Chap 11 : Heart to Heart

2.9K 347 46
                                    

Heeseung POV

"Seung...."

Bunda buka pembicaraan. Jantung gue sudah nggak karuan. Telapak tangan gue mulai berkeringat. Sudah lama bunda nggak duduk dengan serius natap gue kayak gini. Terakhir ketika ayah meninggal dan gue nggak keluar kamar sepanjang minggu. Bunda orang yang santai, jarang marah, semua selalu dia selesaikan dengan tenang apapun masalahnya. Tapi kali ini gue nggak bisa tenang.

"Tau kan kenapa bunda minta bicara serius kayak gini sama kamu ?"

Gue mengangguk tanpa berani menatap bunda.

Bunda menghela nafasnya. "Bukan gitu caranya Seung. Kamu nggak bisa paksa kehendak kamu ke orang lain, apalagi kamu baru kenal dia beberapa bulan. Bunda tau maksud kamu baik untuk jaga rumah ini tapi bukan gitu caranya."

Gue paham cara gue salah tapi gue harus pakai cara apa ? Gue udah pake cara halus ngomong sama dia, dianya yang langsung meledak.

"Bunda sudah senang Sunoo balik ke rumah lagi, bagaimanapun juga dia penyewa di rumah ini. Ada haknya. Dia pergi kemarin bunda tau karena dia kesel sama kamu tapi dia bilangnya ke bunda mau nginep di rumah bibinya karena kebetulan ada acara disana tapi bunda tau dia bohong. Bunda kalau jadi Sunoo, dibentak kayak gitu sama kamu ya mending bunda pergi. Bunda bayar kos kok bunda di bentak-bentak. Logis kan ?"

Gue mengangguk lagi.

"Biar kamu nggak salah paham sama dia, Sunoo itu sudah ngomong sama bunda dari jauh hari bilang mau gantiin kulkas kita. Katanya kasian lihat bunda harus bangun subuh-subuh buat fresh cake padahal kalau buatnya malam terus disimpan di kulkas lebih efisien. Bunda sudah setuju tapi bunda lupa bilang kamu, dan bunda juga nggak nyangka datangnya lebih cepat. Semua cuma miskomunikasi Seung, tapi kamu ngamuknya keterlaluan."

Gue cuma bisa menghela nafas. Kalau diingat-ingat gue memang keterlaluan.

"Semalam bunda nggak sengaja denger obrolan kamu sama Sunoo gara-gara kamu teriak bunda bangun terus panggil Jake, bunda kira kamu kenapa-kenapa. Lagi-lagi bunda paham sama niat kamu ke Sunoo yang mau lindungi dia, tapi..."

"Cara aku salah kan bund ?"

Bunda tersenyum. "Iya, cara kamu salah."

"Dimananya ?" tanya gue frustasi. Cara apa yang benar menurut bunda untuk menghadapi Sunoo dan sikap keras kepalanya itu. Jungwon sama Niki aja ngaku mereka nggak mampu menghadapi Sunoo.

"Seung, sebelum kamu menolong orang lain kamu harus tau orang macam apa yang mau kamu tolong ini. Nggak bisa asal tolong dengan cara kamu sendiri. Itu salah. Sunoo ini anaknya memang terlihat keras kepala diluar, pemberontak, nggak sopan tapi dia nggak pernah begitu ke bunda. Tau kenapa ?"

Gue menggeleng.

"Karena bunda tau cara ngadepin dia Seung. Sunoo itu aslinya anak yang penuh luka. Coba lihat kalau dia ngobrol sama bunda manjanya keluar, ngomongnya halus banget, nggak pernah bunda denger Sunoo teriak-teriak kalo ngomong. Dia sopan banget lagi. Sunoo memang hampir nggak pernah bahas keluarganya ke bunda kecuali bunda tanya, itu juga jawabnya ala kadar. Dari sana bunda sadar kalau Sunoo itu bukan dari keluarga kayak kita. Kasih sayang orang tuanya terbatas walaupun fasilitas yang dia dapat sekarang nggak ada batasnya. Tapi apa artinya uang sih Seung kalau orang tua sendiri cuek."

Tanpa sadar gue mengangguk. Gue inget omongan Sunoo tentang keluarganya waktu itu.

"Kalau kamu mau bantu Sunoo lepas dari hmm.. " Bunda sedikit ragu untuk bicara, gue paham ini hal baru untuk bunda. "Hmm dari, dari pacarnya itu." Akhirnya. "Kamu jangan paksa begitu. Hargai dia punya privasi. Apapun bukti yang kamu punya, hapus karena itu bukan hak kamu untuk mengungkapkan kesalahan orang lain. Minta maaf sama Sunoo. Ajak dia bicara pelan-pelan, kalo dia nggak mau dengerin kamu jangan di paksa. Kasih dia waktu untuk berpikir. Kalo kamu mau ngomong sama Sunoo jangan pakai ego kamu, pakai hati kamu Seung. Inget, Sunoo itu anaknya rapuh cuma diselimuti sama kerasnya dia aja."

Color Brush | Heesun / Heenoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang