34. Next it's more

95 19 0
                                    

Ke-empat pasang orang itu jalan beriringan, Rafa masih tidak melepaskan tangannya dari Shella. Dan Shella masih terdiam karena tidak percaya ia akan membeli tas dengan harga 2 tahun gaji nya selama bekerja dengan Bu Nindita dan pak Irfan.

"Kenapa bengong?."

"Gapapa."

"Yang di katakan mereka itu benar, tidak apa-apa boros untuk membahagiakan diri."

"Tapi itu uang kakak bukan uang ku."

"Uang saya itu juga uang mu. Anggap saja saya memberikan hadiah untuk mu, tidak seberapa memang tapi nanti saya akan berikan lebih."

"Terimakasih."

"Equally love."

Jantung Shella berdebar cepat, tidak pernah sebelumnya ia merasakan hal ini, ada apa?

Hatinya mengatakan tidak untuk Rafa namun pikiran sudah mulai kembali menerima sosok Rafa. Shella selalu mengikuti kata hatinya, karena itu ia masih tidak bisa untuk kembali menerima seseorang untuk kembali hadir dalam hidupnya.

Mungkinkah Rafa mampu untuk benar-benar menyembuhkan lukanya? Mungkinkah Rafa akan menepati janjinya? Bisa kah ia kembali mempercayai Rafa? Kenapa semuanya sangat rumit.

"Shell ayo." Ajak Bilqis saat sudah sampai di depan store Calvin Klein.

"Mm enggak deh kak kayanya."

"Udah ayo." Tarik Tasya.

Shella dengan terpaksa masuk bersama ke-tiga wanita tersebut. Mereka mencari kesana-kemari yang sesuai dengan selera mereka. Hingga setengah jam berlalu akhirnya mendapatkan apa yang mereka cari.

Barang yang di beli Tasya cukup banyak begitupun dengan Bilqis, sedangkan Meisya membeli tidak terlalu banyak karena ia merasa belum membutuhkannya. Bagaimana dengan Shella? Ia hanya membeli satu set underwear.

Itupun sudah melalui perdebatan yang sangat sengit, karena Shella hanya memilih itu tidak sebanding dengan mereka bertiga, namun akhirnya Shella memutuskan untuk tidak menuruti mereka, dengan alasan.

"Next time kak, saat ini aku cuma butuh ini."

Tidak mudah untuk menyetujui perkataan Shella, tetapi bagaimanapun Shella tidak ingin merepotkan mereka. Walaupun mereka tak merasa demikian.

"Yaudah sekarang itu saja, next harus lebih dari itu." Ucap Meisya.

"Iyaa kak."

"Oke, let's pay." -Bilqis

"Ayo."

Sama dengan sebelumnya Shella mengantri paling belakang di antara mereka. Betapa terkejutnya ia mendengar bahwa total untuk satu set underwear itu tidak masuk akal.

"Untuk Modern cotton lightly lined triangle bralette harganya Rp.655.688 ribu dan untuk Modern cotton bikini harganya Rp.327.982 ribu." Ucap pramuniaga itu.

"Baik mba."

"Totalnya jadi Rp.938.670 kak."

"Oke mba, saya bayar pakai debit." Tasya mengulurkan kartu debit nya.

Setelah itu mereka ber-empat pergi keluar dari store, dan kembali kepada 4 laki-laki yang menunggu di luar.

"Lama." Celetuk Gibran.

"Lama matamu, orang cuma sebentar kok." -Bilqis

"Setengah jam cuma buat beli dalaman." -Vano

"Dalaman apanya? Lo gak liat barang-barang yang di bawa mereka." Yang di maksud Meisya adalah Tasya dan Bilqis.

"Buset." -Vano

"Kamu beli apa aja, banyak sekali." Tanya Reyhan ke Tasya.

"Apa aja, soalnya ini aku butuhkan semua." Jawab Tasya dengan enteng.

"Lo qis beli apaan aja." -Vano

"Kepo." -Bilqis

Vano merangkul Bilqis yang membuat wanita itu merasa tidak nyaman karena rangkulan vano lebih kepada Guillotine Choke.

Rafa melihat Shella yang membawa paling sedikit, ia hanya membawa satu tentengan di tangannya, Rafa menghampiri Shella dan mulai bertanya.

"Kamu beli apa?." Tanya Rafa.

"Satu set underwear."

"Cuma itu aja?." Shella mengangguk.

"Dia gak mau yang lain, cuma mau itu aja." -Tasya

"Kenapa?." -Rafa

"Ya apa lagi, you know jawabannya." -Meiysa

"Yaudah ayo pulang sudah makin malam." -Gibran.

"Kalian gak beli apa-apa?." -Meiysa

"Enggak, udah banyak di rumah." -Vano

"Halah bilang aja lo gamau keluar uang." -Bilqis

"Lo mau liat gue beli nih mall?." -Vano

"Dih gaya lo." -Bilqis

"Lo gak percaya?." -Vano

"Ya jelas enggak lah." -Bilqis

"Wah meremehkan seorang Gerald Alvano Dastan dia." -Vano

"Udah-udah ribut aja kalian berdua, ayo pulang." Lerai Meisya.

"Ke apartemen gue." Ucap Rafa.

"Aku mau pulang kerumah."

Semua menoleh kearah Shella, dan yang di lihat hanya menunjukkan wajah bingungnya.

"Ke-kenapa?." Tanya nya dengan polos.

Rafa melihat jam yang melingkar di tangannya menunjukkan bahwa sudah jam 8 malam.

"Besok saja." -Rafa

"Iya Shell besok aja, sekalian kita juga kan mau main kerumah mu. Kalau sekarang sudah malam, nanti mengganggu." -Tasya

"Bener kata Tasya." -Bilqis

"Tapi-"

"Udah ah kamu mah kebanyakan mikir, ayo ke apart Rafa." -Meiysa

Trust Issue  [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang