06. Stephan El Shaarawy

197 52 2
                                    

Kini Shella sudah berada di rumahnya sendiri, Rafa mengantarkan Shella sampai tiba dirumah. Namun Rafa tidak bisa mampir karena papah Rafa tiba-tiba memberinya banyak pekerjaan. Padahal Rafa sangat ingin singgah sebentar.

Shella tinggal dengan ibu dan ayahnya. Shella 2 bersaudara dan ia adalah seorang kakak. Adik Shella laki-laki yang kini duduk di bangku SMA kelas 11.

"Di antar Rafa kak?." Tanya El, adik Shella.

"He'em."

"Tumben gak mampir."

"Emang kenapa?."

"Ya kan kalo mampir pasti ada aja yang Rafa tunjukkan ke El."

"Rafa pernah nunjukin apa ke kamu?."

"Ada deh, urusan laki-laki Kakak gak perlu tahu."

"Dih anak kecil."

"Siapa yang masih kecil? Aku udah kelas 2 SMA ya."

"Ya tetap saja."

Stephan El Shaarawy atau kerap di panggil El itu kembali asik main game di handphonenya kembali.

"Ibu belum pulang?." Tanya Shella.

"Belum, ibu masih di rumah makan."

"Tadi kan kak, ramai sekali rumah makan kita. Sampai ibu minta tolong bibi buat bantu."

"Oh ya?."

"Iya."

"Kamu gak bantu?."

"Enak aja, aku bantu kasih ke meja makan nya yaa."

"Tumben kamu minta sesuatu?."

"Suka benget nuduh ke adiknya."

"Mana ada nuduh."

"Itu apa?."

"Loh orang Kakak cuma tanya."

"Pertanyaan kakak itu nyerobot ke nuduh."

"Dih gakjelas."

Shella melemparkan bantal sofa kearah El membuat anak itu merengek karna ia mati di game tersebut.

"KAK SHELLA, KAN JADI MATI!."

"Cuma game aja heboh banget."

"Loh masalah?."

"Gak."

Shella keluar rumah dan hendak menghampiri ibunya di rumah makan milik keluarganya.

"El anterin kakak yo."

"Kemana si kak?."

"Ke rumah makan."

"Yaelah kak, jalan gak sampai 2 menit juga udh sampai."

"Males El."

"Terserah El lagi Mabar."

"Ayo El."

"Gak."

"Ayo kalau gak nanti Wifi-nya Kaka putus."

"Dih."

"Ya ayo makannya."

"Ya ya tapi sabar sedikit lagi menang."

"Lama."

"Sabar astaga."

Shella masuk kembali dan ke kamarnya untuk berganti baju, ia hanya mengenakan celana pendek dan baju kaos oversize yang membuatnya sangat sederhana namun terlihat keren.

"Ayo El."

"Iyee kak."

El keluar begitupun dengan Shella, Shella menutup pintu dan El bersiap menyalakan motor matic nya.

"Kakak yang bawa El."

"Gak deh kak, gausah."

"Kenapa?."

"Ya kalo kakak mau bawa sendiri kenapa maksa ngajak aku."

"Gapapa sih, biar kau ada kerjaan aja."

"Bibi mau kemana?." Ucap anak kecil berusia 8 tahun.

"Eh Juna." Kata Shella

Juna Arkansas Immanuel adalah cucu dari bibinya Shella, karena ini di desa Shella kerap di panggil bibi oleh sepupu mudanya.

"Emi dimana?." Tanya Juna.

Emi panggilan untuk nenek di keluarga Shella.

"Emi di rumah makan Jun." Kata El.

"Mamah kamu mana?." Tanya Shella.

"Mamah lagi ke salon." Jawab Juna.

"Oh yaudah. Mau ikut gak?."

"Bibi mau kemana?."

"Ke rumah makan."

"Ikut, eh gajadi deh."

"Dih bocah." Ucap El.

"Juna kan lagi main mang."

Mang atau mamang adalah panggilan sepupu muda ke pada sepupu yang lebih tua untuk laki-laki.

"Yaudah sana."

"Yaudah."

Juna pergi kembali bermain, Shella naik ke motor dan mereka berdua pergi ke rumah makan.

Tidak lebih dari satu menit mereka sampai di rumah makan. Dekat? Banget!.

Kan tadi El bilang kalau jalan pun gak sampai 2 menit sudah sampai, karena memang hanya berjarak sekitar 200 meter.

Sesampainya disana banyak sekali tetangga yang biasa makan disana.

"Hello." Ucap Shella.

"Eh pulang sama siapa?." Tanya bibi Shella, Noviana Ardhana.

"Biasalah bi, siapa lagi." Jawab El.

"Gak mampir?."

"Gak."

"Kenapa jadi kamu yang jawab?."

"Hehehe mewakilinya Shella."

"Shell makin cantik aja." Ucap salah satu tetangganya.

"O hohoho tentu saja. Terimakasih." Jawab Shella dengan bercanda.

"Bi tadi kan Juna nanyain." Kata Shella.

"Nanyain gimana?."

"Katanya, emi kemana?."

"Terus kamu bilangin bibi disini?."

"Aku gak tau bibi disini, tapi di jawab El kalo bibi disini."

"Yaudah, bibi juga mau pulang. Tadi ramai banget, El gada bantu sama sekali."

"Dih bibi El bantu yaa."

"Mana ada, pas lagi ramai-ramainya kamu pergi pulang."

"Hehehehe."

"Gimana sih lo katanya bantuin?." Sarkas Shella.

"Ya sama aja, kan tetap bantu."

"Masa bantu, pas ramai pulang."

"Hehehehe."

"Kamu kapan pulang?." Tanya ibu Shella, Sindi Lia Ardhana

"Dari tadi si Bu."

"Udah makan?."

"Belum." El yang menjawab, dengan menunjukkan gigi putih rapihnya.

"Belum 3 kali kamu mah El."

"Bibi tau aja." Dengan bangganya El mengakui.

"Dasar Stepan El Shaarawy." Ucap Shella dengan menggeleng-gelengkan kepala.


Trust Issue  [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang