"Ada apa sayang?"
Wooyoung mendengus kesal, bagaimana bisa dia dengan santai menikmati makanannya itu setelah dia membuat seluruh tubuhnya mati rasa sekarang.
Bahkan tak ada rasa bersalah sedikitpun darinya, ia ragu jika San benar-benar manusia, tidakkah dia seperti hewan buas karena tak bisa mengontrol nafsunya.
"Apa kau sedang berpura-pura bodoh?"
"Baiklah, maafkan aku."
"Kau pikir kata maaf saja cukup?!"
"Lalu apa yang harus aku lakukan?"
Wooyoung memutar bola matanya malas saat San sudah mulai mengerucutkan bibirnya itu disana. Jika ia luluh sekarang, itu hanya semakin merepotkan dirinya.
Tak hanya tubuhnya yang mati rasa, dia juga kembali membuat lubangnya terluka dan lagi dia tak mendengarkan ucapannya untuk melakukan satu kali saja.
Karena sepertinya dia memang tak pernah mengiyakan ucapannya, tapi tidakkah itu berlebihan, bagaimana bisa nafsu seseorang terasa sangat liar seperti itu.
"Kamu ingin aku mengobatinya?"
"Bukankah salep yang temanmu berikan itu masih ada?"
Wooyoung sedikit mengerutkan dahinya melihat San yang berbicara dengan tersenyum aneh disana, itu mengatakan jika dia merencanakan sesuatu yang lain.
"Lupakan itu sialan."
San kembali memakan mie nya dengan sedikit kesal, bagaimana bisa Wooyoung terus berkata kasar padanya padahal ia kekasih Wooyoung sekarang.
Wooyoung menghiraukan San yang terus mengerucutkan bibirnya itu disana. Ia menatap jam pada ponselnya, sudah jam 2 pagi, apakah Seonghwa masih bangun?
Tapi ia ragu untuk membawa San pada Seonghwa, mengingat waktu lalu dia pernah menggodanya, meski itu hanya candaan entah mengapa itu terasa aneh.
"Apa aku takut kehilangan San sekarang?"
"Tak mungkin, dia bahkan hanya kucing liar yang manja!"
Wooyoung mulai menatap San yang masih mengerucutkan bibirnya itu dengan terus melahap makanannya. Lihatlah, dia lapar tapi bibirnya itu terus mengerucut.
"Makanlah Woo, apa kamu tak lapar?"
"Tidak, aku sudah kenyang memakan sperma sialanmu itu."
San tersenyum tipis mendengar jawaban dari Wooyoung, itu menggemaskan menurutnya meskipun dia berkata kasar, tapi ia tetap menyukai Wooyoung.
Wooyoung tersentak saat San tiba-tiba saja memeluknya sekarang, dia mengusakkan wajahnya itu pada ceruk lehernya, dia benar-benar bertingkah seperti kucing.
"Aku sangat mencintaimu Woo."
—
"Hei hei dia datang!"
Wooyoung sedikit mengerutkan dahinya melihat wanita-wanita disana mulai menatap pada San, sepertinya karena pertarungan San dan Mingi waktu lalu.
Itu membuat San semakin populer dan tentu ia tak suka dengan hal tersebut, bagaimana jika nanti San tergoda oleh wanita-wanita yang seperti jalang itu.
"Ayo dekati dia."
"Tapi ada Wooyoung disana, tidakkah kau sadar jika dia menatap tajam pada kita."
"Ahhh kau benar, mereka berpacaran."
"Lagi pula mengapa San mau berpacaran dengan sesama jenis, itu menjijikan."
"Jaga ucapanmu Hye, kau tak tau seberapa mengerikannya Wooyoung."
San yang mendengar obrolan mereka itu mulai menatap kearah Wooyoung, Ia langsung menangkup wajah Wooyoung dan mencium bibirnya didepan mereka.
Jika saja mereka bukan wanita, sudah pasti ia akan memukul mereka semua. Ia melepaskan ciumannya dan menatap Wooyoung yang sedikit terkejut itu disana.
Wooyoung sedikit menyeringai, ia tau San sengaja melakukan itu untuk membuat semua wanita jalang disana kesal dan itu cukup membuatnya senang.
Wooyoung ikut mencium San sekarang dengan sedikit melirik pada wanita-wanita itu disana. Lihatlah wajah kesal mereka, sungguh terlihat seperti jalang murahan.
"Kau tak boleh tergoda dengan wanita jalang seperti mereka San."
San mengangguk menjawab perkataan Wooyoung dan dia menatap tajam pada wanita-wanita itu disana membuat mereka tersentak karena tatapan dari San.
Wooyoung kembali berjalan dengan menarik tangan San meninggalkan tempat tersebut, meskipun ia tak pernah peduli dengan apa yang dikatakan orang lain.
Tapi melihat San bertindak seperti itu membuat hatinya menghangat. Seharusnya ia memang tak perlu merasa khawatir akan kehilangan San.
"Karena San hanya akan mencintaiku."

KAMU SEDANG MEMBACA
DJANGO : Sanwoo/Woosan
FanfictionWooyoung memungut kucing liar yang ia temui dipinggir jalan, ia menjadikannya sebagai petinju lepas untuk dapat menghasilkan uang dan San rela melakukan apapun untuk Wooyoung karena munculnya perasaan pada managernya itu. - San : Dominant Wooyoung :...