Di saat semua tenggelam dalam dunianya masing-masing ada sebuah mobil yang berhenti di depan rumah Shella. Lalu memperlihatkan siapa si pengemudi.
Itu adalah Rania. Akhirnya mereka bertiga sampai, Shella bergegas keluar rumah dan menyambut ketiganya.
"Aaaa akhirnya kalian sampai." Senang Shella.
"Sorry lama, tadi mampir dulu beli makan." Ucap Reva.
"Aaaa kangen berat." Siska memeluk shella dan di ikuti oleh Reva.
Sementara Rania memarkirkan mobilnya terlebih dahulu lalu menghampiri ketiga temannya lalu ikut berpelukan.
"Apa kabar?." Tanya Rania.
"Baik aku baik, kalian bagaimana?."
"Ooh tentu saja, sangat. Tidak baik. Hehehe." -Siska
"Loh kenapa?."
"Skripsi gak kelar-kelar." Sahut Reva.
"Kok bisa?."
"Panjang ceritanya." -Siska
"Ibu mana? Biasanya pada kumpul di luar." -Rania
"Mungkin di dalam rumah kak Nana."
"IBUU BU." Panggil Shella.
"Iya nak." Jawab Sindi yang baru keluar dari rumah kak Nana.
"Bu ada-"
"IBUU." Pekik ketiganya dengan semangat.
"Eeh ada kalian. Kapan sampai?."
"Baru saja." Mereka menyalami tangan sindi bergantian.
"Ooh gitu."
"Iya, ibu apa kabar?." -Reva
"Baik, ibu baik. Kalian gimana?."
"Baik juga dong." Jawab mereka serempak.
"Syukurlah, yasudah masuk lah kalian."
"Ayo masuk." Ajak Shella.
"Okee."
Mereka bertiga masuk kedalam rumah Shella, Sindi masuk ke dapur dan keluar membawa minuman.
"Oh iya Bu, tadi kita beli ini di jalan." Ucap Rania sambil mengulurkan sesuatu.
"Loh yaampun kalian repot-repot."
"Ya enggak dong Bu, kita gak merasa di repotkan kok." -Rania
"Terimakasih ya."
"Sama-sama." Jawab ketiganya.
"Yasudah silahkan di minum."
Sindi kembali masuk ke dapur.
"Itu tadi apaan?." Tanya Shella.
"Yang mana?." -Reva
"Yang tadi kalian kasih ke ibu."
"Ooh, itu suplemen buat persendian." -Siska
"Biasa, dokter Rania kita." Ucap Siska.
"Apa sih, belum resmi." -Rania
"Jadi?."
"Semoga." -Rania
"Udah proses dan sudah di tahap akhir. Tinggal praktek di lingkungannya saja." -Reva
"Serius?." Rania mengangguk.
"Aaa syukurlah, senang sekali dengernya."
"Tapi gue masih gak percaya sama diri gue." Ucap Rania.
"Loh kenapa?."
"Si Alex sialan itu." Sahut Reva
"Kenapa si Alex?."
"Biasa dia mencampakkan Rania karena alasan Rania yang selalu gaada waktu untuk di ajak ketemu." -Reva
"Dan parahnya dia bilang kalau Rania gak akan bisa melakukan hal itu kedepannya." -Siska
"Waahh sial. Terus?."
"Ya you know kelanjutannya." -Siska
"Rania kita ini tidak akan tinggal diam, di babat habis lah tuh si Alex, sampe dia gak berani lagi usik Rania." -Reva
"Sudahlah gausah di bahas masa lalu itu." Lerai Rania.
Siska menoleh kearah depan tv ada seseorang yang tengah tertidur.
"Shell itu siapa?." Tunjuk Siska kepada seorang tersebut.
"Kak Rafa."
"What?." Kaget ketiganya.
"Rafa yang lo maksud?." Pastikan Reva.
"Iya itu dia."
"Ada siapa aja disini?." -Rania
"Ramai hehe."
"Kok lo gak bilang kalau ada tamu dirumah lo." -Siska
"Loh emang kenapa?."
"Ya gak enak aja nanti jadinya." -Reva
"Mereka udah kenal kalian kok."
"Hah maksudnya?." -Rania
"Gue sudah ceritakan masa itu ke mereka, dan mereka merespon sangat baik untuk kalian. Dan bahkan sempat ingin bertemu."
"Really?." -Siska
"But u okay?." -Rania
"I'm okay, berkat kalian."
"Syukurlah." -Reva
"Tapi kok lo bisa sampai menceritakan itu semua? Ada apa?." -Rania
"Gue ketemu kak Kevin lagi."
"Apa!." -Reva
"Kapan? dimana?." -Siska
"Kemarin, di parkiran mall."
"Apa katanya?." -Rania
"Dia bilang 'lama gak jumpa, apa kabar?.' ."
"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?."
"Dia minta nomer handphone gue, karena malas berlama-lama dengan dia tanpa pikir panjang gue kasih."
"Dia menghubungi lo?."
"Ya dia menghubungi gue."
"Respons lo?."
"Seharusnya lo menanyakan responsnya." Yang di maksud Shella adalah Rafa.
"Emang kenapa dia?."
"Karena yang terima pesannya dia."
Mereka berbincang cukup lama, hingga Rafa terbangun dan yang berada di kamar El keluar dan ikut bergabung begitu pula dengan yang di kamar Shella mereka ikut berbincang bersama.
Banyak yang mereka bicarakan dan banyak pula cerita yang bertukar di sana, hingga tak terasa kini sudah menjelang sore dan mereka sadar belum makan siang.
"Mau makan di rumah makan ibu?." Tanya Shella.
"Boleh tuh udah lama juga gak makan masakan ibu." Jawab Rania.
"Kalian gimana?." -Rafa
"Aku sih yes." -Meiysa.
"Eh tapi memang ibu buka? Tadi kan disini terus." -Tasya
"Ibu buka agak siang, sekarang sudah buka." -El
"Oh oke deh ayo. Jauh gak?." -Bilqis
"Dekat, hanya 200 meter." -Shella.
Ke-13 orang itu keluar rumah Shella dan berjalan menuju rumah makan keluarga Shella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Issue [Lengkap]
Fiksi RemajaShella gadis cantik dengan paras yang menawan. Terlahir dari keluarga sederhana, yang berkerja menjadi seorang baby sitter. Ia membuat orang-orang yang bertemu dengannya langsung terpikat karena paras cantiknya, bahkan ia sering di puji baik hati da...