47. Can't go?

103 15 0
                                    

Hari-hari berlalu dengan cepat, tak terasa kini waktu Shella tinggal beberapa hari sebelum ia pergi ke Korea untuk melanjutkan kuliahnya.

Dua hari lalu Rafa berjanji untuk mengajak dirinya Staycations di sebuah villa di daerah puncak, Shella cukup antusias karena sudah lama ia tidak mendatangi tempat seperti itu.

Namun tiba-tiba Rafa membatalkan di hari H. sontak hal itu membuat Shella kesal dan kecewa ia tidak tinggal diam, Shella belakangan ini sering mengungkapkan isi hatinya ntah itu rasa senang atau sedih ia akan bicarakan dengan Rafa, seperti saat ini ia merasa kecewa makan ia akan mengatakan itu kepada Rafa.

_____________

Call Kak Rafa...

Maksudnya kakak apa?

Saya tidak bisa sayang maaf

Terus kalau gak bisa kenapa buat janji?

Shella saya tidak berniat unt-

Jahat!
Kak Rafa jahat!

Shell-

Kalau tidak bisa menepati janji tidak usah membuatnya!

Shella hei dengarkan saya sebentar

Apa?!
Yasudah kalau tidak bisa, aku bisa pergi dengan yang lain!

Hei tid-

_________

Shella memutuskan telepon sepihak, ia benar-benar kesal dengan Rafa. Waktunya untuk menghabiskan waktu dirumah hanya tinggal beberapa hari lagi sebelum ia pergi.

Shella menangis di dalam kamarnya, ia menjadi sangat sensitif ketika sedang datang bulan. Ini hari kedua tamu bulanan itu datang, dan rasanya sangat menyakitkan, dan membuat hormon dalam tubuhnya tidak stabil yang membuat ia mudah marah.

Rafa terus menghubungi Shella, namun ia abaikan. Shella terus menangis diam-diam di dalam tanpa suara hingga terisak.

Sebenarnya Shella sudah mempersiapkan segala keperluannya, bahkan ia sudah siap dan tinggal menunggu Rafa menjemputnya.

Dering telepon itu tak henti-henti dan pesan yang terus bermunculan di layar handphone tersebut, Shella yang geram dan merasa ingin marah-marah itu akhirnya mengambil benda pipih itu dan menggeser tanda hijau di layarnya.

____________

Kak Rafa is calling...

Hei

A-apa? Apa lagi?!
Kalau me-mang tidak bis-a ya-yaudah!

Sayang kamu nangis?
Maaf maaf, saya kesana sekarang oke

GAK!
GAUSAH KESINI!

Tidak-tidak saya kesana sekarang, kamu tunggu sebentar

Kakak jahat!

Maafkan saya, saya segera sampai
____________

Shella kembali memutuskan telepon sepihak.

Sementara posisi Rafa, pria itu dengan tergesa-gesa merapihkan barang-barang yang akan ia bawa secara acak. Ia juga membawa semua berkas yang di berikan Deon kepadanya.

Kirana yang tak sengaja lewat kamar Rafa dan kebetulan pintu kamarnya terbuka, membuatnya langsung melihat Rafa yang tengah terburu-buru.

"Kamu mau kemana?." Tanya Kirana ketika sudah sampai di dalam kamar Rafa.

"Mah tolong bantu Rafa."

"Ada apa nak?."

"Mah hari ini Rafa janji sama Shella untuk mengajak dia pergi, tapi tiba-tiba papah kasih Rafa kerjaan yang buat Rafa gak bisa pergi."

"Terus sekarang kamu mau kemana?."

"Shella sudah menunggu Rafa mah. Rafa harus ketemu dia."

Kirana yang mendengar itupun langsung bergerak membantu anak bungsunya tersebut. Ia merapihkan pakaian yang akan Rafa bawa, sedangkan Rafa dengan wajah paniknya dan dengan terburu-buru memasukkan kerjaannya kedalam satu tas.

"Kamu akan menginap?."

"Iyaa."

"Kenapa tidak bilang papah?."

"Sudah tapi papah bilang gak banyak. Tapi ternyata sebanyak ini."

"Astaga Deon! Yasudah cepat temui Shella sekarang jangan buat dia marah."

"Dia sudah marah mah, bahkan dia sedang menangis sekarang."

"Astaga! Benarkah?."

Kirana terkejut dan Rafa bergegas turun membawa barang-barangnya di bantu Kirana, ia masukan semua kedalam mobil. Tak lupa sebelum pergi Rafa pamit kepada Kirana.

"Rafa pergi dulu ya mah." Ucap Rafa sambil mencium pipi Kirana.

"Iya sayang hati-hati."

Rafa masuk kedalam mobil dan bergegas menggerakkan mobil itu keluar dari garasi dan melajukan di jalan besar, Kirana melihat anaknya itu dengan menggelengkan kepala.

"Deon benar-benar! Sudah tau anaknya ada janji." Gumam Kirana sambil kembali masuk kedalam.

Rafa melajukan mobilnya dengan cepat, dan menyalip beberapa pengendara lain, ia harus sampai dengan cepat, tak ingin membuat Shella lebih marah lagi dengannya.

Keberuntungan di jalan sedang menghampiri Rafa, jalan hari itu benar-benar lancar dan sangat kondusif membuatnya leluasa untuk mengemudikan mobilnya.

"Sebentar, hanya sebentar." Gumamnya tak henti-henti.

Sedangkan Shella, ia mulai tenang dan mencoba untuk tidak terlihat habis menangis, namun tiba-tiba Irwansyah mengetuk pintu kamar Shella.

"Nak, tolong bantu bapak sebentar- loh kamu kenapa?." Ucapan Irwansyah terhenti ketika melihat mata Shella yang sembab.

"Bapak." Panggil Shella kembali menangis.

"Ada apa? Ada apa? Siapa yang menjahatimu?." Irwansyah menghampiri putri sulungnya dan memeluk gadis itu.

"Rafa pak."

"Kenapa Rafa?."

"Kak Rafa janji sama Shella mau pergi hari ini, tapi malah batalin gitu aja."

"Loh kenapa? Gak biasanya."

Shella menceritakan semua yang terjadi kepada Irwansyah. Sementara Irwansyah mendengarkan cerita putri kesayangannya itu dengan perhatian penuh.

Trust Issue  [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang