••••
Mew tidak bisa berkutik, sedari tadi ia hanya duduk di kursi ruang tengah sembari merundukan kepalanya dan tak berani untuk berbicara sedikitpun dan lebih memilih mendengarkan omongan orang yang ada di hadapannya.
Kedua tangannya di selipkan di antara kedua kakinya yang merapat, Mew benar-benar dimarahi habis-habisan dalam sidang kali ini, yang ia lakukan hanya mengangguk dan menggeleng.
"Kenapa diam saja? kau tau di mana salahmu?" Gulf berdiri di hadapan Mew dengan kedua tangan yang di lipat diatas dada.
"Kau lupa atau tidak tau?" Mew masih tak menjawab karena memang takut untuk mengeluarkan suara.
"Ohh ...kau sengaja melakukannya ya?" Sontak Mew menggeleng cepat untuk tidak membenarkan ucapan Gulf.
"Lalu kenapa kau melakukannya? kau ingatkan apa yang aku bilang padamu?" Mew mengangguk pelan sembari menunduk.
"Katakan apa yang aku katakan!"
"Tidak boleh mencuci baju putih dengan baju berwarna lain." Suaranya sedikit bergetar saat menjawab pertanyaan Gulf.
Masih pagi Gulf sudah dibuat marah oleh Mew, pasalnya Mew membuat baju kesayangan Gulf menjadi rusak karena terkena lunturan dari baju lain. Mew lupa untuk memisahkan pakaian putih dan pakaian berwarna saat mencuci.
"Sekarang bajunya sudah tidak bisa dipakai."
"Aku bisa membelikannya nya lagi untukmu."
"Kau pikir mudah mendapatkan baju ini? aku bahkan mengeluarkan harga dua kali lipat demi bisa mendapatkan baju ini."
Mew semakin merasa bersalah saat tau jika baju yang terkena lunturan adalah baju yang susah untuk di dapat.
"Lupakan tentang baju, kemarin kau juga melakukan kesalahan."
"Maaf," lirihnya saat teringat jika hari kemarin dirinya juga dapat cecaran amarah dari Gulf.
"Maaf? kau tau kesalahan mu?" lagi-lagi Mew hanya mengangguk pelan.
"Apa?" ketus Gulf yang benar-benar membuat Mew semakin terpojok.
"Aku tidak boleh bawa siapapun di dalam mobil selain kau, gunakan pintu sebelah kiri saat masuk ke dalam rumah, lepas sepatu setelah dari luar, tidak boleh memakan makanan punyamu jika tidak di izinkan, tidak boleh makan sebelum kau makan, tidak boleh memarahi mu sekalipun kau salah, jangan pergi ke luar rumah sebelum mengecup kening mu."
"Itu kau paham tapi ke __" Ucapan Gulf terhenti saat suara bel berbunyi.
Gulf pergi membuka pintu, setelah beberapa saat ia kembali lagi ke ruang tengah dengan membawa dua buah kotak berukuran sedang.