Heeseung's POV
"Lo mau kemana pagi-pagi ?" Tepukan Jake di pundak gue, gue abaikan sekilas dan lanjut masukin tas gue ke mobil.
"Mau ke Busan." Jawab gue setelah tutup pintu mobil.
Setelah malam itu, gue ngerasa banyak yang salah sama diri gue. Tiap ketemu Sunoo gue selalu menghindar. Kemana langkah gue pergi, yang di mata gue selalu bayangan Sunoo. Nama Sunoo menggema di kepala gue. Perasaan yang sama, beban yang sama yang selalu gue rasakan tiap kali punya moment dengan Sunoo. Sama seperti setelah gue mencium Sunoo kala itu tapi kali ini bukan karena Sunoo yang menghindari gue, bukan karena ada Sunghoon. Ini gue, karena gue takut.
"Ngapain ?" Kening Jake berkerut penuh tanya.
Pagi ini gue putuskan untuk menjauh dari Sunoo. Menghindar. Sepengecut gue buat ngadepin perasaan gue sendiri buat jujur mengakui kalau impact dari laki-laki berambut pink itu sangat besar ke hidup gue. Ini bukan cuma menghindar, gue perlu nafas. Otak dan hati gue lagi banyak berantemnya.
"Mau ketemu bunda. Udah lama bunda nggak pulang gue khawatir. Sekalian mau jenguk kakek." alasan gue.
Jake mengangguk paham. Gue sama dia lalu kembali ke dalam rumah, ke dapur untuk sarapan. Sudah ada tiga bocah di meja makan sibuk dengan sarapan masing-masing.
"Lo berapa lama di Busan ? Kuliah lo gimana ? Kerja lo gimana ?" Cercar Jake begitu dia landaskan pantatnya di kursi. Sontak semua mata ke gue termasuk Sunoo yang duduk dua kursi dari gue.
"Belum tau, liat situasi dulu. Kuliah sudah nggak ada kelas dan gue sudah ambil cuti kerja." Jawab gue santai sambil mengambil roti dan selai diatas meja.
"Lho Kak Hee mau ke Busan ?"
"Yah sepi dong rumah."
Sementara kedua teman Sunoo memberi tanggapan, gue lirik Sunoo yang cuma diam saja mengunyah rotinya. Sepertinya dia sadar kalau ini karena ada hubungannya dengan dia. Nggak mungkin dia nggak ngerasa kalau selama beberapa hari ini gue hindari dia, bahkan gue nggak ngomong sama sekali.
"Gue berangkat duluan." Sunoo beranjak dari kursinya begitu rotinya habis, diraih sweater dan ransel putihnya.
"Nggak bareng gue ?" tanya Jake.
"Nggak deh lain kali aja."
"Kan udah baikan kita Sun." rengek Jake.
"Jangan bikin gue musuhin lo lagi ya Kak. Lo nggak cocok merengek kayak bayi begitu, yang cocok begitu itu Jungwon." sahutnya yang membuat tawa Niki menggelegar puas.
"Kok gue ?! Gue bukan bayik !" protes Jungwon nggak terima dengan pernyataan Sunoo.
"Lo bayik Won, liat aja rambut lo blonde cetar bikin silau. Kek bocah." ledek Niki mengusak rambut pink Jungwon yang baru dia warnai kemarin. Perginya sama Sunoo tapi Sunoonya nggak re-touch warna rambutnya yang kini semakin pudar dan pangkal hitamnya semakin panjang.
"LO DIEM YA !" Jungwon dorong tubuh Niki dengan bibir manyunnya yang kesal. Memang kayak bayik sih menurut gue.
"Salam sama bunda kak." Ujar Sunoo lagi sambil kasih senyum tipisnya ke arah gue dan setelah gue mengangguk dia pergi.
"Seung, gue denger lo di tembak Karina ?"
"WHAAT ?!"
"SERIUS KAK ?"
Gue mengernyit. "Tau dari mana ?"
"Beritanya dimana-mana kali Seung. Selain berita si Sunoo, nama lo terselip di forum juga."
"Gue kira gosip doang, patah hati gue." Niki memegang dadanya dan memberi ekspresi sedih yang di dramatisir.
"Kak Karina cantik sih kak, cocok sama lo. Lagian dia kan suka sama lo dari semester satu ya ?" Jake mengangguk mengiyakan pertanyaan Jungwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Brush | Heesun / Heenoo [END]
FanficLee Heeseung yang nggak suka pagi, nggak suka perubahan, yang hidupnya monoton antara rumah, kerja, kampus, kini harus tinggal seatap dengan anak berambut pink yang sifatnya kayak petasan, suka meledak-ledak, yang mulutnya kasar banget, yang sikapny...