••••
Duduk saling diam suasana hening tercipta, tidak ada satupun orang yang berbicara. Gulf duduk bersebelahan dengan Mew, sedangkan ayah dan ibunya duduk di hadapan mereka. Rasa malu masih menyelimuti Mew dan Gulf setelah ketahuan oleh sang ayah saat sedang di dalam mobil.
"Ayah __"
"Tunggu dulu!" Ucapan Mew terhenti saat ayahnya menyuruh berhenti.
"Gulf, sebelum kalian lanjut bicara denganku, bisakah kau tutupi dulu tanda sialan itu? aku risih melihatnya." Gulf sontak menutupi lehernya dengan tangan, saat ayahnya bicara dengan mengarah ke arah leher.
Benar-benar merasa kesal pada ayahnya, pasalnya perkataan yang ayahnya ucapakan hanya membuat Gulf bertambah malu dari sebelumnya. Ibunya hanya menahan senyum saat melihat tingkah Mew dan Gulf yang seperti sedang merasa bersalah karena telah melakukan sesuatu.
"Ayah, biar aku katakan sekarang saja. Aku akan mengambil Gulf dari ayah untuk kedua kalinya, izinkan aku menikahinya untuk kedua kali dan untuk terkahir kali." Mew sudah berbalik mentap ke arah mata ayah Gulf, wajahnya menunjukkan keseriusan tentang apa yang dia ucapakan.
"Mew? kau yakin penuh dengan ucapan mu ini bukan?" Ibunya bertanya untuk memastikan keteguhan hati Mew.
"Aku yakin ibu, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah hal seperti dulu agar tidak terulang lagi."
"Ibu tidak bisa melarang karena semua keputusan ada pada Gulf, dan yang akan menjalaninya adalah kalian berdua, jadi ibu hanya berharap jika kalian kembali bersama semoga kalian bisa menjaga hati satu sama lain. Jangan pernah berpikiran buruk tentang pasangan kita nantinya."
Adanya suasana serius yang membicarakan tentang topik yang membahagiakan, Gulf tidak tau jika Mew akan mengutarakan keinginannya secepat ini, sedangkan Mew merasa lega saat Gulf tidak memberi komentar buruk atau penolakan atas niat baiknya yang ingin mengajak kembali dalam suatu ikatan yang serius.
"Aku tidak akan melarang, karena memang awal kalian bertemu adalah karna aku. Tapi pikirkan dengan baik, setiap kau ingin menikah, tanyailah dirimu! inikah seseorang yang ingin kau ajak ngobrol sepanjang hidup? atau orang yang hanya kau cintai atas dasar kelebihan yang dia punya." Ayahnya berusaha memberi beberapa nasihat pada kedua anak lelakinya.
"Dan ingat ini satu hal! Jangan ungkit masa lalu yang menyebabkan kalian berpisah saat dulu, karena itu bisa saja mejadi topik biasa yang mungkin akan memicu masalah untuk kesekian kalinya bagi kalian."
"Aku tidak pernah menganggap jika hal yang terjadi di masa lalu adalah salah Gulf, aku paham betul jika semua diluar kendalinya."