San mengatur nafasnya dengan perlahan, menatap Mingi yang terus menyeringai itu padanya. Tak bisa ia pungkiri jika ia kewalahan menghadapi Mingi sekarang.
Sudah banyak pukulan yang ia berikan pada Mingi tapi seolah itu tak terasa apapun untuknya, dia bahkan tak terlihat menahan rasa sakit atau kelelahan.
Berbeda dengan Mingi. Pukulan Mingi itu berhasil membuat seluruh tubuhnya seperti mati rasa, karena pukulannya dari Mingi benar-benar terasa menyakitkan.
"Aku bahkan tak bisa berdiri dengan benar sekarang."
Mingi tertawa kencang melihat San yang seperti pecundang itu disana, bahkan dia tak pantas menjadi lawannya dan memang tak ada yang pantas untuk itu.
Tawa Mingi berhasil membuat Wooyoung kesal mendengarnya, sesuai dugaannya San tak benar-benar dapat mengalahkan Mingi karena Mingi pria gila.
Wooyoung menatap pada San yang berjalan kearahnya sekarang. Ini cukup membuatnya kesal karena ia menyadari jika San tak dapat mengalahkan Mingi.
San mendudukan dirinya dikursi dengan terus menatap pada Mingi yang terlihat seperti sedang mengejeknya disana, tentu itu membuatnya merasa kesal.
"San."
"Woo, aku masih bisa mengalahkan–"
San terkejut saat Wooyoung tiba-tiba saja mencium bibirnya sekarang didepan banyak orang dia melakukan hal tersebut dan ada sedikit lumatan didalamnya.
Wooyoung melepaskan ciumannya dan menatap mata San disana. Ia banyak melihat luka memar pada wajah San dan juga beberapa bercak darah disana.
"Apa kamu benar-benar mencintaiku?"
"Aku mencintaimu Woo."
"Jika kamu dapat mengalahkan Mingi, aku akan menjadi kekasihmu San."
San kembali dibuat terkejut mendengar apa yang dikatakan Wooyoung barusan. Apakah ia salah dengar sekarang atau ia sedang berkhayal karena terlalu lelah.
San tersadar dari lamunannya karena Wooyoung yang menangkup wajahnya sekarang, dia kembali mengecup bibirnya dengan mengusap pipinya disana.
"Kamu bisa melakukannya bukan?"
San mengangguk dengan cepat, tentu ia akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan Wooyoung, bahkan jika kakinya itu harus patah, ia tak masalah.
Mingi yang memang melihat kejadian itu juga membuat amarahnya semakin meluap karena merasa cemburu saat melihat Wooyoung mencium San disana.
Mingi meremas botol minumnya dengan kuat. Ia kesal karena Wooyoung bersikap manis pada San karena seharusnya sikap itu ditunjukkan untuknya bukan San.
"Sial aku akan menghajar anjing itu sampai dia tak dapat berdiri lagi."
—
Wooyoung merasa khawatir sekarang karena melihat Mingi yang semakin menggila disana, bahkan San tak memiliki kesempatan untuk membalasnya.
"SAN AKU MENCINTAIMU!!"
Semua orang yang terus bersorak karena pertandingan Mingi dan San itu tiba-tiba terdiam mendengar teriakan Wooyoung. Terlebih San, itu membuatnya terkejut.
Dan tentu itu juga membuat Mingi sama terkejutnya dengan San. Ia semakin merasa jengkel pada San karena teriakan Wooyoung barusan.
Karena San yang lengah membuat Mingi memiliki kesempatan untuk memukul bagian perutnya, pukulan Mingi berhasil membuat San tersungkur jatuh sekarang.
Pukulan Mingi juga membuat San batuk darah, San menatap Mingi yang hanya tertawa pelan disana. Jika terus seperti ini ia hanya akan merasakan sakitnya saja.
Melihat San yang batuk darah membuat Wooyoung merasa bersalah karena teriakannya tadi membuat San lengah dan mendapatkan pukulan keras dari Mingi.
Tapi berkat teriakan dari Wooyoung itu membuat San semakin bersemangat, karena kalimat itu adalah kalimat yang ingin ia dengar dari mulut Wooyoung.
"Kau terlihat bersemangat sekarang, apa karena tuanmu mencintaimu huh?"
"Tentu, tidakkah kau cemburu? karena kau tak bisa mendapatkannya."
"Brengsek!"
Berbeda dengan sebelumnya San yang hanya menghindar dan tak memiliki kesempatan untuk melawan, sekarang ia melawan dengan memukul pinggangnya.
Mingi meringis pelan mendapatkan pukulan dari San, ini benar-benar berbeda dari sebelumnya karena pukulannya itu terasa sangat menyakitkan sekarang.
San tentu tak akan memberikan Mingi kesempatan untuk membalas melihat Mingi yang diam meringis disana membuat San meneruskan pukulannya.
Keadaan berbanding terbalik sekarang yang tadinya San lah yang tak bisa melawan sekarang Mingi lah yang berada diposisi itu, Mingi tak bisa malawan.
Tapi karena San yang memang sudah kelelahan dan seluruh tubuhnya terasa sakit, ia tak bisa berlama-lama dan harus segera mengakhiri pertandingannya.
Dan setelah merasa cukup memberikan Mingi pukulan bertubi-tubi San langsung menendang bagian kepala Mingi dengan sisa kekuatan yang masih ia miliki.
"Arghhh fuck!"
Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat melihat San berhasil menjauhkan Mingi disana, ia menatap pada MC yang sedang menghitung mundur sekarang.
Mingi berniat untuk bangun kembali tapi ia terlambat karena hitungan mundurnya sudah selesai sebelum ia sempat untuk bangun dari jatuhnya itu.
Suara sorak-sorai ramai memenuhi gedung tersebut. Wooyoung juga berlari masuk kedalam ring mendekat pada San yang masih berdiri tegak disana.
Ia langsung menangkup wajah San dan mencium bibirnya itu. Ini diluar perkiraannya, ia pikir San akan kalah karena banyaknya luka yang dia terima.
San menahan bagian kepala belakang Wooyoung saat Wooyoung berniat untuk melepaskan ciuman mereka, ia mulai melumat bibir Wooyoung.
Dan melirik pada Mingi yang masih menatap kearahnya. Apa yang dilakukan San berhasil membuat Mingi semakin kesal dengan kekalahannya sekarang.
Cukup lama mereka berciuman, San mulai melepaskan ciumannya saat melihat Mingi sudah pergi. Ia menatap Wooyoung yang terlihat sangat senang disana.
Wajah Wooyoung terasa panas sekarang karena San yang tak mau melepaskan ciuman mereka tadi. Ia merasa malu karena berciuman didepan banyak orang.
"Aku mencintaimu Woo."
KAMU SEDANG MEMBACA
DJANGO : Sanwoo/Woosan
FanfictionWooyoung memungut kucing liar yang ia temui dipinggir jalan, ia menjadikannya sebagai petinju lepas untuk dapat menghasilkan uang dan San rela melakukan apapun untuk Wooyoung karena munculnya perasaan pada managernya itu. - San : Dominant Wooyoung :...