1

8.9K 519 24
                                    

"Sialan, bisa-bisanya kau kalah!!"

Wooyoung menatap kesal pada seseorang yang berdiri dihadapannya itu dengan banyaknya luka memar dan juga bercak darah yang menghiasi wajahnya disana.

"Tapi lawannya terlalu kuat, aku–"

"Kau yang terlalu lemah sialan!"

Wooyoung menendang perut pria itu dengan kesal. Ia kehilangan kesempatan untuk mendapatkan puluhan juta karena dia kalah, benar-benar menyebalkan.

Ia terlalu memanjakannya akhir-akhir ini, itu membuat dia menjadi lemah. Dan sekarang ia harus mencari orang lain agar bisa menghasilkan uang untuknya.

"Pergilah, aku tak membutuhkanmu lagi."

"Tidak! kau tak bisa membuangku begitu saja hanya karena aku kalah!"

Junho tau jika Wooyoung berkata seperti itu artinya ia sudah dibuang olehnya, tentu ia tak ingin hal itu terjadi, terlebih karena ia memang membutuhkan Wooyoung.

Wooyoung menatap datar pada Junho yang juga sedang menatap padanya disana, ia sedikit berjongkok dan mulai mensejajarkan wajahnya dengan Junho.

"Apa yang bisa kau lakukan jika kau sudah tak berguna lagi di mataku?"

"Dan apa yang kau katakan barusan? hanya karena kau kalah?"

Junho meringis sakit saat Wooyoung mulai mencengkram kuat wajahnya itu, ia tak pernah melihat Wooyoung semarah ini, itu terlihat jelas dari tatapannya padanya.

"Kau tau jika kekalahanmu itu membuatku kehilangan puluhan juta!"

"Sial."

Wooyoung dengan kesal membenturkan kepala Junho ke jalanan. Ia berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Junho yang meringis kesakitan itu dibelakang sana.





















San meraba perutnya yang terus berbunyi sedari tadi, ia lapar tapi ia tak memiliki uang sepersen pun. Ia biasanya membantu orang-orang dan akan mendapatkan uang.

San menatap sekelilingnya, mengingat ini sudah hampir tengah malam tak ada siapapun, tapi seharusnya banyak preman yang berkeliaran disini sekarang.

Ia mengalihkan pandangannya saat ia mendengar suara kucing dari arah sampingnya. Ia menatap kucing itu yang sedang mengorek-ngorek sampah disana.

"Aku juga lapar, tapi tak mungkin jika aku memakan sampah."

San mengerutkan dahinya saat kucing itu berjalan mendekatinya dengan dia yang membawa tikus yang sudah mati disana. Dia menggemaskan tapi juga mengerikan.

Ia terus menatap kucing tersebut yang sibuk memakan tikus itu. San dengan perlahan mulai mengelus bulunya, masih terasa sangat halus meskipun dia kotor.

"Arghh!"

San dengan cepat menarik tangannya karena tiba-tiba kucing saja itu mencakar tangannya, bahkan cakarannya terasa sangat dalam dan terasa menyakitkan.

Ia berniat memukul kucing tersebut tapi ia mengurungkan niatnya itu karena merasa tak tega. Tak seharusnya juga ia menyakiti hewan, tapi ini jadi terasa menyebalkan.

Karena ia melihat kucing itu mulai menjilati bagian tubuh yang tadi ia sentuh, itu seperti ia sangat kotor sampai-sampai kucing itu segera membersihkannya.

San kembali mengalihkan pandangannya saat mendengar ada suara langkah kaki disana, ia dapat melihat seseorang yang sedang berjalan sendirian.

Tapi pandangannya tertuju pada makanan yang sedang dia makan sekarang, itu membuatnya semakin lapar, haruskan ia mengambil paksa makanan itu darinya.

Wooyoung sedikit mengerutkan dahinya karena ia terus ditatap tanpa henti oleh pria yang sedang duduk berdampingan dengan kucing kotor itu disana.

Wooyoung mulai menyeringai, ia berjalan mendekati pria tersebut dan mendudukan dirinya disamping pria itu. Untuk sesaat ia sadar jika dia terus menatap makanannya.

"Kau mau?"

"Tidak."

"Kalau begitu aku akan membuangnya."

Wooyoung sedikit terkejut saat tiba-tiba pria itu merebut sandwich yang ingin ia lempar tadi. Ia menatap pria itu yang dengan lahap memakan sandwich nya.

"Berhenti menatapku."

"Tidakkah itu keterlaluan untukmu berkata dingin pada seseorang yang sudah memberikanmu makanan?"

"Aku tak meminta makanan darimu, kau berniat membuangnya."

Wooyoung terus menatap wajah pria itu, dia juga menatapnya dengan datar, tapi tak bisa dipungkiri jika dia terlihat sangat tampan dengan banyakan memar disana.

San membulatkan matanya terkejut saat pria yang tak ia kenali itu tiba-tiba saja mencium bibirnya sekarang dan ciuman itu bertahan cukup lama tanpa lumatan.

Wooyoung tersenyum tipis melihat wajah terkejut darinya, ia mulai melepaskan ciumannya. Bahkan dia terlihat lebih menggemaskan dibandingkan kucing itu.

"Siapa namamu?"

DJANGO : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang