11

2.5K 271 11
                                    

Entah apa yang sudah terjadi selama San mabuk kemarin, tapi melihat Wooyoung yang semakin mengabaikannya, membuat ia yakin jika ia berbuat salah semalam.

San menggepalkan tangannya saat melihat Wooyoung yang tertawa dengan pria lain disana, dia bahkan terus mengabaikannya tapi mengapa dia dekat dengan pria lain.

"Hei bocah, kau seharusnya tak mengalihkan pandanganmu saat sedang berhadapan dengan musuh."

San mengalihkan pandangannya pada seseorang yang sedang bertanding dengannya dan melirik pada Wooyoung yang masih sibuk mengobrol disana.

"Persetan dengan pertandingan ini, aku akan kembali mengambil perhatianmu."

Wooyoung mengerutkan dahinya saat ia mendengar suara teriakan dari San disana, ia membulatkan matanya terkejut melihat San yang tersungkur jatuh.

"Apa yang dia lakukan sialan."

San kembali melirik pada Wooyoung yang sudah menatapnya dengan tajam, ia sudah tau apa yang akan terjadi padanya setelah pertandingan ini berakhir.

Tak sempat mengalihkan pandangannya pada lawan, San sudah terlebih dahulu dipukul tepat dibagian pipinya dan tentu itu terasa sangat sakit.

Karena ia yang tak juga bangun ataupun melawan membuat ia terus menerima pukulan bertubi-tubi sampai dimana MC disana menghentikan pertandingannya.

Perbuatan San itu juga berhasil memacing amarah Wooyoung sekarang, ia berjalan masuk kedalam ring dan menarik tangan San tanpa memikirkan keadaan San.

Wooyoung mendorong tubuh San kearah tembok dengan cukup kencang membuat meringis pelan karena memang ia sudah terluka parah sekarang.

"Apa yang sebenarnya kau pikirkan sialan! kau sengaja kalah huh?!"

Wooyoung mengerutkan dahinya melihat tatapan mata San yang terlihat dingin itu sekarang, ini bukan pertama kalinya ia melihat San seperti ini tapi ini berbeda.

"Itu membuatku takut."

"Kau! aku tak membutuhkanmu lag–"

Belum sempat Wooyoung menyelesaikan kalimatnya, wajahnya sudah terlebih dahulu dicengkram kuat oleh San membuat ia meringis sakit karena itu.

"Jangan pikir jika hanya kau yang dapat melakukan hal seperti ini Wooyoung."

"Aku mencintaimu, tapi kenapa kau terus mengabaikanku."

"Kau malah sibuk tertawa dengan pria lain dan itu membuatku cemburu!"

Wooyoung tak dapat melepaskan cengkraman tangan San dari wajahnya karena tenaga San lebih kuat darinya, itu semakin terasa sangat sakit sekarang.

"Kau tak mencintaiku brengsek!"

"Kau hanya menginginkan tubuhku bukan? kau berkata jika kau mencintaiku saat kau sudah bersetubuh denganku!"

San tentu terkejut dengan apa yang dikatakan Wooyoung barusan, bagaimana bisa dia berkata seperti itu saat ia sudah benar-benar menaruh rasa padanya.

Ia melepaskan cengkramannya itu pergi meninggalkan Wooyoung disana. Orang sepertinya memang tak pantas untuk bisa berada disamping Wooyoung.

Wooyoung memegang pipinya yang terasa sakit itu dan menatap kepergian San disana, itu membuatnya kesal karena San tiba-tiba pergi meninggalkannya sekarang.

"Sialan."






















San mulai mendudukan dirinya ditepi jalan, ia pergi tanpa pikir panjang dan sekarang seluruh tubuhnya benar-benar terasa sakit, ia juga sudah merasa lapar.

"Hahh sial, aku terlalu terbawa emosiku."

San menyekat ujung matanya yang juga berdarah disana. Wooyoung juga sudah mengusirnya sekarang, apa yang dapat ia lakukan sendirian sekarang.

Tak ada yang mau membantunya atau menolongnya selain Wooyoung, tapi ia terlalu egois karena mengikuti ego nya itu, ia terlalu menginginkan Wooyoung.

"San? apa yang kau lakukan disini?"

San mengalihkan pandangannya dan mulai sedikit mengerutkan dahinya saat melihat siapa yang berbicara padanya sekarang, bagaimana bisa dia ada disini.

"Seonghwa?"

"Apa yang kamu lakukan? dan dimana Wooyoung?"

"Dia sudah tak membutuhkanku lagi."

"Kau kalah?"

Seonghwa mulai mendudukan dirinya disamping San dan melihat San yang menganggukkan kepalanya, ia juga dapat melihat banyaknya luka ditubuh San.

Entah mengapa Wooyoung selalu saja membuang seseorang hanya karena dia kalah, tidakkah itu berlebihan, mereka juga sudah banyak memenangkannya.

"Aku akan mengobatimu."

"Tidak perlu, aku baik-baik saja."

"Sudahlah, aku tau kau hanya merasa tak enak karena aku temannya Wooyoung."

"Aku tak butuh diobati, aku lapar."

"Aku akan mengobatimu terlebih dahulu, lalu aku akan mengajakmu untuk makan."





















Wooyoung melempar kaleng minumannya dengan kesal, ia tak dapat menemukan San dimanapun. Ia tak benar-benar ingin San pergi, tapi ia juga sudah terlalu kesal.

Karena ia memang tak suka dengan yang namanya kekalahan, itu membuatnya kesal saat San yang dengan sengaja kalah saat pertandingan tadi.

"Brengsek, dia mencintaiku tapi sekarang dia malah meninggalkanku."

Wooyoung tersadar akan satu hal, San selalu merasa lapar setelah dia selesai bertanding dan mungkin saja dia sedang berada ditempat makan sekarang.

"Tapi apa dia memiliki uang?"

"Tch sudahlah, aku akan memastikannya terlebih dahulu."

DJANGO : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang