Chap 10 : Pulang

2.4K 309 35
                                    

Heeseung's POV

Sejak kejadian itu, gue beberapa kali gue pergoki Sunoo jalan ke belakang gedung A, nggak ada Sunghoon disana. Kadang gue cuma liat dia berdiri sambil sibuk dengan hapenya kadang gue liat juga dia merokok disana. Merokok. Iya, gue juga kaget melihat anak manis kayak Sunoo merokok, kayak muka sama kelakuannya nggak matching. Gue bukannya kesal dengan Sunoo yang merokok gue malah semakin kasian. Anak ini sedang terluka, tapi sendirian. Jujur, bagaimanapun gue berusaha cuek tapi hati gue selalu memaksa gue untuk melakukan sesuatu..

Sampai akhirnya siang ini gue putuskan untuk menemui Sunoo di kelasnya. Ini out of my control. Baru kali ini gue nyamperin orang ke kelasnya langsung.

Gue tunggu kelas Pak Namjoon selesai. Pak Namjoon sudah keluar kelas, lalu diikuti dengan satu per satu mahasiswanya. Mata gue belum menangkap sosok Sunoo. Sampai akhirnya jumlah mahasiswa yang keluar semakin sedikit, lalu Sunoo muncul. Dia terlihat makin kacau. Rambutnya sudah mulai memanjang hingga menutupi telinganya, kantung matanya sedikit menghitam dari balik kacamatanya, dan wajahnya pucat. Udah berapa lama gue nggak liat dia pakai kacamata lagi, mungkin kali ini untuk mengelabui penampilannya.

"Sunoo." Panggil gue.

Anaknya menoleh tapi cepat-cepat pergi lagi. Sudah gue duga dia bakal kabur. Gue langsung kejar langkahnya yang hendak menuruni anak tangga.

"Gue mau ngomong sama lo." Gue tahan lengannya.

Sunoo mengerang kecil lalu menarik tangannya dari gue. Spontan gue sibak lengan kemeja kanannya. Ada memar disana.

"Sun..."

"Lo mau ngomong apa ? Gue masih ada kelas habis ini." Sunoo buru-buru tutup lagi lengannya dan jaga jarak dari gue.

"Itu kenapa ?"

"Bukan urusan lo. Kalo nggak ada yang mau lo omongin gue pergi." Tatapannya dingin sekali, begitupun dengan nadanya. Sunoo yang gue kenal di awal galak tapi nadanya nggak sedingin ini.

"Bunda minta lo pulang Sun. Lagian barang-barang lo masih di rumah." Maaf bund, gue jadiin alasan.

"Nanti gue ambil barang-barang gue, lo nggak usah khawatir."

"Bukan itu maksud gue. Gue cuma mau lo pulang."

Dia pandang gue lama terus bilang. "Ngapain ? Itu kan bukan rumah gue kak. Lo sendiri yang bilang kalo gue nggak suka aturan lo, gue pergi. Dan gue memang nggak suka aturan lo."

Deg. Kata-katanya menusuk ke dada gue. Ya memang gue yang usir dia keluar.

"Kalo udah nggak ada yang diomongin gue pergi."

Kaki Sunoo sudah siap melangkah pergi tapi omongan gue selanjutnya menahan langkahnya. "Gue nggak mau lo tinggal sama Sunghoon."

Sontak dia berbalik dan menatap ngeri ke arah gue. Bola matanya panik menatap sekitar yang untungnya sudah tidak ada siapapun disini.

"Gue tau hubungan lo sama Sung..." tangannya langsung menutup mulut gue. Gue sampe nggak sadar kapan dia melangkah ke gue.

"Jangan sebut nama dia." Desis Sunoo tidak suka.

Wajahnya hanya sejengkal dari depan muka gue. Dengan jelas gue bisa liat warna hazel matanya yang indah dari kacamata bulatnya yang bening. Deru nafas paniknya juga gue bisa rasakan. Aroma manis dan maskulin dari rokok gue bisa cium dari jarak sedekat ini. Bahkan noda darah di lipatan hidungnya bisa gue lihat dengan jelas.

Sunoo sadar dengan posisi kita yang terlalu dekat, wajahnya sedikit memerah. Buru-buru dia singkirkan tangannya dari mulut gue, hendak pergi tapi tangan gue dengan cekatan menahan pinggangnya. Gue nggak mau nyakitin lengan dia yang memar begitu.

Color Brush | Heesun / Heenoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang