"Woo, aku takut ini akan menyakitimu."
Wooyoung menatap malas pada San, entah sudah berapa kali dia berkata seperti itu, dia terlalu mengkhawatirkannya, tapi ia juga sedikit merasa takut sekarang.
Terlebih karena ia memang tak pernah menjadi pihak bawah atau mungkin bisa dibilang ia hanya melakukannya bersama seorang wanita dan tidak dengan pria.
Tapi ini cukup membuatnya kesal karena San terus menahan tubuhnya saa ia ingin memasukkan penisnya itu kedalam lubangnya, benar-benar menyebalkan.
"Berhentilah menahan tubuhku!"
"Tapi bagaimana jika kamu terluka."
Wooyoung mendengus kesal, mencoba mengabaikan San, ia mulai memegang penis San dan memasukkan penisnya itu kedalam lubangnya dengan perlahan.
Wooyoung meringis sakit saat ia terus memaksakan penis San untuk masuk kedalam lubangnya, seharusnya ia harus melonggarkannya terlebih dahulu.
"Sial, ini lebih sakit dari perkiraanku."
San meringis pelan merasakan penis miliknya yang dijepit kuat oleh lubang Wooyoung dibawah sana, bahkan itu membuat penisnya juga sedikit sakit.
San menatap Wooyoung yang terlihat seperti sedang menahan rasa sakit juga disana, ia langsung menarik tangan Wooyoung dan mulai melumat bibirnya.
Wooyoung menghentikan pergerakannya karena San yang menciumnya sekarang, bibirnya dilumat dengan lembut oleh San. Ia juga membalas lumatan dari San.
Wooyoung mengerutkan dahinya saat merasakan kedua pantatnya itu mulai diremas oleh San. Ia bisa gila sekarang karena apa yang dilakukan San padanya.
San menghisap lidah Wooyoung dan terus beradu lidah dengannya. Ini membuatnya lupa tentang bagaimana ia merasa aneh karena melakukan sex dengan Wooyoung.
"Sial, penisku menginginkan lebih."
Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat San tiba-tiba menekan tubuhnya kebawah dengan kuat, membuat penis San itu terdorong masuk kedalam lubangnya.
Ia mengigit bibir San melampiaskan rasa sakitnya akibat perbuatan San tadi, itu bahkan terasa sangat menyakitkan. Ia menatap kesal pada San dibawahnya itu.
"Apa yang kau lakukan sialan!! kau tau jika itu sangat menyakitkan!"
San juga merasakan sakit pada bibirnya karena digigit kuat oleh Wooyoung barusan, ia mengusap bibirnya dan benar saja ada bercak darah ditangannya.
Wooyoung melirik kebawah melihat penis San yang sudah benar-benar masuk sempurna kedalam lubangnya itu, ia tak tau jika lubangnya berdarah atau tidak.
"Maafkan aku Woo."
"Kau takut akan menyakitiku tapi kau melakukan hal ini padaku!!"
"Apa itu terasa sangat sakit?"
"Tentu saja bodoh!!"
San meringis pelan karena Wooyoung yang memukul kepalanya itu, ia bahkan tak sengaja melakukannya karena nafsunya yang menginginkan lebih tadi.
Wooyoung mengerutkan dahinya melihat San yang mulai mengerucutkan bibirnya itu disana, mengapa dia melakukan itu sekarang, seharusnya ia yang marajuk.
"Maaf..."
Wooyoung menghela nafasnya berat, dia bahkan tak merasakan apa yang ia rasakan, tapi sudahlah lagipula ini kali pertama San melakukan sex.
"Ingatlah untuk melakukanya dengan perlahan lain kali."
San mengangguk pelan, sebenarnya ia tak begitu paham dengan apa yang dikatakan Wooyoung barusan, apa yang dia maksud dengan lain kali.
"Apa aku akan melakukan sex bersama Wooyoung lagi nanti?"
San tersadar dari pikirannya mendengar Wooyoung yang meringis disana, ia menatap Wooyoung yang terus menahan rasa sakitnya itu membuatnya tak tega.
"Woo–"
"Diam."
Wooyoung terus menggerakkan pantatnya dengan perlahan, ia sudah melakukannya sangat pelan tapi mengapa itu tetap terasa sakit, bahkan terasa sangat perih.
Ini adalah alasan mengapa wanita yang ia setubuhi berkata untuk melakukannya dengan perlahan karena itu memang terasa sangat sakit jika memaksakannya.
"Shhh sialhh aku tak bisa, ini sangat sakit."
Wooyoung tersentak saat San merubah posisi mereka, ia menatap San yang sudah berada diatasnya dan entah mengapa ia melihat tatapan lapar dari mata San.
"Aku sudah tak tahan lagi Woo, maafkan aku."
"Sial, tid– arghh akhh!!"
San meringis merasakan cakaran dari Wooyoung di punggungnya, tapi ia tak peduli, ia menahan pinggang Wooyoung dengan terus menggerakkan penisnya.
Wooyoung memukul punggung San kuat melampiaskan rasa sakit pada lubangnya sekarang. Dia hanya memikirkan nafsu gilanya itu sekarang dan tidak dengannya.
"Akhhh ahhh per–lahanhh Sanh!!!"
Wooyoung mendongak merasakan penis San yang terus menusuk masuk sangat dalam dibawah sana dan San hanya terus menghentakkan penisnya itu disana.
San yang terus memaksakan penisnya bergerak didalam lubang Wooyoung membuat Wooyoung terkejut saat titik prostatnya ditekan oleh penis San disana.
"Mmhhh San... ahhh disana–"
"Sshhh Woo berhenti mengetatkan lubangmu."
"Jangan mengaturku– anhhh hahh..."
San menahan pinggang Wooyoung dengan terus menghentakkan penisnya itu tepat dititik prostat milik Wooyoung. Penisnya juga semakin membesar sekarang.
Wooyoung mulai memeluk leher San dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher San. Ia tak dapat menahan desahannya saat San terus menekan titik prostatnya.
"Nghhh Sanhh lebih cepathh–"
Wooyoung meremas kuat punggung San saat San benar-benar mempercepat gerakan pinggulnya itu, ini terlalu nikmat ia tak dapat menahannya lagi sekarang.
"Ahhh mhhh San– I'll cum..."
Bersamaan dengan Wooyoung, San juga mengeluarkan cairan kentalnya itu dan Wooyoung dapat merasakan cairan yang yang memenuhi lubangnya sekarang.
San mulai menatap Wooyoung yang sudah kelelahan disana dan apa yang harus ia lakukan sekarang, ia masih bernafsu dan menginginkan lebih dari ini.
"Woo, aku benar-benar minta maaf, tapi aku menginginkan lebih."
"Apa?! tid– akhhh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
DJANGO : Sanwoo/Woosan
FanficWooyoung memungut kucing liar yang ia temui dipinggir jalan, ia menjadikannya sebagai petinju lepas untuk dapat menghasilkan uang dan San rela melakukan apapun untuk Wooyoung karena munculnya perasaan pada managernya itu. - San : Dominant Wooyoung :...