20. She knows everything

148 28 4
                                    

"Shella ada apa?." Tanya Bilqis.

"Kak." Panggil Shella ke Reyhan.

Shella menggeleng di depan Reyhan yang membuat semua kebingungan termasuk Rafa sendiri.

"Biar semuanya aku yang jelaskan."

Setelah mereka duduk di sofa dan menunggu penjelasan dari Shella.

"Kak Rafa aku mau kakak jawab dengan jujur, di photo itu kakak bukan?."  Shella membuka pembicaraan.

"Shella saya su-"

"Aku mohon kakak jawab iya atau tidak saja."

Rafa hanya diam menatap Shella, kini hatinya benar-benar di penuhi oleh rasa penyesalan. Lalu dengan berat hati Rafa menjawab jujur.

"Iya itu saya." Jawab Rafa.

"Terus kenapa Lo menyangkal sialan!." Reyhan kembali tersungut.

"Hei gausah marah." Tasya mencoba menenangkan Reyhan.

"Selama berhubungan dengan aku kakak tidak benar-benar berpisah dari kak Amel, benar?."

"Iya benar."

"Kakak pernah bilang ke aku kalau kakak akan pergi bersama Tante Kirana namun kakak justru pergi bersama kak Amel, benar?."

Rafa benar-benar terkejut dengan apa yang Shella ucapkan. Tidak, tidak hanya Rafa semua yang berada di sana terkejut kecuali Reyhan yang memang sudah mengetahui lebih dahulu.

"Kamu tahu dari mana?."

"Iya atau tidak."

"Shella."

"Kakak hanya perlu menjawab."

Lagi-lagi Rafa sangat amat menyesal Dangan apa yang pernah ia lakukan.

"Benar dan saya minta maaf."

"Untuk apa meminta maaf, kakak gak salah untuk pergi bersama orang yang kakak sayang dan mungkin disana juga ada Tante Kirana."

"Selama ini kakak juga masih sering bertemu dengan kak Amel. Dan bahkan sebelum kakak pergi ke Singapura, setelah kakak dari rumah aku. Malam itu juga kakak langsung menemui kak Amel. Padahal kakak waktu itu bilang jika ada kerjaan mendadak dari papah nya kak Rafa." Sambung Shella yang membuat Rafa terdiam.

"Kamu-"

"Bahkan satu hari sebelum ke Singapura kakak tidak pulang malam itu, sampai Tante Kirana tanya ke aku mungkinkah kakak berada di rumah ku? Tapi aku langsung tahu kalau kakak berada di tempat kak Amel dan bermalam disana."

"Berapa lama kamu mengetahui semua ini?."

"Aku mengetahui ini kurang lebih satu tahun, namun aku sudah memiliki feeling jika kakak sebenarnya tidak mencintai aku, tapi dengan bodohnya aku tetap mengiyakan ajakan untuk menjalin hubungan."

"Aku tahu, aku berasal dari kampung dan terlahir dari keluarga sederhana, tapi apakah aku juga gak berhak untuk merasakan hidup seperti kalian. Anak yang terlahir dari keluarga berada yang sudah terjamin masa depannya?."

"Aku datang untuk mengubah hidupku, setidaknya aku tahu kehidupan di kota seperti apa. Tapi ternyata kehidupan disini sangat berbeda dan aku merasa jika aku tidak bisa. Tidak ada perempuan yang ingin bekerja di usia muda disaat orang sebayanya melanjutkan pendidikan."

"Aku akan keluar dari sini dan ini bulan terakhir aku bekerja disini, selanjutnya aku akan melanjutkan hidup di tempat yang seharusnya aku disana."

Jelas Shella panjang lebar, yang membuat Bilqis langsung menghampiri lalu memeluk Shella dengan air mata yang sudah meluruh.

"Bagaimana bisa orang menjahatimu sampai sebegini." Bilqis sesegukkan di pelukan Shella.

Lalu Meisya dan Tasya ikut menghampiri lalu mereka berpelukan disana.

"Tidak bisa kah kau tetap bertahan disini, masih banyak yang harus kamu ketahui." Ucap Meisya.

"Sayang Shella banyak-banyak." Kata Tasya.

"Puas raf?." Tanya vano.

"Gue gak nyangka Lo se-bajingan itu." Ucap Gibran.

Rafa hanya diam menunduk dan meratapi kesalahannya dan sangat terkejut dengan apa yang Shella ucapkan.

"Dan, terimakasih sangat berterimakasih karena sudah membuat usahaku untuk menyembuhkan luka dengan mati-matian ini sia-sia. Aku tidak akan menggangu kakak lagi, dan aku akan membiarkan kakak kembali dengan kak Amel yang memang sudah seharusnya. Aku anggap kita sudah mengakhiri semua."

Tuhan siapa saja yang mendengar perkataan Shella saat itu sungguh menyayat hati, bagaimana bisa gadis sebaik ini di sakiti berulang kali dengan luka yang sama. Perkataan itu seolah menggambarkan sakit yang teramat dalam hingga dapat di rasakan walau hanya dengan mendengarnya.

"Tidak! Saya tidak akan melepaskanmu." Ucap Rafa.

"Lo mau buka lukanya selebar apa raf?." -Vano.

"Berhenti jika tujuan Lo hanya ingin mempermainkan perasaan Shella." -Tasya.

"Jadilah laki-laki bukan bajingan." -Gibran.

"Lanjutkan hubungan Lo dengan jalang disana." -Aldi.

"Pergi raf!." usir Reyhan.

"Maksud kalian apa?." Rafa Frustasi.

"Lo gak dengar apa yang Shella katakan. Dia akan mengakhirinya disini, lo budek?." -Bilqis.

"Di kasih apa si Lo raf sampai se bangsat ini?." Meisya yang tidak bisa membendung airmatanya.

Vano dan Aldi membawa Rafa keluar dari rumah itu dengan paksa.

"Apa yang Lo lakuin?."

"Mengusir lo dari sini, atau kalau bisa gue akan mengusir lo dari alam semesta." -Vano.

"Lo merusak tatanan kehidupan seorang laki-laki." -Aldi.

Trust Issue  [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang