18. Amel again

130 29 4
                                    

Shella menatap Rafa dengan tatap kecewa. Feeling Shella selama ini benar, mampukah ia melewati hari-hari yang menyakitkan berikutnya?.

"Tidak! Percaya sama saya itu bukan saya."

"Terus ini siapa?."

"Saya bisa membuktikan jika itu bukan saya."

Shella melepaskan pelukan dari tubuh Rafa.

"Bukti apa lagi kak, katakan saja jika ini adalah kakak."

"Shella percaya kepada saya bukan Amel."

Suara mereka terdengar ke atas.

"Bahkan si Rafa gak di terima pulang sama Tante Kirana."

Cerita keduanya terhenti dan omah serta Reyhan melihat dari atas.

"Ada apa Rafa?." Tanya Reyhan.

"Han tolongin gue." Reyhan bergegas turun.

"Shell percaya sama saya, itu bukan saya."

Shella hanya diam melihat Rafa. Tak lama Reyhan dan omah sampai di bawah.

"Ada apaan lagi?." Tanya omah.

"Han si Amel udah keterlaluan."

"Maksud Lo?."

"Berikan handphonenya kepada saya." Ucap Rafa ke Shella.

"Apa yang mau di sangkal?."

"Shell dengarkan saya dahulu."

"Coba Shell gue lihat handphone Lo." Rafa ikut membujuk Shella.

Shella langsung menurut dan memberikan handphonenya kepada Reyhan. Disana terpampang jelas foto yang dikirim oleh Amel.

"Astaga." Kaget omah.

"Sialan." Umpat Reyhan.

"Ini udah gak bisa Raf Lo harus selesaikan sekarang juga." Sambung Reyhan.

"Gue tahu."

"Gue kabari anak-anak yang lain dulu."

"Untuk apa?." Tanya omah.

"Mereka saksinya Bun." Ucap Reyhan.

Di tengah-tengah ketegangan itu chio berteriak dari atas.

"Ncuss chio mau main sama ncuss di kamal." Ucap anak itu.

"Iya chio ncuss keatas."

"Shella." Cegah Rafa.

"Gausah Shell biar omah yang tangani chio."

"Gapapa omah, ini kan kerjaan Shella. Lagipula chio bilang mau sama aku." Kata Shella.

"Setelah semua berkumpul kita pergi bersama temui Amel." Ucap Reyhan.

Rafa tak henti memandangi Shella dan berjalan menaiki tangga dan menghilang di ujung tangga.

Handphone Shella masih berada di tangan Reyhan.

"RAFA!." Bentak omah.

"Omah udah bilang sama kamu, jangan sakiti Shella." Sambungnya.

"Rafa gak maksud Bun."

"Bagaimana Amel bisa bertemu Shella?."

"Semua kesalahan Rafa."

"Bunda tidak mau tahu kamu harus selesaikan semuanya hari ini. Bunda gak mau lihat Shella bersedih seperti itu."

"Rafa akan menyelesaikannya hari ini Bun."

Reyhan terus menghubungi teman-temannya dan Rafa dia mencoba menghubungi Amel. Sedangkan omah, omah sibuk menyeka airmatanya sejak tadi lantaran melihat isi percakapan Shella dan Amel.

Bagaimana bisa perempuan bisa seperti itu terhadap perempuan lain.

"Oh ya ampun Shella yang malang." Omah mulai menangis untuk Shella.

"Bun bunda kenapa?." Tanya Reyhan yang panik melihat omah menangis.

"Bunda cuma gak habis pikir kenapa orang sebaik ini masih mendapatkan hal yang tidak mengenakkan seperti itu."

"Semua akan selesai hari ini Bun." Ucap Rafa.

"Harus! Dan bunda gak mau tahu."

Rafa mengirim pesan singkat kepada Amel hanya untuk mengabarkan bahwa Rafa akan datang kerumahnya.

Sekitar 20 menit, Tasya, Aldi, vano, Gibran, Meisya, dan Bilqis datang.

"Mana Shella nya?." Tanya Tasya.

"Diatas lagi temani chio main." Jawab Reyhan.

"Hmm."

"Gimana Raf ke tampar omongan sendiri?." Tanya vano.

"Bangsat." Kata Rafa.

"Tuh lah, gue udah bilang waktu itu kalau yang Lo lakuin udah amat melenceng dari diri Lo." Ucap Meisya.

"Oke gue tau disini gue permasalahannya. Dan gue minta bantuan kalian buat bantu gue lepas dari Amel."

"Itu gampang Raf." Celetuk Gibran.

"Maka dari itu gue benar-benar minta bantuan dari kalian." Rafa menatap semua sahabatnya satu persatu.

Mereka melihat Rafa yang seperti ini juga tidak tega, tapi jika melihat kilasan Rafa dulu membuat mereka juga kesal dengan Rafa.

"Lo mau menyelesaikan kapan?." -Tasya.

"Gue mau sekarang juga." Tegas Rafa.

"Bagaimana dengan Shella?." Tanya Bilqis.

"Menurut gue, lebih baik Shella ikut dan menyaksikan semua." -Tasya.

"Gue setuju." -Vano.

"Karna bakal percuma kalau lo nyelesain tanpa dia tahu, karena biar gimana pun ini merusak kepercayaan dia." -Reyhan.

"Gue bakal mintakan izin ke bunda, buat bawa Shella sebentar." Sambung Reyhan.

Semua mengangguk dan Reyhan berjalan ke atas untuk menemui bundanya dan juga Shella di kamar chio.

Sebelum Reyhan masuk, ia samar mendengar percakapan antara Renara dan juga Shella.

"Kamu baik-baik saja Shell." Itu suara omah.

"Aku baik-baik saja omah."

"Percayakan semua kepada Rafa, omah yakin dia bisa menyelesaikan semua ini."

Tidak ada jawaban dari Shella selama beberapa saat, hingga akhirnya ucapan Shella membuat Reyhan sendiri kaget mendengarnya.

Trust Issue  [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang