10

3.4K 343 6
                                    

"Obati dia hyung."

"Kau selalu saja menyusahkanku, apa kau sadar hal itu?"

Wooyoung menggedikkan bahunya tak peduli dengan apa yang dikatakan Seonghwa. Selagi ia membayar Seonghwa ia tak merasa jika ia merepotkannya.

Seonghwa memutar bola matanya malas, sudah seringkali Wooyoung selalu membawa kucing-kucingnya itu kemari untuk diobati, itu melelahkan.

"Jadi dimana kucing lamamu?"

"Aku membuangnya, dia sudah tak berguna lagi."

"Karena dia kalah?"

"Tentu saja, bagaimana bisa dia kalah dengan mudah?! sial."

Seonghwa menatap tubuh San yang dipenuhi luka memar itu, ini sudah terlalu parah seharusnya dia cepat membawanya kemari, kenapa baru sekarang.

"Ingatlah San, jika kau kalah aku juga akan membuangmu seperti mereka."

Seonghwa melirik San, dia tak menjawab apapun, entah bagaimana bisa Wooyoung menemukan orang-orang seperti ini, dia bahkan mendapatkannya dengan cepat.

San tak peduli dengan apa yang dikatakan Wooyoung barusan, bahkan jika kakinya patah ia tetap akan memenangkannya demi tetap bersama dengan Wooyoung.

San melirik kearah Wooyoung yang sedang merokok disana. Dan meskipun ia kalah nantinya, ia tetap akan bersama dengan Wooyoung bagaimanapun caranya.

"Katakan jika ini terasa sakit."

"Aku baik-baik saja."

Seonghwa mengangguk pelan, ia cukup penasaran sekarang entah ini hanya perasaannya saja atau memang San sedari tadi mencuri pandang pada Wooyoung.

"Aku harap kau tak berakhir seperti yang lain."




















Hari demi hari terus berlanjut, San yang terus ikut banyak pertandingan untuk membuat Wooyoung senang, banyak luka yang ia dapatkan karena hal itu.

Tapi diluar perkiraannya, Wooyoung malah sering mengabaikannya berbeda dengan sebelumnya dia bersikap baik padanya, apa yang salah dengannya.

Ini cukup membuat San merasa kesal karena ia memenangkan semua itu demi mendapatkan perhatian dari Wooyoung, tapi ia malah tak mendapatkannya.

"Mau minum soju?"

Wooyoung menatap San yang hanya mengangguk disana, entah apa yang dia pikirkan sekarang, dia sedikit berbeda karena lebih banyak diam akhir-akhir ini.

Bahkan San juga selalu bersemangat saat akan bertanding, berbeda dengan sebelumnya dia hanya bersemangat pada makanan saja. Ini cukup aneh baginya.

"Kenapa kamu terus mengabaikanku?"

"Aku berbuat salah padamu?"

Wooyoung kembali menatap San disana, sepertinya San memikirkan mengapa ia yang mengabaikannya sejak terakhir kali mereka pergi ke tempat Seonghwa.

Bukan tanpa alasan ia mengabaikan San, ia hanya tak ingin San menaruh rasa padanya karena ia tak sebaik apa yang San pikirkan selama ini.

"Kau tak melakukan kesalahan apapun."

"Lalu kenapa kau mengabaikanku Woo?"

"Ak–"

"Aku mencintaimu Wooyoung."

Wooyoung membulatkan matanya terkejut mendengar apa yang dikatakan San, tapi keterkejutannya itu tak berlangsung lama saat ia sadar San sudah mabuk disana.

Sepertinya San tak terbiasa dengan minuman beralkohol, itu lah mengapa dia mabuk sekarang, dia mabuk dengan hanya meminum beberapa gelas kecil saja.

"Aku mencintaimu Wooyoung! tak bisakah kau mengerti itu?"

"Aku tak ingin kau terus mengabaikanku."

"Aku terus berusaha memenangkan semua pertandingan sialan itu hanya untuk mendapatkan perhatian darimu."

"Tapi kau–"

Wooyoung kembali dibuat terkejut saat San tiba-tiba saja menciumnya sekarang. Ini membuatnya bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang jika sudah seperti ini.

Wooyoung mulai menarik rambut San ke belakang, membuat ciuman mereka terlepas begitu saja dan saat San mencoba untuk kembali menciumnya disana.

Ia dengan cepat menahan wajah San untuk tak mendekat padanya. Ia mengerutkan dahinya karena San malah menjilat telapak tangannya sekarang.

"Aku sudah berkata padamu untuk tak mencintaiku San."

"Tapi aku tetap mencintaimu."

DJANGO : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang