Sunoo's POV
"Sakit ya ?"
Gue usap-usap punggung bawah Heeseung. Sebenarnya kalo gue pinter hal begini tuh nggak perlu ditanyain juga. Tapi gue perlu yang namanya basa basi, padahal pernah ngerasain jatuh malah pake nanya. Mana tadi gue ngerasa banget dorong dia kenceng. Nyesel senyesel-nyeselnya pokoknya.
"Udah nggak terlalu." balas Heeseung yang sibuk mainin gitarnya, entah apa yang dia cek yang jelas dari tadi dia sibuk putar-putar kunci yang diatas gitar itu.
"Gue minta maaf ya kak. Gue bener-bener nggak ada maksud dorong lo. Maaf ya Kak." rajuk gue lagi mengulang hal dan kata-kata yang sama. Mungkin Heeseung muak juga makanya dia fokus ke gitarnya tapi rasa bersalah gue masih nempel.
Heeseung menyampingkan gitarnya. "Kan udah dari tadi gue maafin. Gue bilang gue gapapa, udah nggak ada yang sakit. Jatuhnya nggak kena tulang ekor juga, beda sama lo yang waktu tabrakan sama Jay. Gue gapapa oke, gue udah maafin lo juga." Heeseung tepuk pipi gue dengan kedua tanganya. Senyumnya terpasang manis di wajahnya.
Ugh tapi gue masih merasa bersalah.
"Tadinya gue gue pikir lo dorong gue karena lo nggak mau gue cium ?"
"Uh ?" Kenapa jadi kesana ngomongnya. "Ng-nggak lah, ya..ya mana mungkin kan." jawab gue gugup sambil melepas tangannya dari pipi gue. Kalo bahas beginian aja panik lo Kim Sunoo.
"Dan bukan karena masih dendam sama gue yang ngajarin Karina main gitar kan ?"
"Ya asal lo nggak ulang lagi aja. Kalo lo ulang lagi bukan gue dorong aja, gue tonjok lo." Gue kasih muka galak gue ke Heeseung. Ini gue serius.
"Galak banget sih ayang gue nih." Heeseung tiba-tiba cubit pipi gue dengan gemas.
"Jangan gitu, lo nggak cocok manja-manjaan !"
"Hahaha.. Salting kan lo gue manja-manjain."
"DIEM !"
"Hahahaha. Lucu." Heeseung sentuh ujung hidung gue dengan telunjuknya sebelum kembali mengambil gitarnya.
Ha-ha-ha tawa lo renyah jantung gue sekip lo begituin.
🦊🦌🦊🦌
Ringan banget langkah gue ke kampus bareng Heeseung setelah beberapa hari ini pulang perginya sama Niki mulu. Sakit pinggang gue naik motor Ninjanya Niki. Bisa-bisanya Jungwon betah digoncengin Niki tiap hari begitu.
"Hari ini jadi antar gue ke salon kan kak ? Kemarin kan udah batal." Gue memastikan lagi setelah pagi tadi ngajak Heeseung untuk ke salon untuk nemenin ganti warna rambut.
"Jadi. Udah janji juga sama lo semalam." Gue mengangguk senang Heeseung nggak mengubah pikirannya.
Ini bukan masalah nemenin gue ke salon, gue mau ini jadi bagian dari list kencan gue sama Heeseung. Masak perginya cuma kampus-rumah, kampus-rumah doang tiap hari, bosan gue. Dan gue sudah bilang ke Heeseung biar dia ganti warna rambut juga, hitam tuh terlalu monoton buat dia. Lucu tuh kalo kita berdua sama-sama ganti warna rambut, terus warnanya couple gitu. Pasti lucu. Udah girang aja gue bayanginnya.
Dan mudahan yang namanya Karina nggak muncul lagi. Please satu hari aja semesta, satu hari aja jangan ada....
"Seuuung, Heeseung." orang yang namanya baru muncul di otak gue sekarang udah tiba-tiba muncul di depan muka gue. Dia terlihat seperti terburu-buru. "Please bantu gue." lanjutnya dengan nafas terengah.
Gue rotasikan mata gue. Ish, muncul ni orang.
"Kenapa Rin ? Lo lari-lari kenapa ?"
"Gitar, gitar gue." Karina putar sedikit tubuhnya dan tunjukkan gitar yang terbungkus tas kulit warna hitam di punggungnya. "Senarnya putus. Jadwal audisi gue besok. Gue harus gimana Seung ?" Matanya mulai berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Brush | Heesun / Heenoo [END]
FanficLee Heeseung yang nggak suka pagi, nggak suka perubahan, yang hidupnya monoton antara rumah, kerja, kampus, kini harus tinggal seatap dengan anak berambut pink yang sifatnya kayak petasan, suka meledak-ledak, yang mulutnya kasar banget, yang sikapny...