Kini mereka ber-delapan sudah berada di dalam apartemen Rafa, mereka duduk di sofa juga ada yang duduk di karpet bulu juga.
"Kak handphone aku dimana?." Tanya Shella ke Rafa.
"Ada, kenapa?."
"Aku mau kasih tau El, kalau hari ini gak jadi pulang."
"Saya sudah beri tau."
"Kapan?."
"Tadi di jalan."
"Yaudah kesiniin handphone aku."
Shella mengulurkan tangannya untuk meminta kembali handphonenya yang di simpan Rafa.
"Bukankah sudah saatnya untuk membahas Kevin?." Tanya Rafa tiba-tiba.
"Untuk apa di bahas?."
"Untuk memperjelas siapa Kevin?."
Shella menatap Rafa dan juga menatap yang lain disana. Mereka seolah menunggu Shella untuk bercerita.
"Perlahan saja Shell." Ucap Meisya.
Shella duduk di antara Gibran dan juga Meisya ia berada di tengah. Shella menghembuskan nafas berat, ia akan membuka cerita masa lalunya.
______________
Throwback
Saat itu adalah hari Senin, hari dimana Shella akan memulai sekolah baru di jenjang SMA. Ia terlambat di hari pertamanya. Tidak hanya dirinya ada sekitar 10 calon siswa juga yang terlambat.
"Duh mampus." Gumam perempuan di sampingnya.
"Ku dengar OSIS disini sangat keras."
"Benarkah?."
"Bagaimana nasib kita? Ini baru hari pertama."
Sekitar setengah jam mereka berdiri menunggu di depan pagar, akhirnya ada seorang siswa laki-laki datang dan meminta kepada penjaga gerbang untuk di buka kan agar mereka bisa masuk.
"Kalian semua ikut saya!." Ucap siswa laki-laki tersebut.
Semua termasuk Shella mengikuti langkah demi langkah dan semakin masuk kedalam sekolah. Hingga akhirnya mereka sampai pada sebuah lapangan yang cukup besar dan dimana di sana sudah ada calon murid baru yang melihat kearah mereka.
Dengan rapih dan tersusun ke sebelas orang yang terlambat tersebut sudah berbaris rapih tanpa aba-aba, ntahlah hanya naluri.
"Berniat untuk masuk sekolah disini?."
Tanya seorang siswi yang sepertinya anggota dari OSIS terlihat dari penanda seperti sebuah kain berwarna merah melingkar di lengannya, sama seperti yang di gunakan siswa laki-laki di gerbang tadi.
"Siap berniat kak."
"Lalu? Kenapa kalian terlambat di hari pertama kalian masuk?."
"Maaf kak."
"Maaf? Untuk apa? Untuk akan mengulang hal yang sama?."
"Tidak kak."
"Lalu untuk apa!?." Suara perempuan itu meninggi. Membuat semua diam karena terkejut.
"Maaf untuk keterlambatan hari ini?." Ucap Shella.
Siswi itu menoleh kearah Shella. Tidak terlihat namun terdengar suaranya, karena Shella berada di barisan belakang.
"Siapa yang bicara?."
"Saya." Shella mengangkat tangan.
"Maju ke depan."
Shella maju ke depan dengan gugup, ia mengutuki dirinya.
"Beri tahu alasan lo telat!."
Shella menarik nafas perlahan dan menegarkan dirinya agar tidak gugup.
"Saya datang menggunakan angkutan umum, namun di jalan ternyata ban kendaraan yang saya naiki mengalami bocor dan mau tidak mau saya harus menunggu hingga itu di betulkan." Jelas Shella.
"Lo tau dengan seperti itu lo akan terlambat?."
"Tahu, saya sangat tahu."
"Lalu kenapa lo memilih untuk menunggu?."
"Tidak ada alasan, supir itu baru memulai kerjanya hari ini dan sama seperti saya yang baru memulai sekolah baru hari ini."
"Lalu?."
"Ia sangat menyadari bahwa penumpangnya akan terlambat, namun ia memiliki tujuan untuk mengantarkan penumpangnya dengan selamat."
"Jadi?."
"Tidak ada kak."
"Apapun alasan kalian terlambat tidak ada hubungannya dengan peraturan di sekolah ini! Hari pertama sudah melanggar, apa kabar dengan hari-hari berikutnya?!."
Tidak ada yang menjawab, mereka diam dan menunduk.
"Lari 20 putaran di lapangan utama! SEKARANG!."
"Baik kak."
Shella serta yang telat lainnya pergi ke lapangan utama dan memulai hukuman disana.
Lapangan itu sangat luas sampai-sampai baru lima putaran rasanya sudah hampir ingin pingsan, mereka semua menyerah karena merasa tidak sanggup, berbeda dengan anak yang laki-laki mereka menyelesaikan hingga 10 putaran.
"Cukup, hentikan!." Ucap seorang laki-laki dengan paras yang sangat tampan.
"Istirahat 10 menit." Lalu ia berlalu begitu saja.
"Gila, ini lapangan sekolah apa lapangan GBK." Ucap seorang siswi di sebelah Shella.
"Yang jelas sih lapangan sekolah." Kata Shella.
Keduanya hanya tertawa. Kini mereka tengah berteduh di bawah pohon yang cukup rindang.
"Oh ya kenalin gue Siska." Salam Siska sambil mengulurkan tangan untuk berjabatan.
"Gue Shella."
"Lo kenapa telat."
"Ya itu gue tadi udah cerita di depan Kakak tadi."
"Oh itu lo ya?."
"Hu'um. Lo sendiri kenapa telat."
"Gue semalam, abis nonton drakor Shell. Kelupaan kalau hari ini hari Senin."
"Hmm pantes."
"Gimana lagi habisnya itu cowok gue yang jadi bintang nya."
"Dasar lo."
"Hahaha, oke sekarang kita berteman kan Shell."
"Pasti lah, gue juga kebetulan belum punya kenalan di sini."
"Pas banget gue juga."
Shella menemukan teman pada akhirnya, Siska yang selalu menjadi teman satu kelompok dengan Shella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Issue [Lengkap]
Dla nastolatkówShella gadis cantik dengan paras yang menawan. Terlahir dari keluarga sederhana, yang berkerja menjadi seorang baby sitter. Ia membuat orang-orang yang bertemu dengannya langsung terpikat karena paras cantiknya, bahkan ia sering di puji baik hati da...