Pintu rumah Shella memang selalu terbuka ketika siang, maka itu jika ada yang datang langsung terlihat siapa.
"El pulang." Ucap El.
"Baru pulang El?." Sapa Rafa.
"Iya kak, loh banyak orang ternyata."
"Hai El." Sapa Bilqis
"Halo kak-"
"Bilqis, aku Bilqis." Antusias Bilqis
"Aku Meisya." -Meiysa
"Dan aku Tasya." -Tasya
"Hai kak mei hai kak tas." Ucap El gugup.
"El?." -Gibran
"Iya?."
"Lo pemilik akun StevenEl?." Tanya Gibran.
"Iya kok tau bang?."
"Gue Aditya Gibran Anthony alias-"
"DitHony?." Sela El
"Yap benar."
Gibran langsung berdiri dari duduknya dan bersalaman dengan El ala anak laki-laki.
"Akhirnya gue ketemu lo." Kata Gibran dengan senang.
"Wait-wait kalian sudah kenal?." Heran vano yang terus menyimak sejak tadi.
"Dia El yang waktu itu gue bilang, kalau Mabar sama dia gak pernah gagal." -Gibran
"Ooh lo El yang itu." Reyhan menyahut.
"Yang mana si anj kok gue gak ingat-ingat." -Vano
"Wajar sih lo kan udah tua." Celetuk Bilqis.
"Diam anda Bilqis." -Vano
"OOHH YANG ITU ingat-ingat gue. Sial lo si 'ez' itu kan." Heboh Vano.
"Hahaha iya bang itu gue."
"Jadi lo adik nya Shella?." Tanya Reyhan
"Iya bang."
"Sial dunia emang sesempit itu." -Vano
"Kok lo diam aja sih Shell kalo El adik lo." -Reyhan
"Lah mana aku tau kalau kalian sudah kenal El."
"Tau kadang gak masuk di logika deh kamu." -Tasya
"Tau nih, lo kira nama El cuma satu." -Meiysa
Sudah dapat di tebak apa yang mereka lakukan selanjutnya? Ya benar Mabar. Dan hal itu sangat berisik di telinga. Hingga akhirnya Vano Gibran Reyhan dan juga El pindah kedalam kamar El.
Gibran begitu takjub melihat kamar El, benar-benar kamar seorang pro gaming. Hingga tak henti Vano mengucapkan 'gue boleh nginap sini gak si.' Ntah sudah berapa kali Vano mengatakan hal itu hingga membuat Reyhan muak mendengarnya.
"Kak kalau mau tidur atau sekedar rebahan di kamar aku aja gapapa." Ucap Shella kepada ketiga perempuan yang berbaring di depannya.
"Mau sih, tapi mager banget gila."-Meiysa
"Rumah lo senyaman itu Shell." -Tasya
"Yap, pick me up." -Bilqis
"Udah sana kalian masuk kamar." Kata Rafa.
"Dih kenapa lo? Mau berduaan sama Shella?." Sungut Bilqis.
"Bukan gitu, gue kasihan aja sama lo bertiga udah kaya orang pinggiran." -Rafa
"Sialan Rafa." -Tasya
"Udah sana cepat, jangan sampai gue sama Shella yang masuk kamar." -Rafa
"Rafa anj." -Meiysa
Dengan kondisi yang terlihat sangat malas ketiganya berjalan kearah kamar Shella dan diikuti Shella.
"Oh astaga enak nya." Ucap Bilqis setelah merebahkan tubuh di kasur.
Dan disusul oleh kedua orang lagi.
"Aaah jadi mager banget deh." -Meiysa
"Me too." -Tasya
"Yasudah istirahat lah. Aku keluar ya, kalau ada apa-apa atau butuh sesuatu panggil aku aja."
Ketiganya hanya mengangguk, Shella keluar kamar dan menutup pintunya perlahan. Orang yang pertama ia lihat saat keluar kamar adalah Rafa yang tengah duduk di karpet bulu sambil memainkan handphone Shella.
"Kakak gak ke kamar El?." Ucap shella setelah berdiri di depan Rafa.
Rafa mendongak lalu menggeleng, ia menarik Shella hingga duduk lalu merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha Shella sebagai bantal. Sangat nyaman rasanya dan Rafa merasa sudah sangat lama ia tidak melakukan hal ini.
Rafa memiringkan tubuhnya dan wajahnya menghadap perut rata milik Shella, lalu memeluk pinggang Shella dengan erat. Sedangkan Shella hanya diam membiarkan Rafa melakukan apa yang ia mau. Setelah di rasa Rafa menemukan tempat nyamannya ia mengelus rambut hitam Rafa dengan lembut.
Tak berselang lama pintu kamar El terbuka dan memperlihatkan Reyhan keluar dari sana.
"Si kunyuk, pantes di telpon kaga di angkat." Ucap Reyhan.
"Ada apa kak?."
"Itu si Aldi udah di depan."
"Oh yaa?."
"Iya dia telepon si Rafa tapi gak di angkat."
Shella melihat kearah Rafa yang masih berbaring di paha nya.
"Hm pantas, tidur dia kak."
"Udah ke tebak, yang lain mana?."
"Di kamar aku."
Reyhan mengangguk dan menoleh ke depan rumah Shella, ada Aldi disana yang baru saja sampai.
"Nah tu dia."
"Langsung di suruh masuk aja kak."
"Yaudah, gue ajak masuk ya."
"Iya kak silahkan."
Shella mencoba meraih bantal di dekat nya, dan ia mencoba bergerak perlahan untuk memindahkan posisi Rafa agar kepalanya beralaskan bantal. Sangat hati-hati dan perlahan akhirnya ia bisa. Shella berjalan keluar dan menemui Aldi.
"Hai kak."
"Hai Shella, apa kabar?."
"Baik kak, kakak gimana?."
"Sejauh ini si aman Shell."
"Oh ya syukurlah. Langsung masuk aja kak, pada di kamarnya El."
"El siapa?."
"Adiknya Shella, si pemilik user StevanEl yang biasa kita Mabar sama anak-anak." Jawab Reyhan.
"Hah serius lo?."
"Iya makannya anak-anak lagi di kamarnya."
"Yaudah, gue boleh masuk kan Shell?."
"Boleh dong kak silahkan." Kata Shella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Issue [Lengkap]
Teen FictionShella gadis cantik dengan paras yang menawan. Terlahir dari keluarga sederhana, yang berkerja menjadi seorang baby sitter. Ia membuat orang-orang yang bertemu dengannya langsung terpikat karena paras cantiknya, bahkan ia sering di puji baik hati da...