"Lepas."
"Ayolah, bukankah kau menyukai uang?"
Wooyoung menatap tajam pada Mingi dan langsung menarik tangannya dengan paksa karena Mingi benar-benar tak berniat untuk melepaskan tangannya itu.
"Persetan dengan semua uang itu sialan! aku tak ingin berurusan lagi denganmu."
"Mulutmu begitu kasar sayang."
Mingi sedikit mengerutkan dahinya saat ia berniat memegang wajah Wooyoung, tangannya tiba-tiba ditahan oleh seseorang yang dibawa Wooyoung itu disana.
"Jangan mengganggu Wooyoung."
"Memang kau siapa berani berkata seperti itu padaku? kau bahkan hanya anjing jalanan yang dipungut oleh Wooyoung."
"Tak peduli siapa aku, aku tak suka jika tangan kotormu itu menyentuhnya."
"Hah sialan, kau!"
Mingi dan San terkejut karena saat Mingi ingin memukul San, Wooyoung sudah terlebih dahulu berdiri didepan San, itu membuat Wooyoung terkena pukulannya.
"Woo kamu baik-baik saja?"
Wooyoung sedikit mengangguk menjawab perkataan San, ia menatap dingin kearah Mingi yang masih terkejut. Ini salah satu alasan mengapa ia tak menyukai Mingi.
Dia dengan mudah tersulut emosinya, bahkan dulu ia juga sampai harus menerima beberapa luka karena emosi Mingi yang tak bisa terkontrol itu.
"Aku minta maaf Wooyoung, kamu tak seharusnya berada disana tadi."
"Kau ingin bertanding bukan? baiklah."
Wooyoung menarik kerah baju Mingi membuat wajahnya sejajar dengan Mingi sekarang, ini semakin membuatnya kesal karena rasa perih di wajahnua sekarang.
"Lihatlah bagaimana aku akan membalas semua perlakuan burukmu itu padaku."
"Ayo kita pergi San."
San sedikit mengerutkan dahinya melihat Mingi yang menyeringai disana. San mulai melirik pada Wooyoung yang masih kesal itu dengan terus menarik tangannya.
Mingi tak bisa menahan senyumannya itu karena sikap dingin dari Wooyoung barusan, itu semakin membuat ia terobsesi pada Wooyoung, dia menggemaskan.
"Aku akan mengalahkan anjing kecilmu itu Woo dan kembali mendapatkanmu."
—
"Woo, apa kamu benar baik-baik saja?"
Wooyoung mengalihkan pandangannya pada San, bohong jika ia tak baik-baik saja bahkan sampai sekarang wajahnya masih terasa perih karena pukulan Mingi itu.
Tapi dibandingkan rasa perih diwajahnya, ia lebih merasa kesal pada Mingi yang tiba-tiba muncul sekarang, itu hanya akan menjadi masalah besar untuknya.
"Tenanglah, aku akan memenangkannya, kamu tak perlu khawatir Woo."
"Kau memang harus memenangkannya San, bagaimanapun caranya."
San hanya mengangguk menjawab apa yang dikatakan Wooyoung. Selain ia yang marah karena Mingi memukul Wooyoung tadi, ia juga masih merasa cemburu.
Ia juga tak ingin Wooyoung diambil oleh pria itu, ia ingin terus bersama Wooyoung, meskipun Wooyoung mengabaikannya, tapi Wooyoung masih tetap bersamanya.
"Aku akan benar-benar membuangmu jika kau kalah dari Mingi, San."
"Aku mengerti."
—
Wooyoung mengigit kuku jarinya dengan kesal, ia melihat San dan juga Mingi sudah berada didalam ring disana, entah kenapa pikirannya berkata jika San akan kalah.
Meskipun San memang pandai dalam berkelahi tapi jika dibandingkan dengan Mingi, ia tak begitu yakin jika San dapat mengalahkan Mingi dengan cepat.
Mingi terkekeh pelan saat ia melihat pada Wooyoung dan dia langsung memberikan tatapan tajam serta jari tengahnya itu yang ditunjukan untuknya disana.
Ia mulai menatap pada San, mendengar rumor yang beredar dia berhasil mengalahkan beberapa petarung hebat disekitar sini, tapi ia tak percaya hal itu.
"Siap kehilangan tuanmu anjing manis?"
San mencoba mengabaikan ucapan Mingi, ia tau jika dia sedang memprovokasinya dan tentu saja ia tak boleh dengan mudah terprovokasi oleh lawannya.
Mingi melihat San yang menjulurkan lidah disana dengan memberikan ibu jari yang menurun kebawah itu dan tentu itu membuat emosi Mingi meluap begitu saja.
"Aku akan mematahkan semua bagian tubuhmu itu sialan!"

KAMU SEDANG MEMBACA
DJANGO : Sanwoo/Woosan
FanfictionWooyoung memungut kucing liar yang ia temui dipinggir jalan, ia menjadikannya sebagai petinju lepas untuk dapat menghasilkan uang dan San rela melakukan apapun untuk Wooyoung karena munculnya perasaan pada managernya itu. - San : Dominant Wooyoung :...