05. Love me too

215 60 4
                                    

Kirana dan Shella telah menyelesaikan memasak mereka, dan kini mereka bertiga. Kirana, Rafa juga Shella. Berada di satu meja makan.

"Umur kamu 23 kan Shell." Tanya Kirana.

"Iya mah."

"Pas kalau gitu."

"Pas gimana maksudnya mah."

"Pas kalau kamu nikah sama Rafa." Ucap Kirana dengan enteng.

Rafa terkejut dan sontak tersedak makanan yang ia makan, Shella menepuk-nepuk punggung Rafa dan menuangkannya minum.

"Kalau makan tuh pelan-pelan." Ujar Kirana.

"Mamah yang bikin Rafa tersedak." Ucap Rafa.

"Kenapa jadi mamah?."

"Ya mamah kenapa ngomong kaya gitu?."

"Loh memang kamu gamau nikah sama Shella?."

"Jelas mau lah mah, sekarang pun kalau bisa Rafa mau."

Shella menepuk punggung Rafa tidak terlalu keras, tapi lumayan.

"Tuh kan mamah liat." Ucap Rafa.

"Kenapa Shella?." Tanya Kirana.

"Hah?." Jawab Shella gugup.

"Shella belum siap mah." Bela Rafa.

"Oh gitu. Ya gapapa, mamah juga ngerti. Kamu pasti masih mau main sama teman kamu, masih mau bebas. Benar juga, nikmati masa muda kamu. raih apa yang kamu impikan, karena nanti setelah menikah kehidupan mu berubah drastis." Jelas Kirana.

"Maaf ya mah." Ucap Shella.

"Gapapa, gak perlu minta maaf. Bukan salah kamu kok."

Shella tersenyum dan begitupun Kirana.

Makan siang itu berjalan dengan khidmat, tanpa ada pembicaraan apapun lagi. Hingga Kirana dan Shella membereskan bekas makan mereka. Hanya Senda gurau yang terlempar dari keduanya.

"Kamu kalau mau istirahat ke atas aja. Mamah juga mau istirahat." Ucap Kirana.

"Iya mah."

Rafa menghampiri keduanya dan menggenggam tangan Shella.

"Sudah kan mah? Rafa mau bawa."

"Bawa lah, jangan di apa-apa kan anak gadis orang."

"Gak mah, paling di iya-iya kan."

"Kamu!." Kirana terkejut mendengar perkataan Rafa.

"Gak mah bercanda."

"Awas aja."

"Yaudah Rafa mau ke atas. Ayo sayang." Kata Rafa kepada Shella.

"Shell kalau di apa-apain teriak aja."

"Iya mah."

Keduanya berjalan menaiki tangga menuju lantai atas kamar Rafa. Sebenarnya rumah ini memiliki banyak kamar, tapi Rafa justru membawa Shella masuk ke kamarnya.

♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪

"Shell." Panggil Rafa.

Kini keduanya tengah asik menonton di kamar Rafa, dan Rafa menjadikan paha Shella sebagai bantal.

"Hm?."

"I love you."

"Gajelas."

"Loh kok gajelas."

Trust Issue  [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang