"Kau mau pergi kemana?"
Mingi mengalihkan pandangannya pada Yunho yang sedang merokok disana, entah mengapa dia masih berada ditempatnya dan tak segera pulang sedari kemarin.
Tak menjawab pertanyaan Yunho, Mingi memilih untuk menyalakan motornya itu dan dengan cepat Yunho menahan tangan Mingi karena dia akan segera pergi.
"Aku bertanya padamu."
"Aku akan menyingkirkan hama kecil."
Yunho sedikit mengerutkan dahinya bingung mendengar jawaban dari Mingi, tapi untuk sesaat ia sadar jika hama yang dia maksud adalah kucing Wooyoung.
"Apa kau lupa jika kau kalah darinya?"
"Mengapa kau masih saja mengganggu Wooyoung?"
Mendengar perkataan Yunho membuat Mingi merasa kesal karena dia berkata jika ia kalah dari hama itu dan kata menganggu juga cukup menyinggungnya.
Yunho meringis saat Mingi mencengkram wajahnya cukup kuat disana, ia mencoba untuk melepaskan tangan Mingi dari wajahnya tapi percuma saja ia tak bisa.
"Jaga ucapanmu itu sialan, lebih baik kau enyah dari hidupku."
Yunho menatap kepergian Mingi setelah dia berkata kasar seperti itu padanya dan tentu itu berhasil membuatnya merasa sakit hati dengan yang dikatakan Mingi.
"Kau pikir aku akan diam saja melihatmu terobsesi pada Wooyoung huh?"
Yunho mulai mengambil ponselnya dan menekan nomor seseorang disana. Sudah cukup lama ia menahan rasa kesalnya, ia sudah tak bisa menahannya lagi sekarang.
"Halo? Jarang sekali kau menelponku Yun."
"Ya, aku membutuhkan bantuanmu. Kau masih ingat dengan Wooyoung bukan?"
"Tentu saja, kau sangat membencinya."
"Bunuh dia."
—
Wooyoung merentangkan tangannya saat melihat San berjalan menghampirinya disana. Sekarang ia sudah benar-benar bisa menerima San sebagai kekasihnya.
Karena jujur saja ia sudah mulai mencintai San sekarang, bagaimana dia bertindak dan bersikap, ia menyukai segalanya dari San. Yang terpenting San mencintainya.
San tersenyum senang, ia sedikit berlari dan langsung memeluk Wooyoung dengan erat. San menangkup wajah Wooyoung dan mengecup bibirnya berulang kali.
"Mau makan sesuatu?"
"Aku ingin memakanmu."
Wooyoung merona malu saat mendengar perkataan San, bagaimana bisa dia berbicara seperti itu padanya, tidakkah dia sadar jika dia terlalu mesum sekarang.
Bahkan San juga sudah tak lagi merengek meminta banyak makanan, tapi dia akan merengek untuk melakukan hubungan sex dengannya setelah bertanding.
Meskipun ia memang menikmatinya, tapi tidakkah berlebihan untuk melakukannya hampir setiap hari? dan lagi dia tak bisa hanya dengan satu kali sex saja.
"Sayang? kenapa melamun?"
"Ayo, aku sudah terlalu lelah dan lapar."
Wooyoung memutar bola matanya malas saat San menarik tangannya. Meski ia menolak dia pasti tetap akan melakukan cara apapun untuk mendapatkannya.
"Tapi itu masih terasa sakit San..."
San merasa tak peduli dengan keluhan Wooyoung atau bahkan jika Wooyoung memohon padanya karena ia akan tetap melakukannya malam ini.
Wooyoung mendengus kesal karena San tak meresponnya dan malah terus menarik tangannya menuju van diluar gedung itu. Benar-benar menyebalkan.
Wooyoung cukup terkejut saat San malah membawanya menuju gang sempit, bahkan dia sudah mulai mencumbunya sekarang. "Apakah dia serius? disini?"
"San apa yang kau lakukan?"
"Aku sudah tak tahan Woo, mobilnya terlalu jauh."
"Tidak, kau bercanda bukan?"
Mengabaikan pertanyaan Wooyoung, San mencium bibir Wooyoung dan mulai melumatnya dengan kasar dengan sambil meremas kedua pantat Wooyoung.
Wooyoung mencoba untuk mendorong San, tapi karena memang San lebih kuat darinya, ia tak bisa mendorongnya karena San sudah terlalu bernafsu sekarang.
Selagi San yang sedang mencumbu leher Wooyoung itu, ada seseorang yang melihat mereka dari kejauhan dengan membawa sebuah pisau tajam ditangannya.
Amarah terlihat jelas dari matanya, Mingi memandang mereka berdua dengan perasaan kesal marah. Dan tentu ia tak bisa melakukannya karena ada Wooyoung.
San berhenti mencumbu Wooyoung dan sedikit melirik kesamping, ia sudah tak melihat siapapun disana, ini perasaannya saja tapi ia sadar ada seseorang disana.
"Woo, disini tak aman, ayo kita pergi."
Wooyoung mengigit bibir San dengan kesal, tentu saja tak aman karena sejak awal mereka melakukannya ditempat terbuka, bagaimana jika ada yang melihat.
"Tch kau baru menyadarinya?!"
Berbeda dengan San, Wooyoung tak menyadari ada seseorang yang melihat mereka dari kejauhan karena Wooyoung terlalu menikmati cumbuan dari San.
KAMU SEDANG MEMBACA
DJANGO : Sanwoo/Woosan
FanfictionWooyoung memungut kucing liar yang ia temui dipinggir jalan, ia menjadikannya sebagai petinju lepas untuk dapat menghasilkan uang dan San rela melakukan apapun untuk Wooyoung karena munculnya perasaan pada managernya itu. - San : Dominant Wooyoung :...