Side Story 2

1.4K 119 8
                                    

San berteriak dan menangis ketakutan melihat besarnya api yang membakar rumahnya didepan sana. Banyaknya orang yang berlalu-lalang membuat San pusing.

"Tenanglah nak, semua akan baik-baik saja."

Itu lah ucap seorang polisi yang sedang mencoba menenangkan San tapi San merasa tak tenang. Ia tak bisa tenang jika keluarganya belum benar-benar mati.

"Ya semua akan baik-baik saja jika mereka semua mati didalam sana."

Senyuman aneh terukir di wajah San yang masih berusia 8 tahun itu, tak ada rasa sedih ataupun menyesal, San malah terus berharap keluarganya benar-benar mati.

"Aku menemukanmu San."

San terbangun dari tidurnya dan menatap langit-langit kamar yang begitu gelap. Mimpi itu, lagi-lagi mimpi itu muncul dan berakhir dengan Han yang berhasil menemukannya.

"Han, bocah bodoh itu, dia masih saja menggangguku meskipun dia sudah mati."

"San, apa kamu baik-baik saja? kamu berkeringat."

San mengalihkan pandangannya menatap seseorang yang juga sedang menatapnya. Ahh benar– Wooyoung, dia begitu cantik dengan wajah yang sedang khawatir itu.

Setelah Wooyoung berpikir ia adalah Han, ia berpura-pura untuk hal itu. Ini cukup menyebalkan, tapi bagaimanapun juga ia akan membuat Wooyoung lupa dengan Han.

Dan sekarang disinilah ia dan Wooyoung berada, di motel terdekat. San mengusap wajah Wooyoung perlahan dan menarik tangannya untuk memeluk Wooyoung.

"Aku hanya mimpi buruk, aku baik-baik saja."

Wooyoung menatap khawatir pada San. Ia sempat mendengar San terus mengigau tentang ibu dan juga ayahnya, apakah San merindukan kedua orangtuanya.

"Sungguh?"

Wooyoung sedikit merona saat San tiba-tiba saja mengecup keningnya dan memeluknya erat. Ia membalas pelukan dari San dengan mengusakkan wajahnya di dada San.

Ahh– Sepertinya ia melupakan sesuatu. Seonghwa hyung, ia meninggalkan Seonghwa hyung di tempat itu, dia pasti khawatir. Mungkin ia akan meminta San untuk pergi ke tempat Seonghwa.







Seonghwa menatap ponselnya berharap ada panggilan telpon dari Wooyoung, tapi ini sudah pagi hari tak ada satupun telpon atau panggilan masuk dari Wooyoung.

"Kemana sebenarnya bocah itu pergi!?"

Seonghwa mengalihkan pandangannya saat mendengar suara ketukan pintu, ia dengan cepat berlari kearah pintu dan langsung membuka pintu rumahnya itu.

Apa yang Seonghwa lihat sekarang tentu membuatnya sangat terkejut karena San– bagaimana bisa dia ada dihadapannya sekarang? apa ia sedang bermimpi? atau–

"Hyung."

Seonghwa mengalihkan pandangan. Ini tak mungkin nyata bukan? Wooyoung dan San, bagaimana bisa mereka bersama? dan mengapa San ada disini? bukankah–

"Hyung, kenapa hyung diam saja?"

"Wooyoung... dia?"

Seonghwa menatap Wooyoung dengan bingung karena Wooyoung tersenyum lebar dengan memeluk San disana, jadi San? ia pikir ia berhalusinasi untuk sesaat.

"Aku sudah mengatakannya padamu hyung! San tak mati, dia tak akan pernah meninggalkanku."

"Lihatlah? aku memeluknya sekarang."

San tersenyum tipis melihat Seonghwa yang masih memasang wajah terkejut itu disana. Ia cukup ingat siapa Seonghwa, tapi sepertinya dia tak mengingatku?

Seonghwa dengan cepat menarik tangan Wooyoung untuk menjauh dari San dan itu berhasil membuat Wooyoung terkejut karena apa yang dilakukan Seonghwa.

"Hyung, apa yang–"

Senyuman aneh dari San berhasil membuat Seonghwa semakin khawatir, ada perasaan aneh yang muncul dalam dirinya, ini seperti perasaan benci dan juga takut.

"Dengarkan aku Wooyoung, dia bukanlah San yang kamu kenal!"

"Dia– dia seorang pembunuh."

DJANGO : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang