44. Brothers and sisters

99 22 0
                                    

Kurang dari 30 menit mereka sampai di sebuah mall yang lumayan besar, ini adalah mall terdekat yang tidak terlalu dekat juga. Jarak tempuh sebenarnya adalah lebih dari setengah jam, namun karena ini adalah El, ia mampu memotong waktu untuk jarak tempuh tersebut.

El memarkirkan motornya di parkiran basement, Shella turun dari motor dan melepas helm ia merapihkan rambutnya dan memberikan helm kepada El.

Mall ini memiliki 5 lantai di dalamnya dan yang pasti bioskop ada di lantai paling atas, oleh sebab itu mereka berjalan kearah eskalator dan menaikinya.

"Kak El laper." Ucap El.

"Emang kamu belum makan?."

"Belum, tadi gak sempat."

"Gak sempat ngapain?."

"Gak ngapa-ngapain."

"Gajelas."

"Kak El laperr." Rengek El sambil menggoyangkan lengan Shella.

"Kita beli tiket dulu El, sambil nunggu baru kita makan."

"Yasudah."

Keduanya sudah sampai di dalam bioskop dan ini baru jam 1 siang sedangkan Shella memesan dua tiket untuk jam 2 siang. Masih ada waktu 1 jam untuk mereka makan.

Setelah membelinya kedua kakak beradik itu keluar dari bioskop menuju tempat makan, mereka makan di sebuah restoran di dekat bioskop.

Keduanya memesan beberapa makanan dan minuman. Sambil menunggu El mengajak Shella untuk foto bersama. Sangat serasi. El yang benar-benar tampan dan juga Shella yang terlihat begitu cantik. Keduanya tidak terlihat seperti seorang kakak beradik.

Setelah mereka ber swafoto makanan siap. Dan keduanya menikmati makanan tersebut.

"Coba El, lihat foto yang tadi." El mengulurkan handphonenya.

"Kirim." Shella mengembalikan handphone El.

"Iya nanti."

Mereka menikmati makan itu dengan tenang, hingga tiba-tiba El bertanya.

"Kakak pergi kapan?."

"Akhir bulan."

"Masih 3 Minggu lagi ya?."

"Iya, kenapa?."

"Gapapa El nanya aja."

Hening sesaat El bertanya lagi.

"Kakak gamau di sini aja gitu kuliahnya?."

"Tadinya mau, tapi udah keterima di sana."

"Salah kakak coba-coba."

"Tapi ada bagusnya juga."

"Kenapa bagus?."

"Ya, bagus aja. Kakak jadi bisa menenangkan diri, dan yang lebih bagusnya lagi kakak jadi semakin dekat dengan cowok kakak."

"Apa bagusnya sih cowok K-Pop? Disini ada bang Rafa."

"Ah kamu mah suka-suka kakak lah."

"Tapi kan Korea jauh kak. Disana juga gak ada ibu gak ada bapak gak ada El, terus juga disana kakak gak ada saudara. Gak ada yang kakak kenal."

"Kalau soal gaada ibu, bapak dan kamu bahkan saudara atau orang yang kakak kenal itu sudah biasa. Justru kakak mencari suasana seperti itu. Dimana ketika gaada yang kenal sama kakak gaada yang perduli sama kakak itu bagus. Karena kakak akan belajar lebih menghargai diri dan yaa lebih mengenal diri kakak sendiri. Dan masalah kenalan gak mungkin gak ada teman selamanya bukan?."

"Tapi kan tetap saja."

"Kamu kenapa sih?."

"El gak mau kakak pergi."

"Kenapa?."

"Nanti kakak sendirian disana."

Shella hanya tertawa melihat adik satu-satunya itu, kenapa dia sangat menggemaskan.

"Sudah, nanti kakak akan kasih kabar terus ke El."

"Janji yaa kak."

"Iya kakak janji."

Mereka kembali menikmati makan, Senda gurau terlontar dari keduanya mereka benar-benar menikmati waktu itu. Tak terasa satu jam berlalu dan mereka bergegas kembali ke bioskop.

Tanpa menunggu lagi kakak beradik itu langsung masuk ke dalam studio bersama yang lain. Keduanya mencari dimana kursi mereka, setelah dapat Shella dan El duduk.

Film di mulai, Shella tidak terlalu menikmati film tersebut ia lebih banyak melamun dan memikirkan banyak hal. Isi kepalanya sangat berisik dan itu membuatnya pening. Shella memijat pelipisnya pelan dan kembali mencoba menikmati film.

Kurang lebih 2jam setengah durasi film itu. Setelah selesai mereka keluar dari studio.

"Seru kan kak film nya?." Tanya El

"Hm lumayan lah." Jawab Shella sekenanya.

"Kita mau langsung pulang kak?."

"Memang kita mau ngapain lagi?."

"Gatau sih, mungkin kita jalan-jalan sebentar."

"Dimana?."

"Disini aja. Keliling."

"Yasudah."

Keduanya mulai jalan mengelilingi mall tersebut, saat ini pengunjung cukup ramai padahal ini masih weekday. Saat mereka asik bertukar cerita tiba-tiba ada seorang wanita yang menarik perhatian El.

"Kayaknya kenal."

"Siapa?."

"Itu."

"Yang mana?."

"Yang itu loh kak, yang lagi ngobrol sama laki-laki."

"Memangnya dia siapa?."

"Mantan El."

"Terus?."

"Gapapa kasih tau aja."

"El,El mantan kok dimana-mana."

"Ya bagus lah kak, dari pada pacar yang dimana-mana."

"Dih."

"Kakak harusnya bangga punya adik kaya El."

"Apa yang harus di banggain dari kamu?."

"Loh kak, kakak selama ini menutup mata? Coba kakak lihat, buka mata kakak mana ada adik sekeren dan se-tampan El."

"Over PD kamu mah El."

"Gini-gini juga banyak kak yang mau sama El."

"Kakak enggak." Shella melenggang pergi meninggalkan El.

"Loh kak tunggu El." El berlari mengejar Shella.

Shella tiba-tiba berhenti mendadak karena ada seorang pria yang menghadang jalannya dengan tubuh si pria itu, hal itu membuat mereka berhadapan. Sedangkan El yang tak sempat mengerem itu menabrak tubuh Shella membuat Shella menabrak tubuh pria di depannya.

Pria itu dengan sigap menangkap tubuh Shella dan tak sengaja mereka berpelukan.

"Bang Rafa." Ucap El.

Trust Issue  [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang