••••
"Mew, ayah bilang dia menawarkan posisi kedudukan untukmu, tapi kau menolaknya, kenapa?"
"Kenapa apanya?"
"Kenapa kau harus menolaknya, bukankah ini hal bagus untukmu?"
"Gulf,"
"Hmm?"
"Kau keberatan aku menolak tawaran ayah?"
"Tidak."
"Maaf, bukanya aku tidak mau tapi kau tau sendiri posisi yang ayah tawarkan padaku adalah hal yang sama sekali tidak aku pahami."
"Aku tau, tapi kenapa tidak kau coba dulu."
"Aku tidak ada waktu untuk coba-coba hal yang tidak aku pahami, terlebih sekarang aku sedang menggarap tiga film dalam waktu bersamaan."
"Aku tidak keberatan dengan keputusan mu, tapi ingat! sekarang ada dua orang yang menjadi tanggung jawab mu."
"Aku mengerti, aku tidak akan membiarkan kalian berada dalam kekurangan sedikitpun."
Perkataan Mew sepenuhnya dipercaya oleh Gulf, meski sempat kecewa dengan keputusan Mew yang menolak tawaran dari ayahnya untuk bergabung dengan perusahaan milik kakeknya, tapi tidak ada pilihan lain untuk Gulf selain menghormati keputusan yang Mew ambil.
Mew bukannya tidak menerima niat baik dari ayah mertuanya, hanya saja Mew sudah nyaman dengan apa yang sekarang ia kerjakan. Meski begitu, Mew tetap merasa tidak enak hati karena mengecewakan harapan dari keluarga Gulf.
"Jika sudah selesai sebaiknya kita kembali sekarang, aku harus menemui Amanda untuk membicarakan tentang film yang akan kita garap."
"Aku sudah selesai, tapi ...." Gulf menjeda perkataannya sembari melihat etalase yang penuh dengan cake.
"Kau bisa take a way cake itu untukku?" pinta Gulf yang menunjuk pada cake berwarna coklat di dalam etalase.
Mew berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah Gulf yang duduk tepat di hadapannya, "Kau mau cake itu?" tanya Mew yang membungkukkan tubuhnya untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Gulf.
Gulf mengangguk dengan wajah puppy nya, "Empat saja, tidak banyak-banyak, aku mohon belikan yah Mew ....!???"
"Kau tau password nya kan?" Mew menaik turunkan alisnya dengan senyum di bibirnya.