Chap 36 : Mama

2.3K 297 116
                                    

Sunoo's POV

"Mama sudah di kampus kamu."

Baca pesan mama yang kayak gitu gue langsung loncat dari tempat tidur mengabaikan rasa nyeri di bahu gue. Sakit banget sumpah, yang kebentur sofa semalem juga sakit tapi kalo diinget-inget lagi nggak sesakit liat sikap dingin bunda. Ah nggak boleh, gue udah tekad banget nggak boleh negatif thinking dulu. Semalem bunda begitu mungkin kebetulan aja, kebetulan bunda lagi badmood kali ada apa di rumah Om Minho kan nggak ada yang tau, kebetulan gue emang lagi melow juga jadi baper. Kebetulan aja kan pasti ?

Dengan pikirin gue yang sibuk menebak ini itu, badan gue juga sibuk. Mandi secepat kilat, ambil baju sembarang ada aja, siapin buku-buku kuliah gue. Bisa cepet kalo aja nggak dilakukan dengan satu tangan.

"Awww."

"Shit !"

"Aduuh."

Gue nggak berhenti mengerang, memaki, tiap kali gue nggak sengaja menggerakkan bahu gue. Frustasi banget, mau pake baju aja susah banget walaupun berhasil juga dengan susah payah dan keringat dingin. Mandi nggak mandi sama aja kayaknya ini.

Drrrt... Drrrrttt..

Hape gue bergetar lagi. Nama mama tertera disana. Langkah gue semakin grasa-grusu sampai tanpa sengaja menyenggol meja membuat buku diatasnya beberapa meluncur ke lantai.

"Sunoo." Pintu terbuka dan Heeseung muncul. "Lo ngapain ? Kamar berantakan gini ?" Heeseung hampiri gue dengan wajah heran dengan isi kamar gue yang memang seberantakan itu.

"Mama..." jawab gue sambil nyari sisir. Sisir mana sih perasaan selalu diatas meja.

"Mama kenapa ?"

"Mama di kampus."

"Mama lo ?"

"Ya iya mama gue kak. Masak mamanya Jungwon. Ish. Liat sisir gue nggak sih ? Ah nggak usah sisiran deh. Tolong antar gue ke kampus sekarang ya kak. Mama udah nunggu di kampus, hari ini mau menghadap pak Namjoon." gue ambil tas gue lalu tenteng di tangan kiri gue, hendak keluar kamar tapi Heeseung tahan.

"Sun, nafas." Ucapnya sambil memperagakan di depan gue untuk menarik nafas dan hembuskan perlahan, dan gue ngikut. Gue tarik nafas dalam lalu hembuskan perlahan. Sejenak buat gue tenang sedikit. 

"Lo mau ke kampus begini ? Seberantakan ini ? Kancing baju lo aja nggak bener."

Gue liat kemeja gue yang ternyata kancingnya nyaplir dua tingkat. Kok ya bisa ? Gue mau perbaiki tapi jari-jari Heeseung lebih dulu mengambil alih.

"Nggak usah buru-buru Sun. Mama kamu pasti paham kalo kamu telat dengan keadaan begini. Tadi tangannya pasti banyak kesenggol kan ?"

Gue kasih anggukan sambil liat jari-jari Heeseung mengaitkan kancing pada posisi yang benar. Bentar, ini kuping gue nggak ikutan rusak kan efek jatuh dari tangga. Soalnya tadi gue denger Heeseung ngomongnya pake kata aku-kamu.

"Lebih hati-hati ya kalo mau cepet sembuh. Kalo perlu apa panggil aku jangan maksain sendiri. Nah udah. Bentar." Heeseung lalu beranjak sedikit ke lemari buku yang ternyata sisir gue disana. Tadi perasaan nggak disana. Dia lalu rapikan rambut gue. "Kalo kayak gini lebih baik. Mama kamu jadi nggak mikir kalo hidup anaknya sedang kacau."

Seulas senyum Heeseung muncul tapi pergerakkan selanjutnya bikin gue kaget karena Heeseung tiba-tiba kecup bibir gue dengan dua tangannya yang masih menakup pipi gue lalu memimikan kalimat 'my morning kiss'.

Dih kelakuannya. Pake aba-aba minimal biar jantung gue nggak meluncur bebas ke perut. Sudah pasti tindakan dia yang tiba-tiba ini buat gue tersipu malu. Malu banget kalo bunda lewat depan kamar gimana. Heeseung semalem abis mimpi apa tiba-tiba begini. Gue ngeri. Maksudnya, gue mau meleleh jadi genangan air aja.

Color Brush | Heesun / Heenoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang