12

2.5K 270 16
                                    

"Apa Wooyoung tak memberimu makan? kau terlihat kelaparan."

San yang masih sibuk memakan ayam itu mulai mengalihkan pandangannya pada Seonghwa yang sedari tadi menatap padanya dan menggelengkan kepalanya.

Seonghwa terus menatap kearah San, dia terlihat kelaparan tapi tak mungkin jika Wooyoung tak memberikan San makanan, atau dia memang melakukannya.

"Kau ingin pesan yang lain?"

"Bolehkah?"

"Tentu saja, kau dapat memesannya."

"Tapi Wooyoung tak membiarkanku untuk makan terlalu banyak."

Seonghwa mulai mengerutkan dahinya, sekarang ia paham mengapa San terlihat sangat kelaparan, ternyata Wooyoung terlalu menjaga ketat porsi makan San.

Tapi ia juga tak berhak mengomentari tentang apa yang dilakukan Wooyoung, dia bebas melakukan apapun pada San, ia bahkan tak terlalu dekat dengan San.

"Kau ingin pesan apa?"

"Aku ingin satu porsi ayam lagi."

"Kau benar-benar rakus."

San menggedikkan bahunya tak peduli selama ia bisa makan secara gratis, ia tak akan menyia-nyiakan hal itu, lagipula ia merasa sangat lapar sekarang.

Ia menatap Seonghwa yang sedang memesan makanan untuknya. Makanan membuat perasaan ia lebih baik, ia masih merasa cemburu karena Wooyoung tadi.

"Aku merindukan Wooyoung."

San mencoba untuk tak memikirkan Wooyoung dan ia kembali fokus pada makanannya saat pesanan yang Seonghwa pesankan sudah ada diatas meja itu.

San terkejut saat Seonghwa tiba-tiba mengusap ujung bibirnya dengan lembut disana, ia sedikit mengerutkan dahinya bingung mendapatkan tindakan tersebut.

"Makanlah dengan benar, kau bukan anak kecil lagi sekarang."

"Hm terimakasih."

Seonghwa mendengus kesal melihat San yang terus-menerus makan seperti anak kecil, bagaimana bisa dia makan seperti itu, benar-benar berantakan.

Ia berniat mendekatkan dirinya pada San untuk mengusap beberapa sisa makanan yang menempel di ujung bibir San itu, tapi tindakan terhenti saat melihat Wooyoung.

"Apa yang kalian lakukan?"

Wooyoung menatap kesal melihat apa yang ada dihadapannya sekarang, bahkan tanpa ia bertanya pun, mereka sudah pasti sedang berciuman bukan, menjijikan.

"Woo? kamu disini? aku sedang menemani San makan, dia berkata jika dia lapar."

"Menemani makan? omong kosong!"

Seonghwa mengerutkan dahinya melihat Wooyoung yang terlihat marah disana, apa yang membuat Wooyoung marah sekarang bahkan ia tak melakukan apapun.

"Apa maksudmu Wooyoung?"

San yang hanya mencoba untuk tak peduli dengan kehadiran Wooyoung itu merasa terkejut saat tiba-tiba Wooyoung menarik paksa tangannya dengan cukup kuat.

Itu berhasil membuat San tersedak karena tindakan Wooyoung yang tiba-tiba. San mulai menatap kearah Wooyoung yang terlihat sedang kesal disana.

"Sejak kapan hyung peduli dengan orang yang aku bawa!"

"Jelas-jelas hyung berniat untuk mencium San tadi!!"

Seonghwa semakin kebingungan dengan apa yang dikatakan Wooyoung, bagaimana bisa dia berpikir seperti itu padanya, padahal ia tak pernah berniat seperti itu.

Seonghwa sedikit menyeringai, melihat reaksi Wooyoung barusan membuat ia yakin jika dia sedang cemburu sekarang. Apakah Wooyoung menyukai San?

"Memang kenapa jika aku mencium San? kau bahkan bukan kekasihnya."

"Aku! aku–"

Wooyoung menyadari seringai kecil dari Seonghwa disana, ia tau jika Seonghwa sedang menggodanya sekarang dan tentu itu membuatnya kesal pada Seonghwa.

"Hyung menyebalkan!!"

Wooyoung dengan cepat menarik tangan San untuk pergi dari tempat makan itu, meninggalkan Seonghwa yang masih setia dengan seringai kecilnya disana.

Seonghwa menatap kepergian Wooyoung dan juga San, ini pertama kalinya ia melihat Wooyoung cemburu, dia terlihat sangat menggemaskan.

"San ya? aku jadi ingin menggodamu Woo."


















San mengerutkan dahinya bingung karena Wooyoung terus menarik tangannya. Ia tak mengerti, bukankah Wooyoung sudah tak membutuhkannya lagi.

Wooyoung dengan kesal mendorong San masuk kedalam van membuat San meringis pelan karena memang dorongan Wooyoung yang tak bisa dibilang pelan itu.

"Kenapa kau membiarkan Seonghwa hyung mendekatimu?!!"

DJANGO : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang