Trust Issue [Lengkap]

50. I will not waver

Waktu semakin berlalu dan kini Shella tengah berjalan mengelilingi taman, gadis itu terlihat sangat senang dan merasa nyaman. Rafa memberikan ruang untuk Shella, ia membiarkan Shella berjalan mendahuluinya dan ia mengikuti dari belakang.

Disaat tengah asik menikmati jalannya, Shella melihat penjual ice-cream di taman tersebut. Lalu ia berhenti dan celingukan seperti mencari seseorang.

"Kamu mau ice-cream?." Tanya Rafa tiba-tiba dari samping Shella.

"Kakak darimana?."

"Saya sejak tadi di belakang mu."

"Oh."

"Kenapa? Kamu mau sesuatu?."

Shella diam sesaat dan hanya menatap Rafa dengan tatapan sulit di artikan. Rafa mengernyitkan dahi dan menatap balik Shella.

"Ada apa?." Tanya Rafa.

"Aku mau ice-cream."

Rafa tersenyum dan mengusap kepala Shella lembut.

"Mau ikut? Atau mau tunggu sini?."

"Ikut."

"Baiklah, ayo."

Shella kembali berjalan mendahului Rafa, Rafa yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum lebar melihat Shella. Gadis ini benar-benar menggemaskan.

Keduanya berjalan ke tempat si penjual ice-cream lalu Rafa memesan 2 ice-cream ukuran large rasa coklat dan vanilla. Setelah mendapatkan itu Shella dan Rafa pergi meninggalkan taman.

Saat di jalan menuju villa Shella hanya diam menikmati ice-cream nya, dan Rafa ia fokus menyetir.

"Bagaimana perkembangan bahasa Korea mu?." Tanya Rafa.

"Baik."

"Hanya itu?."

"Ya."

Rafa mendesah mendengar jawaban singkat Shella, ia tidak suka Shella yang seperti ini.

"Papah akan membuka cabang di Korea bulan depan. Dan saya akan sering berada disana untuk mengurus itu. Dan memperhatikan kamu juga."

"Hm."

"Just hm?."

"Kenapa?."

"Kamu dengar yang saya bicarakan kan?."

"Dengar."

"Terus kenapa respon mu hanya begitu?."

"Harusnya?."

"Kamu tidak senang saya akan sering berada disana?."

"Apa yang harus di senangi?."

"Maksudmu?."

"Kan kakak yang bilang, kalau om Deon akan membuka cabang disana dan membuat kakak lebih sering disana."