsung protes. Pake bawa nama gue segala pula. Ya itu kan kapan hari dah lama.
Memang kalo bunda nginep di rumah saudaranya gue suka tiba-tiba kangen masakan bunda. Bunda udah dua hari di rumah Om Minho karena ada acara keluarga disana tapi kata Heeseung bunda tau kalo gue habis jatuh karena tadi pas di rumah sakit bunda telpon dan katanya bunda khawatir banget. Gue jadi kangen bunda.
"Kamu pengen nasi goreng ? Kalo aku yang buatin gapapa kan ? Mungkin nggak seenak bunda tapi dicoba dulu ya." Heeseung udah siap-siap ambil alat masak. Tampak nggak terlalu peduli dengan perubahan situasi di sekitarnya.
"Terserah lo."
"Eiiiiyy... I smell something nih." Niki langsung terpancing jahilnya. Dia kasih kode muka jahilnya ke gue. Kalo nggak bahu gue sakit gue gebuk Niki.
"Lo sejak kapan jadi pake aku kamu ke Sunoo kak ?" Jungwon mancing banget ini. Ngapain pake nanya sih. Gue plotin Jungwon suruh dia diem tapi kayaknya ini orang berdua lagi niat buat gue malu.
"Mulai sekarang. Kenapa ? Aneh ya ?"
"Nggak sih. Tapi biasanya kalo udah pake aku kamu tuh berarti pacaran nggak sih. Iya kan Nik ? Kalo nggak ada apa-apanya pake aku kamu risih nggak sih ?"
"Nah bener. Kalo gue pake aku kamu sama lo tapi nggak ada hubungan kira-kira lo merinding nggak Won ?"
"Merinding sih nggak tapi lo gue hajar langsung." Jungwon tunjukkan kepalan tangannya ke Niki.
Heeseung hanya terkekeh kecil, lalu kembali sibuk dengan bahan dan alat masak di depannya. Sempat gue lirik dia sebentar dan Heeseung kasih senyuman kecil. Bikin pipi gue panas mendadak. Cepat-cepat gue alihkan pandangan gue. Heeseung kenapa sih pagi ini. Gue degdegan banget.
"Gue sama Sunoo memang udah pacaran." Langsung hening mendadak, kecuali suara alat masak Heeseung. "Sorry gue baru berani kasih tau kalian sekarang. Tadinya gue mau kasih tau kalian setelah pengumuman audisi tapi karena isu gue sama Sunoo udah dimana-mana sekalian aja gue ngomong sekarang. Jadi kalian nggak perlu menebak-nebak lagi. Siapapun yang nanya sekarang apa gue pacaran sama Sunoo atau nggak, bakal gue jawab langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Brush | Heesun / Heenoo [END]
FanfictionLee Heeseung yang nggak suka pagi, nggak suka perubahan, yang hidupnya monoton antara rumah, kerja, kampus, kini harus tinggal seatap dengan anak berambut pink yang sifatnya kayak petasan, suka meledak-ledak, yang mulutnya kasar banget, yang sikapny...