02. Omah Renara

386 66 5
                                    

Chio kini berubah menjadi anak yang menggemaskan serta tampan. Ia sudah siap untuk pergi bersama kedua orangtuanya.

"Uhh cucu na omah sudah tampan sekali."

"Iya dong."

"Coba omah cium, sudah wangi juga belum."

Chio mendekat ke arah omah dan dengan senang hati omah menciumi anak gembul itu.

Saat Shella menghampiri mereka seorang pria muncul dari arah pintu depan.

"Hallo." Ucap pria itu.

"Eh ada om Rafa." Kata omah.

Chio seketika menolehkan pandangannya kearah Rafa dan kembali menoleh ke arah Shella.

"Om lafa napain."

"Mau jemput ncus lah."

"Ndak boleh!."

Chio berlari kearah Shella yang masih berdiri, dan memeluk kaki Shella. Rafa menghampiri dan berjongkok di belakang chio berhadapan dengan Shella.

"Eh chio sudah tampan, mau kemana sayang?." Suara Rafa membuat chio menoleh.

"Pelgi."

"Sama siapa?."

"Mommy dan Daddy juga-" chio mendongak menatap Shella.
"Ncus ikut?."

Shella mengusap kepala anak itu dan menggeleng.

"Kenapa?."

"Kan mau pergi sama om Rafa." Jawab Rafa.

"Ihh ncus no no halus ikut sama chio!."

Chio merengek dan mengisyaratkan Shella untuk mengangkat tubuh gembul chio.

Shella mengangkat dan menggendong chio, dan lagi berhadapan dengan Rafa.

"Ih cocok nya!." Ujar omah melihat interaksi ketiganya.

"Iya kan omah." Ucap Rafa dan merangkulnya Shella.

Omah mengacungkan kedua jempolnya dengan tersenyum.

Tak lama kedua orang tua chio turun dengan pakaian sudah rapih.

"Eh ada keluarga dari mana itu?." Ujar Bu Nindita ketika melihat Shella dan chio serta Rafa.

"Benarkan seperti keluarga harmonis." Jawab omah dengan gelak tawa.

"Mommy?." Panggil chio.

"Iya sayang."

"Ncus Ndak ikut?."

"Enggak sayang, kita mau ke acaranya Daddy. Jadi ncus Ndak ikut."

"Kenapa?."

"Ya nggak kenapa-kenapa."

"Ncus kan nanti siap-siap setelah nanti chio pulang lagi, ncus udah siap deh buat pulang ke Jasmine." Omah mencoba menjelaskan.

"Oh gitu ya omah."

"Iya sayang."

Chio turun dari gendongan Shella dan berdiri di depan Bu Nindita.

"Uhh tampannya anak mommy."

"Ayok, sudah siap bukan?." Ucap pak Irfan.

"Sudah ayo."

Setelah berpamitan dengan omah, ketiganya pergi. Rafa menggenggam tangan Shella dan menatapnya.

"Kalian gak keluar?." Tanya omah.

"Ini mau omah." Jawab Rafa.

Rafa kembali menatap Shella.

"Sana siap-siap sekalian bawa barang kamu yang mau di bawa pulang, biar nanti saya yang antar kamu pulang."

"Aku harus merapihkan barang Bu Nindita juga yang lain."

"Gausah, tadi omah sempat lihat ke atas. Barang-barang mereka sudah di siapkan." Kata omah.

"Yaudah sana siap-siap biar nanti omah yang bilang sama Nindita dan irfan kamu pergi sama Rafa."

"Saya sudah bilang." Ucap Rafa dengan menunjukkan pesan teks dengan bu Nindita.

"Nah tuh Rafa sat set. Udah sana siap-siap."

Shella mengangguk dan pergi ke atas. Rafa menghampiri renara dan duduk di sebelahnya.

"Raf Shella makin cantik ya?."

"Iya Bun."

"Auranya juga makin kelihatan."

"Bunda benar, Rafa suka tiba-tiba ingin langsung menikahi dia. Takut di ambil orang."

"Hahaha kamu ini."

"Serius Bun."

"Jangan macem-macem ya, dia itu anaknya baik dan berhati lembut. Jadi kalau kamu sakiti, dia bakal diam aja sampai dia merasa gak kuat lagi sama kamu, dia bakal tega ninggalin kamu. Dan bikin kamu nyesel."

"Bunda tau."

"Tau, sangat tau. Sejak pertama liat Shella, bunda langsung merasa tertarik dan maksa kak Dita buat langsung apa ambil dia jangan tunggu-tunggu. Dan benar aja chio langsung lengket sama dia, padahal chio anaknya pemilih walaupun dia masih bayi."

"Iya ya Bun waktu itu cuma seminggu ya kalau gak salah."

"Iya cuma seminggu, karena chio selalu nangis gak karuan kalau sama si sus yang dulu itu. Tapi pas sama Shella bunda akui dia lebih tenang sama Shella ketimbang Dita."

"Kok bisa ya Bun."

"Karena chio merasakan kelembutan Shella."

"Pintar memilih berarti chio ya Bun."

"Banget. Makannya kalau kamu sakiti Shella bunda yang maju pertama."

"Hahaha, gak bunda. First time Rafa liat Shella, jujur Rafa gak bisa alihkan perhatian darinya. Padahal itu pertama kali Rafa melihat Shella. Merjuangin Shella susah Bun sampai Shella Rafa dapatkan itu butuh effort yang luar biasa."

"Hahaha bunda sudah tebak sejak awal, Shella sulit di dapatkan. Effort luar biasa mu itu sebanding dengan apa yang kamu dapatkan sekarang."

"Rafa sudah janji sama diri Rafa sendiri, kalau Rafa bakal memastikan Shella berada di sisi Rafa dan gak akan pernah Rafa lepaskan."

Trust Issue  [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang